Nilai sejarah Perencanaan Lanskap Obyek Wisata Sejarah Gedung Juang 45 Bekasi Jawa Barat

5.3.2. Pengembangan Konsep

Pengembangan konsep bertujuan untuk menjabarkan konsep dasar yang telah direncanakan sebelumnya. Pengembangan konsep yang dilakukan dibuat menjadi enam bagian yaitu konsep interpretasi, konsep ruang, konsep sirkulasi, konsep vegetasi, konsep aktifitas, dan konsep fasilitas. 1 Konsep Interpretasi Interpretasi yang dikembangkan pada GJ45B mengambil tema interpretasi sejarah Bekasi pada masa kolonial Belanda sampai dengan masa setelah revolusi. Pengunjung akan mendapatkan pengalaman berbeda pada tiap ruang yang dikembangkan dalam tapak. Pengunjung awalnya akan diarahkan untuk melakukan interpretasi sejarah Bekasi kemudian lebh spesifik menuju interpretasi sejarah GJ45B. Interpretasi dalam tapak dikembangkan menggunakan 4 bentuk media yaitu melalui audio, visual, kinesthetic, dan simbol-simbol sebagaimana yang dikemukakan oleh Christensen 1990. Media audio dan visual pada tapak disajikan dalam bentuk ruang audio visual dan arena pertunjukan. Media berupa visual dalam tapak dapat berbentuk patung, gambar grafis, papan interpretasi, koleksi dan bentuk penataan lanskap dan arsitektur tapak. Kinesthetic pada tapak dikembangkan melalui jalur interpretasi dengan sekuens tertentu. Simbol-simbol dalam tapak dikembangkan melalui ruang perpustakan dan fasilitas interpretasi berupa trivia agar pengunjung lebih aktif mencari informasi darisarana yang teleh disediakan tersebut. 2 Konsep Ruang Pembagian ruang dilakukan berdasarkan tujuan pengembangan tapak untuk wisata sejarah. Untuk itu dibentuklah ruang penerimaan, ruang wisata, dan ruang penyangga.Ruang penerimaan merupakan ruang yang pertama kali didatangi oleh pengunjung. Ruang ini berfungsi sebagai identitas atau ciri khusus sehingga menarik minat pengunjung. Ruang wisata adalah ruang tempat aktifitas wisata berlangsung. Ruang wisata terbagi menjadi ruang wisata utama dan ruang pendukung wisata. Pada ruang wisata utama dikembangkan sub ruang yang akan menghadirkan nuansa kolonial pada masa penggunaan GJ45B sebagai tempat menyerahkan pajak pertanian pada masa itu. Sub-sub ruang yang dikembangkan adalah sub ruang interpretasi sejarah Bekasi, sub ruang interpretasi sejarah GJ45B,sub ruang koleksi, sub ruang theme garden, sub ruang pertunjukan, sub ruang audiovisual dan sub ruang kepustakaan. Sub ruang interpretasi sejarah Bekasi merupakan seluruh bagian tapak yang akan merepresentasikan kondisi Bekasi pada berbagai masa seperti masa kolonial Belanda, Jepang, dan revolusi. Selanjutnya pada sub ruang Interpretasi sejarah GJ45B pengunjung akan merasakan kondisi GJ45B pada masa penggunaannya sebagai tempat penyerahan pajak pertanian. Sub ruang koleksi akan memuat koleksi benda-benda bersejarah dari berbagai tempat khususnya Bekasi. Ruang ini terbagi menjadi koleksi outdoor dan indoor.Sub ruang theme garden memiliki 3 tema utama yaitu Chinese contemporary garden, Western garden, dan Chinese classical garden. Sub ruang pertunjukan yang akan digunakan untuk pertunjukan seni dan budaya yang ada di Kabupaten Bekasi yang diadakan secara rutin. Sub ruang ini juga dapat digunakan untuk event tertentu seperti acara besar Kabupaten Bekasi. Sub ruang audiovisual dikembangkan untuk menghadirkan interpretasi yang lebih interaktif pada pengunjung. Sub ruang kepustakaan pada tapak bertujuan untuk menyediakan bukti tertulis mengenai beragam sejarah khususnya sejarah Bekasi dan GJ45B. Ruang pendukung wisata merupakan ruang yang menyediakan berbagai fasilitas penunjang wisata seperti tempat parkir, pusat informasi dantoko souvenir. Ruang pendukung wisata juga menyedikan fasilitas pelayanan berupa tempat makan, toilet, dan musholla.Ruang penyangga merupakan ruang yang dibuat untuk menjaga sumber daya tapak dari gangguan luar. Ruang penyangga terletak di sekitar ruang wisata. 