Dayatarik dalam wisata diklasifikasikan menjadi touring circuit dan longer-

Perkembangan teknologi yang pesat dapat dimanfaatkan sebagai sarana interpretasi yang lebih menarik. Terdapat beberapa kelebihan dari penggunaan teknologi dalam kegiatan interpretasi. Penggunaan teknologi akan membuat seorang pengunjung lebih fokus terhadap isi pesan yang disampaikan sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih baik Tilden, 1967.

2.6. Perencanaan Lanskap

Menurut Gold 1980, perencanaan merupakan suatu alat yang sistematis dan dapat digunakan untuk menentukan awal suatu keadaan dan merupakan cara terbaik untuk mencapai keadaan yang diharapkan tersebut. Selain itu, perencanaan merupakan proses untuk pengambilan keputusan berjangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap atau bentang alam yang fungsional, estetika dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan termasuk kesehatannya. Secara praktikal, kegiatan merencanakan suatu lanskap merupakan suatu proses pemikiran dari suatu ide, gagasan atau konsep kehidupan manusiamasyarakat ke arah suatu bentuk lanskap atau bentuk alam yang nyata dan berkelanjutan. Simonds dan Starke 2006menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu kemampuan untuk memahami dan menganjurkan adanya suatu perubahan dari yang mungkin atau tidak mungkin pada saat menjadi kenyataan pada masa yang akan datang. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan perencanaan untuk menentukan tempat yang sesuai dengan daya dukung lahan dan keadaan umum masyarakat sekitar. Perencanaan lanskap merupakan salah satu bentuk produk utama dalam kegiatan arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap merupakan suatu bentuk kegiatan penataan berbasis lahan melalui kegiatan pemecahan masalah yang dijumpai dan merupakan proses untuk pengambilan keputusan yang berjangka panjang. Suatu lanskap merupakan suatu prosespemikiran dari suatu ide, gagasan atau konsep kedalam bentuk bentang lama yang nyata Nurisjah dan Pramukanto 2009. Perencanaan kawasan wisata menurut Gunn 1993 merupakan proses pengintegrasian komponen komponen wisata yang meliputi daya tarik, pelayanan, transportasi, informasi, dan promosi. Proses ini ditujukan untuk memberikan kepuasan bagi pengunjung, meningkatkan aspek ekonomi, melindungi sumberdaya lahan dan mengintegrasikan aspek sosial dan ekonomi dari kawasan. Menurut Gold 1980 proses perencanaan yang baik merupakan proses yang dinamis, saling terkait dan saling menunjang. Proses ini merupakan alat yang sistematis yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan yang diinginkan serta cara dan model terbaik yang diinginkan pada tapak. Proses perencanaan ini dibagi menjadi enam tahap, yaitu : persiapan, pengumpulan data, analisis, sintesis, perencanaan dan perancangan III. METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian perencanaan obyek wisata sejarah GJ45B ini dilakukan di daerah Tambun, tepatnya di Jalan Sultan Hasanudin No. 5, Kelurahan Mekar Sari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat Gambar 2. Area perencanaan ini memiliki luas sekitar 1,78 Ha. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini dimulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan akhir berupa skripsi berlangsung selama lima bulan, yaitu dimulai dari bulan Februari hingga Juli 2013. Ta np a ska la Pro vinsi Ja w a Ba ra t Ka b up a te n Be ka si Bo g o r Ka b . Be ka si Ja ka rta Ko ta Be ka si Ka ra wa ng Ka ra wa ng Ko ta Be ka si Ka ra wa ng Te luk Ja ka rta Gambar 2Lokasi Penelitian Sumber: Google.com, maps.google.co.id