Keaslian Perencanaan Lanskap Obyek Wisata Sejarah Gedung Juang 45 Bekasi Jawa Barat

Data tersebut menunjukan bahwa pengunjung potensial GJ45B tidak hanya masyarakat Kabupaten Bekasi tetapi hingga masyarakat Kota Bekasi. Keberadaan pengunjung umum dan juga pengunjung anak-anak pada tapak merupakan sebuah potensi wisatawan yang dapat dikembangkan. 5 Peraturan dankebijakan Peraturan dan kebijakan yang membahas mengenai peran serta pemerintah dalam pengembangan GJ45B sebagai aset sejarah masih sangat kurang. GJ45B yang diperkirakan telah berumur lebih dari 100 tahun masih belum terdaftar sebagai benda cagar budaya di Dinas Pariwisata, Budaya dan Olahraga Kabupaten BekasiBadisbudparpora, 2013. Pada tahun 2010 Dinas Pariwisata, Budaya dan Olahraga Kabupaten Bekasi mulai menyusun draft Rancangan Peraturan DaerahRAPERDA seni dan budaya, yang berisi tentang daftar kesenian, benda, dan situs yang berpotensi sebagai obyek wisata. Dalam draft tersebut juga terdapat Pengajuan GJ45B sebagai Benda Cagar Budaya di Kabupaten Bekasi.Dengan adanya pengajuan GJ45B sebagai benda cagar budaya merupakan sebuah keuntungan untuk kegiatan pelestarian GJ45B sebab hal tersebut dapat memperkuat aspek legal dalam kegiatan pelestarian GJ45B.

5.2. Hasil Analisis

Analisis pada tapak dilakukan dengan cara deskriptif dan spasial pada masing-masing aspek untuk melihat potensi tapak sebagai lanskap wisata sejarah. Peta analisis kemiringan lahan, peta nilai kesejarahan, dan peta atraksi daya tarik obyek dioverlay dengan mengacu pada bobot masing-masing kriteria. Bobot setiap kriteria secara berurutan adalah 30, 40, dan 30. Berdasarkan peta komposit hasil overlay dari setiap aspek yang telah dianalisis, didapatkan area dengan tiga tingkat kesesuaian untuk pengembangan wisata Gambar 24, yaitu: 1 Area dengan tingkat kesesuaian tinggi untuk wisata sejarah Area dengan tingkat kesesuaian tinggi merupakan area pada tapak yang memiliki kondisi fisik-lingkungan yang sangat mendukung untuk kegiatan wisata. Selain itu area ini juga memiliki nilai kesejarahan yang tinggi di dalam tapak dan memiliki elemen dengan daya tarik yang tinggisehingga area ini sangat sesuai sebagai kawasan wisata sejarah. Area ini memiliki luas 2.300,98m 2 . Pada area ini juga dapat dibangun fasilitas-fasilitas interpretasi dengan tetap memperhatikan kerentanan tiap elemen pembentuknya.Kegiatan yang berlangsung pada area ini dibatasi untuk tetap mempertahankan dan menjaga keaslian pada tapak. 2 Area dengan tingkat kesesuaian sedang untuk wisata sejarah Area dengan tingkat kesesuaian sedang 7.672,52m 2 merupakan area dengan kondisi fisik lingkungan yang mendukung untuk kegiatan wisata. Namun kurang memiliki nilai kesejarahan dan daya tarik yang cukup tinggi. Pada area ini dapat dikembangkan fasilitas penunjang wisata dan interpretasi. Kegiatan yang berlangsung pada area ini dapat beragam jumlahnya namun tetap dibatasi untuk pelestarian sumberdaya tapak. 3 Area dengan tingkat kesesuaian rendah untuk wisata sejarah Area dengan tingkat kesesuaian rendah 7.826,43m 2 merupakan area yang memerlukan banyak penyesuaian untuk dapat digunakan sebagai area wisata. Selain itu area ini memiliki nilai kesejarahan dan daya tarik wisata yang rendah. Area dengan tingkat kesesuaian rendah lebih diutamakan sebagai area penyangga dan pelayanan dalam kegiatan wisata sejarah.