3 Konsep Sirkulasi Konsep sirkulasi berfungsi sebagai penghubung antar ruang dan dalam masing-masing ruang pada tapak. Sirkulasi dalam tapak terdiri dari sirkulasi primer dan sirkulasi sekunder. Sirkulasi primer akan menghubungkan setiap ruang yang ada pada tapak. Sirkulasi sekunder adalah sirkulasi yang menghubungkan sub-sub ruang dalam tapakGambar 26. Sirkulasi wisata pada tapak memiliki sekuens tertentu yang mengarahkan pengunjung secara bertahap mempelajari sejarah Bekasi secara umum hingga sejarah penggunaan GJ45B. 4 Konsep Vegetasi Konsep vegetasi menjabarkan vegetasi yang akan digunakan pada tapak. Konsep vegetasi pada ruang-ruang yang ada pada tapak secara umum mengutamakan fungsi dari vegetasi tersebut. Fungsi vegetasi yang digunakan pada tapak adalah fungsi estetik, pengarah, pembatas antar ruang, dan penaung. Pada ruang penerimaan vegetasi yang digunakan lebih berfungsi arsitektural sebagai pengarah menujuruang wisata.Konsep vegetasi pada ruang wisata disesuaikan dengan tema masing-masing sub ruang yang terbentuk. Vegetasi yang digunakan umumnya berupa peneduh untuk meningkatkan kenyamanan dan nilai estetis bagi pengunjung. 5 Konsep Aktifitas Konsep aktifitas wisata menjabarkan aktifitas yang akan dikembangkan berdasarkan ruang yang telah terbentuk dalam konsep ruang. Konsep aktifitas terbagi menjadi dua yaitu aktifitas edukatif dan aktifitas rekreatif Tabel 5. Aktifitas edukatif adalah aktifitas yang dikembangkan pada tapak dengan lebih menekankan penyampaian informasi sejarah dengan sarana interpretasi. Aktifitas rekreatif pada tapak, merupakan konsep aktifitas yangdibuat lebih Gambar 27Diagram konsep sirkulasi nyaman dan menghibur dengan penunjang berupa program wisata dengan tetap memadukan unsur interpretasi. Aktifitas wisata di GJ45B ditujukan untuk wisatawan lokal dan nusantara tetapi tidak menutup kemungkinan dengan hadirnya wisatawan mancanegara. Secara umum aktifitas wisata yang dikembangkan di GJ45B ditargetkan untuk semua golongan usia. Aktifitas dengan fungsi edukatif lebih ditekankan pada pengunjung yang merupakan pelajar. Tabel 5Konsep aktifitas No. Ruang Fungsi Ruang Jenis Aktifitas 1 Ruang penerimaan Sebagai identitas tapak akses utama Akses masuk dan keluar tapak 2 Ruang Pendukung Wisata Pelayanan Ticketing, workshop, makan, berbelanja 3 Ruang Wisata Utama Interpretasi edukatif melihat koleksi dalam tapak, interpretasi sejarah dan tapak, Sosialisasi, aktualisasi, rekreasi rekreatif Photo hunting, pameran, duduk-duduk, atraksi seni budaya dan kesejarahan 4 Ruang penyangga menjaga sumber daya tapak - 6 Konsep Fasilitas Konsep fasilitas merupakan penjabaran dari fasilitas-fasilitas yang akan disediakan untuk menunjang aktifitas yang telah direncanakan. Fasilitas dalam tapak dibagi menjadi fasilitas wisata dan non-wisata.Fasilitas wisata dalam tapak dibagi lagi menjadi fasilitas interpretasi dan non interpretasi.Fasilitas yang akan disediakan pada tapak dibuat berdasarkan kebutuhan dan keinginan pengunjung dalam beraktifitas yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Letak dari masing-masing fasilitas dibuat dengan memperhitungkan keeratan hubungan antar masing-masing fasilitas dan hubungan antara fasilitas dengan kenyamanan pengunjung Tabel 6. Tabel 6Konsep fasilitas No. Ruang Fungsi Ruang Fasilitas 1 Ruang penerimaan Sebagai identitas tapak akses utama Pintu gerbang kendaraan, loket, pos jaga, railling antrian, bollard, main signage 2 Ruang Pendukung Wisata Pelayanan Toilet, tempat makan, toko souvenir, musholla, lapangan parkir, 3 Ruang Wisata Utama Interpretasi edukatif Papan interpetasi, jalur interpertasi, loket, plaza, perpustakaan Sosialisasi, aktualisasi, rekreasi rekreatif Arena pertunjukan, tempat duduk, ruang audiovisual, plaza, signage 4 Ruang penyangga menjaga sumber daya tapak Pagar perimeter, area buffer

