Lokasi dan Waktu Penelitian

Bapak H. Uno Taruno dari bagian inspeksi Kabupaten Bekasi, selanjutnya dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga yaitu Ibu Retno Pratiwi, kemudian dari Kantor Administrasi Veteran Kanminvet yaitu Bapak Edi B. Somad yang merupakan saksi sejarah perjalanan GJ45B. Data sekunder diperoleh melalui badan-badan atau instansi terkait dan studi pustaka yang dapat berasal dari buku acuan, data informasi, peta dan dokumen dari berbagai instansi pemerintah. Data primer dan sekunder tersebut nantinya akan diolah untuk dijadikan bahan analisis potensi dan kendala dalam lanskap pada tahap selanjutnya yaitu tahap analisis.

3.4.3. Analisis

Analisis data dilakukan guna memenuhi tujuan identifikasi karakter tapak dan potensi kendala pengembangan wisata di GJ45B. Metode analisis yang diterapkan berupa analisis spasial dan deskriptif. Analisis dilakukan terhadap aspek fisik dan biofisik, kesejarahan, dan aspek wisata Tabel 2. Tabel 2Kriteria Analisis Data No. Aspek Bobot Variabel Kriteria Skor I. Fisik dan Biofisik 1 Tata Guna Lahan Kondisi tapak dengan penggunaan menurut RTRW Deskriptif 2 Iklim Kenyamanan untuk aktifitas Deskriptif 3 Tanah Sifat fisik dan kimia Deskriptif 4 Visual Kualiatas visual tapak Deskriptif 5 Topografi 30 Kesesuaian pengembangan wisata Sesuai 0-15 3 cukup sesuai 15-25 2 tidak sesuai 25 1 6 Hidrologi Ketersediaan Deskriptif 7 Vegetasi Jenis, jumlah dan distribusi Deskriptif II. Kesejarahan 40 1 Keaslian 20 Kondisi situs Keaslian lebih dari 80 3 Keaslian 30-80 2 Keaslian 30 1 2 Keunikan Nilai situs Deskriptif 3 Nilai sejarah Kondisi situs Deskriptif 4 Keutuhan 20 Kondisi situs keutuhan 80 3 keutuhan 30-80 2 Kutuhan 30 1 5 Estetika Kondisi situs Deskriptif 6 Kejamakan Kondisi situs Deskriptif 7 Keistimewaan Nilai situs Deskriptif III. Wisata 1 Atraksidaya tarik wisata 30 Jenis Daya tarik elemen tinggi 3 Daya tarik elemen sedang 2 Daya tarik elemen rendah 1 2 Sarana Prasarana Jenis dan kondisi Deskriptif 3 Pengunjung Persepsi dan Preferensi Deskriptif 4 Aksesibilitas Ketersediaan dan kondisi fisik Deskriptif 5 Kebutuhan Pengelola - Deskriptif 6 Peraturan dan kebijakan Peraturan terkait pelestarian dan pengembangan Deskriptif Sumber: Gunn 1993, Harris dan Dines 1988, Nurisjah dan Pramukanto 2001, Hardjowigeno, dkk. 1994 Modifikasi 1 Aspek Fisik dan Biofisik Aspek biofisik dianalisis untuk mengetahui karakteristik lanskap yang direncanakan serta potensi dan kendala tapak untuk dikembangkan sebagai area wisata sejarah. Analisis secara deskriptif akan dilakukan pada komponen tata guna lahan, iklim, tanah, visual, hidrologi, dan vegetasi. Analisis spasial menggunkanan skoring dilakukan pada komponen topografi. Analisis tata guna lahan dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui pengaruh penggunaan lahan saat ini terhadap keberadaan elemen dalam tapak. Analisis ini mengacu pada dokumen RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011-2031 yang kemudian dibandingkan dengan penggunaan lahan disekitar tapak pada saat ini. Suhu dan kelembaban merupakan faktor utama yang mempengaruhi kenyamanan dan aktifitas manusia. Analisis deskriptif pada komponen iklim dilakukan untuk melihat tingkat kenyamanan pada tapak. Analisis ini menggunakan data sekunder dari pihak terkait berupa suhu, kelembaban penyinaran dan curah hujan. Analisis topografi bertujuan untuk mengetahui kemiringan tapak yang sesuai untuk pengembangan wisata. Analisis ini dilakukakan dengan teknik skoring menggunakan klasifikasi kemiringan menurut pedoman penyusunan pola rehabilitasi lahan dan konservasi tanah 1986 dalam Hardjowigeno 1994 dan standar pengembangan tapak oleh Harris dan Dines 1988.Area dengan kemiringan 0-8 memiliki tingkat kesesuaian pengembangan tapak yang tinggi memiliki skor 3, area dengan kemiringan 8-15 cukup sesuai dengan pengembangan tapak namun jenis kegiatan yang dapat dikembangkan terbatas diberi skor 2, kemudian area dengan kemiringan diatas 15 kurang sesuai untuk pengembangan tapak diberi skor 1. Hasil analisis ini kemudian dispasialkan menjadi peta analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan wisata dengan tiga zona yaitu zona kesesuaian tinggi, sedang, dan rendah. Hidrologi tapak dianalisis secara deskriptif guna mengetahui pola aliran drainase pada tapak dan ketersediaan air sebagai pertimbangan untuk pengembangan fasilitas pada tapak. Analisis deskriptif pada vegetasi bertujuan untuk mengetahui vegetasi eksisting pada tapak yang memiliki potensi untuk menunjang pengembangan wisata. Vegetasi yang ada pada tapak dilihat berdasarkan jenis, jumlah dan distibusinya. Analisis tanah dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui kesesuaian tipe tanah yang ada pada tapak untuk pengembangan wisata mengacu pada sifat fisik dan kimia. Analisis visual bertujuan untuk mengetahui area-area yang berpotensi memilikikualitas visual baik good view bagi pengunjung serta area-area dengan visual kurang baik bad view. 2 Aspek Kesejarahan Aspek kesejarahandianalisis secara spasial dan deskriptif melalui penelusuran sejarah GJ45Bguna mengetahui nilai kesejarahan yang dimiliki oleh GJ45B. Analisis kesejarahan ini menggunakan kriteria penentuan nilai sejarah suatu lanskapyaitu keaslian, keunikan, nilai sejarah, keutuhan, estetika, kejamakan, dan keistimewaan Nurisjah dan Pramukanto, 2001. Analisis secara deskriptif dilakukan pada nilai kesejarahan dengan kriteria keunikan, nilai sejarah, estetika, kejamakan, dan keistimewaan pada tapak. Sedangkan keaslian, dan keutuhan dianalisis secara spasial dengan menggunakan teknik skoring. Analisis ini mengacu pada definisi kriteria nilai kesejarahan lanskap yang dikemukakan oleh Nurisjah dan Pramukanto 2001.