5.3. Konsep

5.3.1. Konsep Dasar Perencanaan

Konsep dasar perencanaan lanskap yang akan dikembangkan pada tapak adalah wisata sejarah yang edukatif dan rekreatifyang mampu mendukung pelestarian sumberdaya sejarah pada tapak dengan menjadikan GJ45B sebagai pusat informasi sejarah dan kebudayaan serta rekreasi yang ada di Kabupaten Bekasi. Aspek edukatif dimaksudkan agar GJ45B dapat memberikan pembelajaran pada pengunjung mengenai sejarah perjuangan di Indonesia khususnya di Bekasi pada masa kolonial Belanda, Jepang dan Masa Revolusi. GJ45Bakan ditata dengan merepsentasikan keadaan pada masa kolonial dengan aksen pecinan. Pengunjung dapat mempelajari sejarah GJ45B melalui interpretasi pada tapak serta mendapat pengalaman menarik tentang kehidupan masyarakat Bekasi pada masa kolonial hingga kemerdekaan. Aspek rekreatif bertujuan untuk membuat pengunjung dapat menyegarkan tubuh dan pikiran kembali setelah mengunjungiGJ45B melalui keindahan lanskap dan arsitektur pada tapak serta kegiatan interpretasi yang menarik melalui atraksi dan pertunjukan yang diadakan didalamnya. Pengembangan GJ45B sebagai obyek wisata sejarah harus mampu mengakomodir jumlah pengunjung dan kegiatan yang berlangsung di dalamnya dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian dari tapak dan benda-benda koleksi didalamnya. Dalam tahap perencanaan akan dikembangkan tiga fungsi yaitu Gambar 25: 1. Fungsi kesejarahan, fungsi kesejarahan terkait dengan nilai kesejarahan yang dimiliki tapak, fungsi kesejarahan ini diintegrasikan dalam kegiatan wisata yang edukatif dan rekreatif dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian sumberdaya tapak. 2. Fungsi wisata, fungsi ini berkaitan dengan kebutuhan wisata pengunjung dalam bentuk obyek dan atraksi serta fasilitas penunjangnya dalam tapak. 3. Fungsi penyangga, dikembangkan untuk tujuan pelestarian agar dapat menjaga kondisi artefak dan benda cagar budaya dalam tapak. Gambar 26Diagram fungsi ruang

5.3.2. Pengembangan Konsep

Pengembangan konsep bertujuan untuk menjabarkan konsep dasar yang telah direncanakan sebelumnya. Pengembangan konsep yang dilakukan dibuat menjadi enam bagian yaitu konsep interpretasi, konsep ruang, konsep sirkulasi, konsep vegetasi, konsep aktifitas, dan konsep fasilitas. 1 Konsep Interpretasi Interpretasi yang dikembangkan pada GJ45B mengambil tema interpretasi sejarah Bekasi pada masa kolonial Belanda sampai dengan masa setelah revolusi. Pengunjung akan mendapatkan pengalaman berbeda pada tiap ruang yang dikembangkan dalam tapak. Pengunjung awalnya akan diarahkan untuk melakukan interpretasi sejarah Bekasi kemudian lebh spesifik menuju interpretasi sejarah GJ45B. Interpretasi dalam tapak dikembangkan menggunakan 4 bentuk media yaitu melalui audio, visual, kinesthetic, dan simbol-simbol sebagaimana yang dikemukakan oleh Christensen 1990. Media audio dan visual pada tapak disajikan dalam bentuk ruang audio visual dan arena pertunjukan. Media berupa visual dalam tapak dapat berbentuk patung, gambar grafis, papan interpretasi, koleksi dan bentuk penataan lanskap dan arsitektur tapak. Kinesthetic pada tapak dikembangkan melalui jalur interpretasi dengan sekuens tertentu. Simbol-simbol dalam tapak dikembangkan melalui ruang perpustakan dan fasilitas interpretasi berupa trivia agar pengunjung lebih aktif mencari informasi darisarana yang teleh disediakan tersebut. 2 Konsep Ruang Pembagian ruang dilakukan berdasarkan tujuan pengembangan tapak untuk wisata sejarah. Untuk itu dibentuklah ruang penerimaan, ruang wisata, dan ruang penyangga.Ruang penerimaan merupakan ruang yang pertama kali didatangi oleh pengunjung. Ruang ini berfungsi sebagai identitas atau ciri khusus sehingga menarik minat pengunjung. Ruang wisata adalah ruang tempat aktifitas wisata berlangsung. Ruang wisata terbagi menjadi ruang wisata utama dan ruang pendukung wisata. Pada ruang wisata utama dikembangkan sub ruang yang akan menghadirkan nuansa kolonial pada masa penggunaan GJ45B sebagai tempat menyerahkan pajak pertanian pada masa itu. Sub-sub ruang yang dikembangkan adalah sub ruang interpretasi sejarah Bekasi, sub ruang interpretasi sejarah GJ45B,sub ruang koleksi, sub ruang theme garden, sub ruang pertunjukan, sub ruang audiovisual dan sub ruang kepustakaan. Sub ruang interpretasi sejarah Bekasi merupakan seluruh bagian tapak yang akan merepresentasikan kondisi Bekasi pada berbagai masa seperti masa kolonial Belanda, Jepang, dan revolusi. Selanjutnya pada sub ruang Interpretasi sejarah GJ45B pengunjung akan merasakan kondisi GJ45B pada masa penggunaannya sebagai tempat penyerahan pajak pertanian. Sub ruang koleksi akan memuat koleksi benda-benda bersejarah dari berbagai tempat khususnya Bekasi. Ruang ini terbagi menjadi koleksi outdoor dan indoor.Sub ruang theme garden memiliki 3 tema utama yaitu Chinese contemporary garden, Western garden, dan Chinese classical garden. Sub ruang pertunjukan yang akan digunakan untuk pertunjukan seni dan budaya yang ada di Kabupaten Bekasi yang diadakan secara rutin. Sub ruang ini juga dapat digunakan untuk event tertentu seperti acara besar Kabupaten