5.4. Sintesis

Pada tahap konsep telah ditentukan ruang–ruang yang terbentuk dalam tapak beserta aktifitas dan fasilitasnya. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan wisata dan upaya menjaga sumberdaya GJ45B, maka direncanakan penambahan luas sebesar 1.580 m 2 pada batas tapak dibagian Barat. Penambahan luas ini dilakukan sebab luas eksisting tapak kurang memungkinkan untuk menampung aktifitas pendukung wisata yang akan dikembangkan pada tapak yaitu sebagai area parkir.Rencana blok membagi tapak menjadi 4 ruang utama yaitu ruang penerimaan, ruang pendukung wisata, ruang wisata utama, dan ruang penyangga Gambar 28. 1 Ruang penerimaan Ruang penerimaan adalah ruang yang secara aspek fisik dan biofisik sesuai untuk aktifitas wisata dengan intensitas sedang sampai tinggi. Ruang penerimaan diletakan pada area akses utama GJ45B. ruang penerimaan berfungsi sebagai identitas dan daya tarik pada tapak. Pada ruang ini terdapat signage yang menjadi identitas dan menarik minat pengunjung GJ45B. 2 Ruang pendukung wisata Ruang pendukung wisata merupakan ruang yang berfungsi untuk pelayanan kegiatan wisata pada tapak. Pengembangan ruang ini lebih difokuskan pada pelayanan dalam wisata dengan beberapa fasilitas penunjang seperti visitor information centre VIC, toilet, toko souvenir, tempat makan, tempat beristirahat, musholla dan lapangan parkir. Pengembangan ruang pendukung wisata dilakukan pada area luar tapak yang mengalami perluasan untuk menampung fasilitas parker yang tidak terakomodir pada tapak dan tidak menggangu kegiatan wisata dalam tapak. Besar area yang digunakan oleh ruang pendukung wisata adalah 1.280,40m 2 . 3 Ruang wisata utama Ruang wisata utama merupakan ruang yang dikembangkan sebagai daya tarik utama wisata sejarah pada tapak. Tingkat kesesuaian pada peta komposit menjadi acuan untuk peletakan ruang wisata utama yaitu pada area dengan kesesuaian tinggi dan sedang.Pengembangan yang dilakukan pada area wisata utama dibatasi untuk menjaga sumberdaya tapak. Pada area ini aktifitas yang dilakukan ditekankan pada aktifitas interpretasi dan pengenalan sejarah melalui koleksi dan atraksi yang berlangsung di dalamnya. 4 Ruang penyangga Ruang penyangga merupakan ruang dengan intensitas dan kesesuaian wisata yang rendah. Banyaknya aktifitas wisata yang dilakukan pada ruang ini cukup terbatas. Area ini lebih difungsikan untuk menjaga sumberdaya tapak. Tujuan utama pengembangan ruang ini adalah untuk menjaga kondisi tapak agar keberadaan obyek berupa benda cagar budaya tidak mengalami kerusakan.

