Tipe II: Kerja Di Jalanan Untuk Menambah Teman Tipe III: Kerja Di Jalanan Untuk Mencari Pengalaman

sapu kereta. Sebagian besar dar mereka bekerja sebagai pengamen, karena pekerjaan ini mudah dilakukan. Pada umumnya, anak jalanan bekerja sendiri. Hal tersebut dilakukan karena keuntungan yang diperoleh dari bekerja sendiri jauh lebih besar dibandingkan bekerja berkelompok. Namun pada saat beristirahat mereka berkumpul dengan teman-teman. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ad 14 tahun yang bekerja lebih dari lima jam dengan tipe kelompok kerja sendiri. ”Biasanya kita mulai kerja sekitar jam sebelasan hingga pukul lima sore, paling kalo istirahat pas waktu sholat ashar itu juga paling cuma duduk aja dan ngobrol bareng anak-anak lainnya tapi pas lagi kerja kita sendiri-sendiri kak, biar uangnya ga usah ndibagi dua. Kan jadi dapet lebih gede.Ad,14 tahun” Tabel 36. Jumlah dan Persentase Anak Jalanan Tipe I Berdasarkan Perilaku Kerja Perilaku Kerja n Jam kerja 11.01 – 15.00 WIB 24 63 Lama bekerja 5 jam 24 63 Lama istirahat 1 – 2 jam 30 79 Jenis pekerjaan Pengamen 22 58 Lokasi kerja Stasiun kereta 21 55 Tipe kelompok kerja Selalu sendiri 23 61

7.2 Tipe II: Kerja Di Jalanan Untuk Menambah Teman

Anak jalanan tipe II mulai bekerja sekitar pukul 07.00 – 11.00 WIB. Biasanya mereka tidak langsung bekerja, melainkan duduk dan mengobrol. Waktu yang dibutuhkan untuk beristirahat tidak terlalu lama sekitar 1 – 2 jam. Anak jalanan tipe II memiliki lama kerja yang sama dengan tipe I yaitu lebih besar dari 5 jam. Anak jalanan tipe II bekerja lebih santai dibandingkan anak jalanan tipe I. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, anak jalanan tipe II lebih banyak bercanda didalam bekerja Tabel 37. Tabel 37. Jumlah dan Persentase Anak Jalanan Tipe II Berdasarkan Perilaku Kerja Perilaku Kerja n Jam kerja 07.00 – 11.00 WIB 11 61 Lama bekerja 5 jam 10 56 Lama istirahat ≤ 4 jam 12 67 Jenis pekerjaan Pengemis 7 39 Lokasi kerja Terminal Baranangsiang 14 78 Tipe kelompok kerja Selalu sendiri 8 44 Jenis pekerjaan yang dilakukan anak jalanan tipe II cukup bervariatif antara lain pengemis, pengamen, pedagang koran dan pemulung. Sebagian dari mereka memiliki pekerjaan sebagai pengemis. Anak jalanan tersebut memiliki lokasi kerja di Terminal Baranangsiang yang terbagi menjadi tiga tempat yaitu angkot ngawal, lampu merah serta memiliki rute tertentu. Anak jalanan yang bekerja dengan rute tertentu bergerak dari Terminal Baranangsiang menuju Giant kemudian Damri dan berakhir di Pakuan. Sebagian dari anak jalanan tipe II bekerja sendiri. Ketika beristirahat, mereka berkumpul dengan anak-anak jalanan lainnya Tabel 37.

7.3 Tipe III: Kerja Di Jalanan Untuk Mencari Pengalaman

Anak jalanan tipe III mulai bekerja sekitar pukul 07.00 – 11.00 WIB. Sama dengan anak jalanan tipe II, biasanya mereka tidak langsung bekerja tetapi duduk dan mengobrol dengan anak jalanan lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk beristirahat ≥ 7 jam dan memiliki waktu bekerja ≤ 5 jam Jenis pekerjaan yang dilakukan anak jalanan tipe III tidak terlalu bervariatif yaitu pemulung dan pengamen. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pengamen dan memiliki tipe kelompok kerja sendiri. Umumnya, mereka berlokasi di stasiun kereta api Bogor. Ketika beristirahat mereka kembali berkumpul bersama anak jalanan lainnya Tabel 38. Seperti diungkapkan oleh Uj 17 tahun. ”Kalo lagi ngamen, biasanya kita kerja sendiri-sendiri. Ntar kalo udah waktunya istirahat kita ngumpul lagi di tempat biasa, bareng anak jalanan lainnya...” Tabel 38. Jumlah dan Persentase Anak Jalanan Tipe III Berdasarkan Perilaku Kerja Perilaku Kerja n Jam kerja 07.00 – 11.00 WIB 3 75 Lama bekerja ≤ 5 jam 4 100 Lama istirahat ≥ 7 jam 2 100 Jenis pekerjaan Pengamen 3 75 Lokasi kerja Stasiun Kereta 4 100 Tipe kelompok kerja Selalu sendiri 4 100

7.4 Ikhtisar