Analisis Kerentanan Banjir Flood Vulnerability Analysis

Sumber: Messner dan Meyer 2004 Gambar 2.1. Indikator yang digunakan dalam analisis kerentanan banjir Perkiraan kerusakan Karakteristik exposure e.g kedalaman banjir Perkiraan kerusakan Karakteristik susceptibility e.g kesiapan exposure -jarak dengan sungailaut -ketinggian area -frekuensi banjir Indikator Exposure Karakteristik banjir -durasi -kecepatan -area genangan dan kedalaman -lain-lain Karakteristik pemaparan Bahaya banjir Elemen yang berisiko -orang, perusahaan -bangunan -produksi -ekologi populasi -lain-lain Indikator susceptibility Unit sosial dan ekonomi serta sistem  Kerentanan dalam arti sempit  kerentanan termasuk kemampuan sosial: -kesiapan -mengatasi -pemulihan Unit ekologi, sistem -indikator ketahanan Unit yang terkena dampak serta nilainya kerusakan potensial Tingkat menyadari kerusakan Efek jangka panjang Analisis kerentanan banjir 14 III. KERANGKA PEMIKIRAN Banjir yang terjadi di Jakarta sudah menjadi hal biasa dan rutin bagi masyarakat. Banjir besar bahkan sudah dianggap sebagai siklus bencana lima tahunan. Banjir besar tersebut terjadi disebabkan karena luapan air sungai yang mengalir di daratan Jakarta. Hal ini terjadi karena keadaan geografis Jakarta yang mendukung terjadinya banjir, serta aktivitas manusia yang merusak lingkungan. Keadaan tersebut tentu mengakibatkan kerugian baik secara langsung pada banyak sektor. Kerugian yang terjadi berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal ini tidak lepas dari campur tangan pemerintah dalam menanggulangi permasalahan banjir, namun banjir tetap terjadi dan menimbulkan kerugian pada banyak sektor. Banjir yang terjadi berulang-ulang menunjukkan bahwa pemerintah mengalami kesulitan dalam mengatasi permasalahan ini. Sektor komersil atau usaha merupakan salah satu sektor yang mengalami kerugian besar akibar banjir. Banjir besar yang terakhir terjadi pada Januari 2013 lalu telah menimbulkan kerugian sebesar Rp 20 triliun terhadap sejumlah besar pusat ekonomi di Jakarta Kompas 2013. Sektor komersil merupakan salah satu bagian penting yang berpengaruh dalam perekonomian daerah. Kerugian pada sektor komersil tentu berdampak pada perekonomian kota. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa banjir berpengaruh terhadap perekonomian daerah. Jakarta memiliki kemungkinan besar mengalami bencana banjir lagi di masa mendatang. Dapat diprediksikan banjir yang terjadi di masa mendatang juga masih mengakibatkan kerusakan dan kerugian pada banyak unit usaha. Bencana banjir merupakan suatu hal yang tidak bisa dihilangkan, tetapi dampaknya dapat dihindari atau dikurangi Suriya et al 2011. Kerusakan merupakan suatu hal yang harus dikurangi atau bahkan dihilangkan. Kerugiann yang terjadi pada bencana sebelumnya dapat dijadikan pelajaran untuk mengurangi dampak kerugian selanjutnya. Keadaan tersebut yang membuat perlunya mengantisipasi peningkatan kerugian banjir di masa mendatang. Pemerintah saat ini sedang melakukan program normalisasi S. Pesanggrahan. Program ini dilaksanakan dengan harapan dapat mengurangi kerugian banjir pada enam titik rawan banjir di sekitar daerah aliran sungai. Manfaat dari kegiatan normalisasi sungai ini dapat diukur dengan melakukan penilaian kerugian akibat banjir terlebih dahulu. Melalui hasil estimasi kerugian banjir tersebut nantinya didapat prediksi penurunan kerugian apabila normalisasi S. Pesanggrahan berjalan dengan baik. Besar kecilnya kerusakan akibat banjir yang dialami unit usaha tergantung dari seberapa besar antisipasi yang dilakukan pemilik unit usaha. Besarnya tindakan antisipasi yang dilakukan pelaku usaha tergantung dari persepsi yang dimiliki terhadap risiko banjir Messner dan Meyer 2004. Pelaku usaha yang memiliki persepsi yang tinggi terhadap risiko banjir, tentu melakukan banyak persiapan untuk mengantisipasi bahaya banjir dan sebaliknya. Penilaian kerugian akibat banjir memiliki hubungan yang fungsional terhadap elemen yang berisiko, exposure indicators dan susceptibility indicators. Melalui ketiga hubungan tersebut daat dilihat kedaan kerentanan terhadaap kerugian banjir unit usaha. Hasil mengenai keadaan kerentanan ini nantinya akan membantu pengurangan kerugian banjir. Hubungan dan hasil analisis dari persepsi risiko banjir, penilaian kerusakan akibat banjir dan analisis kerentanan banjir menghasilkan manfaat antisipasi kerugian banjir di masa mendatang dan gambaran kerentanan wilayah terhadap bencana banjir. Hasil tersebut dapat dijadikan sebagai dasar kebijakan untuk mengurangi risiko permasalahan banjir pada unit usaha. Pemerintah dapat mengambil tindakan yang lebih sigap terhadap wilayah yang memiliki kerentanan tinggi dan memiliki banyak pertimbangan dalam mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Gambar 3.1 akan menjelaskan mengenai diagram alur berpikir penelitian.