5.5. Perencanaan lanskap

5.5.1. Rencana Ruang

Rencana ruang menjabarkan lebih lanjut dari konsep ruang yang telah dibuat sebelumnya. Pada konsep ruang terdapat ruang penerimaan, ruang pendukung wisata, ruang wisata utama dan ruang penyangga. Persentase luasan pengembangan ruang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7Tabel alokasi ruang No. Ruang Luas m2 Persentase 1 Ruang penerimaan 935,75 5,17 2 Ruang Pendukung Wisata 5.462,10 30,17 3 Ruang Wisata Utama 8.851,15 48,90 4 Ruang penyangga 2.853,35 15,76 1 Ruang penerimaan Ruang penerimaan memiliki luas total sebesar 935,75m 2 5,17. Ruang penerimaan merupakan ruang yang pertama kali didatangi oleh pengunjung. Fungsi utama dari ruang ini adalah sebagai identitas yang menarik bagi pengunjung GJ45B dan merupakan akses utama untuk memasuki tapak. Akses untuk masuk ke dalam tapak ditata ulang dan ditambah jumlahnya untuk memberikan unity dan mengakomodir pengunjung dari lahan parkir di barat tapak. Pada ruang ini dapat ditambahkan signage yang berfungsi memberi identitas pada tapak. 2 Ruang pendukung wisata Ruang pendukung wisata dengan luas 5.462,10m 2 30,17 merupakan ruang yang menyediakan fasilitas penunjang wisata dalam tapak seperti halnya visitor information centre yang berfungsi bagi pengunjung untuk mendapatkan informasi awal mengenai GJ45B. Fasilitas lainnya pada ruang ini adalah ticketbox, bangku taman, tempat parkir, kios souvenir, tempat makan, toilet dan musholla. 3 Ruang wisata utama Ruang wisata utama memiliki luas sebesar 8.851,15m 2 50,24. Ruang ini sebagian besar memanfaatkan bangunan utama GJ45B dan area sekitarnya. Bangunan paviliun di belakang GJ45B dimanfaatkan sebagai replika keadaan kantor utama penyerahan pajak pertanian dan difungsikan sebagai ruang interpretasi sejarah GJ45B. Bangunan utama GJ45B digunakan sebagai ruang koleksi budaya dan sejarah dari Kabupaten Bekasi. Selain menggunakan bangunan utama ruag koleksi juga dikembangkan untuk koleksi outdooryang diletakan di barat bangunan utama yang dahulunya digunakan sebagai kantor Kanminvet. Selanjutnya bangunan paviliun utama di timur GJ45B dimanfaatkan sebagai perpustakaan. Lahan yang tidak tertata di timur GJ45B dimanfaatkan sebagai area pertunjukan seni budaya dan kesejarahan dan juga sebagai ruang audiovisual. Area yang diasumsikan sebagai courtyard pada tapak dikembangkan menjadi theme garden. Terdapat 3 jenis theme garden yang dikembangkan pada tapak yaitu: Chinese contemporary garden, Chinese classic garden dan Western contemporary garden. Chinese contemporary garden merupakan taman yang dibuat untuk menginterpretasikan sejarah penggunaan GJ45B dari masa ke masa, Chinese classic garden merupakan taman yang dibuat sebagai sarana interpretasi mengenai pemilik dan tokoh-tokoh yang berbengaruh dalam pembangunan GJ45B, sedangkanWestern contemporary garden dibuat untuk menginterpretasikan peristiwa bersejarah menyangkut GJ45B. 4 Ruang penyangga Ruang penyangga berfungsi untuk melindungi sumberdaya pada tapak. Luas area ini adalah 2.853,35m 2 17,85. Pada area ini tidak terdapat aktifitas apapun. Penataan pada area ini akan didominasi dengan vegetasi dan dikembangkan sebagai arboretum mini. 5 Daya dukung ruang Daya dukung wisata untuk masing-masing ruang yang dikunjungi oleh pengunjung tersaji pada Tabel 8. Perhitungan daya dukung ini menggunakan asumsi jam operasi dari GJ45B yakni pukul 10.00-18.00 WIB sehingga dalam sehari, tapak dapat menampung pengunjung sekitar 5.860 orang. Tabel 8Daya dukung wisata No. Lokasi Kapasitassatuan waktu Banyaknya rotasi Kapasitashariorang 1 VIC 20 orang 40menit 12 160 2 Ruang koleksi 70 orang 1jam 4 280 3 Chinese contemporary garden 60 orang 20 menit 12 720 4 Ruang sejarah GJ45B 35 orang 30 menit 8 280 5 Western contemporary garden 120 orang 20 menit 12 1.440 6 Chinese classic garden 95 orang 20 menit 12 1.140 7 Perpustakaan 30 orang 2jam 2 60 8 Ruang audiovisual 50 orang 30menit 8 400 9 arena pertunjukan 100 orang 30menit 8 800 10 Kantin dan toko souvenir 50 orang 20menit 12 600 Kapasitas total per hari 5.860

5.5.2. Rencana Sirkulasi

Sirkulasi yang dikembangkan dalam tapak terbagimenjadi sirkulasi primer dan juga sekunder. Sirkulasi primer menghubungkan ruang-ruang dalam tapak dengan lebar jalur 2,5m. Sirkulasi sekundermerupakan jalur sirkulasi yang menghubungkan setiap elemen dalam ruang. Lebar jalur sirkulasi ini adalah 1,8m. Sirkulasi primer menjadi jalur interpretasi dengan sekuensyang diawali dari sejarah Kabupaten Bekasi secara umum kemudian semakin spesifik menuju penggunaan GJ45B pada masa lalu Gambar 29.Sepanjang jalur sirkulasi akan dilengkapi dengan berbagai site furniture signage, bangku, tempat sampah, dan lampu yang juga dapat difungsikan sebagai fasilitas interpretasi dan non- interpretasi dalam tapak.

5.5.3. Rencana Vegetasi

Rencana vegetasi menjelaskan lebih lanjut mengenai vegetasi yang akan digunakan pada tapak sesuai dengan konsep yang telah ditentukan sebelumnya. Vegetasi yang ada pada tapak akan menekankan pada fungsi estetika, pengarah, pembatas antar ruang, dan penaung. Pemilihan jenis vegetasi pada tapak selain Gambar 29Diagram sirkulasi wisata mempertimbangkan fungsi, juga memperhatikan kesesuaiannya dengan konteks nilai kesejarahan tapak. Tabel 9Rencana vegetasi pada tapak No Fungsi Nama Latin Nama Lokal 1 Estetika - Rumput - Pennisetum purpureum - rumput gajah mini - Zoysia japonica - rumput jepang - Semak penutup tanah - Acalypha siamensis - acalypha - Bougainvillea - Caesalpinia pulcherrima - bougenvill - kembang merak - Dieffenbachia sp. - Jacobinia carnea - Orthosiphon stamineus - Spathiphyllum sp. - Thevetia peruviana - difenbachia - air mancur - kumis kucing - spatiphyllum - kembang jepun - Pohon - Bauhinia pupurea - Callistemon viminalis - Cordia subcordata - Jacaranda mimosifolia - Roystonea regia - Salix babylonica - bauhinia - sikat botol - jati mas - jakaranda - palem raja - janda merana 2 Pengarah Hibiscus rosasinensis kembang sepatu 3 Pembatas ruang - Penyangga - Pembagi antar ruang - Cannarium commune - Casuarina equisetifolia - Coffea arabica - Hevea brasiliensis - Swietenia mahagoni - Tamarindus indica - Theobroma cacao - Bambusa sp. - Duranta erecta - kenari - cemara laut - kopi - karet - mahoni - asam jawa - kakao - bambu - duranta 4 Penaung Delonix regia flamboyan Lagerstroemia speciosa bungur Samanea saman ki hujan Terminalia catappa ketapang

5.5.4. Rencana Aktifitas

Rencana aktifitas memuat aktifitas-aktifitas wisata yang direncanakan untuk mengisi ruang-ruang yang telah dibentuk. Ruang wisata memuat aktifitas wisata yang bersifat edukatif dan rekreatif. Aktifitas edukatif menekankan penyampaian informasi sejarah berupa sarana interpretasi. Selain itu aktifitas lain yang dapat dilakukan pada GJ45B adalah dengan mengamati keunikan benda benda bersejarah dan mempelajari sejarah serta berbagai ilmu dan budaya di perpustakaan yang menjadi koleksi GJ45B. Aktifitas rekreatif dimaksudkan agar pengunjung dapat menikmati keindahan tapak dan juga melalui kegiatan interpretasipada arena pertunjukan dan ruang audiovisual. Aktifitas wisata dalam tapak Tabel 10 berlangsung pada hari Selasa sampai dengan hari Minggu. Waktu operasi obyek wisata GJ45B adalah pukul 10.00-18.00 WIB. Aktifitas wisata dapat dilakukan pada seluruh bagian tapak. Halaman depan GJ45B dapat dimanfaatkan oleh pengunjung secara bebas, namun untuk memasuki area wisata utamapengunjung harus membeli tiket terlebih dahulu. Tiket tersebut berlaku untuk semua wisata utama dalam tapak kecuali pada ruang audiovisual, pengunjung akan dikenakan tiket tambahan untuk dapat memanfaatkan fasilitasnya. Sasaran pengunjung GJ45B mencakup semua tingkat usia. Tabel 10Rencana aktifitas GJ45B No Ruang Sub Ruang Fungsi Ruang Jenis Aktifitas 1 Ruang penerimaan - identitas tapak dan akses tapak Akses keluar masuk tapak 2 Ruang pendukung wisata - Pelayanan Ticketing, belanja, makan, parkir, duduk-duduk 3 Ruang wisata utama Interpretasi Bekasi Pengenalan sejarah Kab. Bekasi Photohunting, interpretasi Sejarah GJ45B Pengenalan sejarah GJ45B Photohunting, interpretasi, pameran Koleksi Sarana interpretasi benda bersejarah di Bekasi Photohunting, pameran Kepustakaan Pusat informasi Sejarah Bekasi Membaca, workshop, seminar Pertunjukan Ruang multi fungsi Menonton, pameran outdoor, gathering, event Theme garden Pengenalan sejarah GJ45B chinese classic, chinese contemporary, western contemporary Photohunting, interpretasi, pameran Audiovisual Pengenalan berbagai sejarah dan budaya Bekasi Menonton, workshop, seminar 4 Ruang penyangga - Menjaga sumberdaya tapak Pemeliharaanpemeriksaan

5.5.5. Rencana fasilitas

Pengembangan rencana fasilitas dalam GJ45B disesuaikan dengan kebutuhan tiap ruang berdasarkan aktifitas yang berlangsung di dalamnya Tabel 11. Fasilitas dalam tapak terbagi menjadi fasilitas wisata dan non-wisata. Fasilitas wisata terdiri dari fasilitas interpretasi dan fasilitas non-interpretasi. Gambar 30 menunjukan contoh fasilitas yang dikembangkan dalam tapak. Gambar 30Beberapa contoh fasilitas dalam tapak Sumber: Google.com Pa p a n Inte rp re ta sio utd o o r Pa p a n Inte rp re ta siInd o o r Tre e g ra te b e nc h Sig na g e La m p u ta m a n Ba ng ku ta m a n Pla za Sig na g e Sc ulp ture