Studi Kasus: Anak Jalanan Tipe III Kerja Di Jalanan Untuk Mencari Pengalaman

peringatan agar tidak bekerja di jalanan lagi. Apabila kedapatan memegang gitar atau alat musik lainnya, maka alat musik tersebut akan di sita dan harus ditebus dengan sejumlah uang jika ingin dikembalikan. Selain itu, Yn memiliki keyakinan bahwa kerja di jalanan memang berbahaya jika tidak bisa menjaga diri. Seperti pembagian wilayah kerja anak jalanan, jika seorang anak jalanan memasuki wilayah kerja anak jalanan lainnya, maka akan ditanyakan identitas anak jalanan yang melakukan pelanggaran dan diberi peringatan tidak boleh ke daerah tersebut lagi. Menurut Yn, kerja di jalanan tidak baik untuk kesehatan, karena banyak debu dan polusi sehingga menyebabkan munculnya jerawat di muka. Menurut Yn bekerja di jalanan sama sekali tidak membantu keadaan ekonomi keluarga, karena kedua orangtuanya sudah hidup berkecukupan. Bekerja di jalanan adalah jalan agar cita-citanya menjadi musisi terwujud. Pada akhirnya Yn mengatakan bahwa sesungguhnya Yn tidak akan selamanya kerja di jalanan, ia ingin bekerja di pabrik ketika usianya telah mencapai 18 tahun.

8.3 Studi Kasus: Anak Jalanan Tipe III Kerja Di Jalanan Untuk Mencari Pengalaman

Abd adalah anak jalanan laki-laki yang berasal dari Bogor. Abd berusia 15 tahun yang masih tinggal bersama orangtua. Abd masih bersekolah dan saat ini ia sedang mengambil pendidikan kejar paket B setara dengan SLTP. Rendahnya kondisi ekonimi keluarga tidak membuat Abd putus harapan untuk melanjutkan pendidikannya. Menurutnya pendidikan merupakan bekal untuk masa yang akan datang agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Seperti diungkapkan olehnya sebagai berikut: ”Biarin orang susa, tapi saya tetap harus sekolah. Pendidikan itu penting kak, buat bekal kita di masa depan. Dengan sekolah kita ga gampang dibodohin sama orang...” Abd adalah anak tertua dari lima bersaudara. Orangtua Abd memiliki pendidikan terakhir SD dan sederajat. Bapak Abd bekerja sebagai pembantu rumah tangga PRT dengan besar penghasilan yang tidak diketahui, sedangkan ibu tidak bekerja. Memiliki orangtua yang tidak menentu penghasilannya membuat Abd turun ke jalan untuk mencari tambahan uang jajan agar ia tetap bisa sekolah. Abd memiliki pekerjaan sebagai pengamen dengan alat bantu gitar kecil. Tiap harinya Abd bisa menghasilkan uang antara Rp50.000,00 – Rp80.000,00. Abd bekerja sendiri dan mulai bekerja pada siang hari yaitu pukul 13.00 – 23.00 WIB. Abd memiliki makna kerja utama yaitu cari kebebasan, cari teman dan cari pengalaman. Abd memiliki makna kerja pinggiran yaitu untuk kehidupan, untuk sekolah dan untuk makan. Mengenai informasi tentang bekerja, Abd mengetahui bahwa usia kerja adalah diatas 17 tahun, dan bahwasanya bekerja di jalanan itu melanggar peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk penegasan peraturan tersebut dilakukan setiap hari dengan cara razia. Mengenai sanksi yang diberikan pada saat razia bisanya berupa peringatan agar tidak bekerja di jalanan lagi dan apabila kedapatan memegang gitar atau alat musik lainnya, maka alat musik tersebut akan di sita dan harus ditebus dengan sejumlah uang jika ingin dikembalikan. Selain itu, Abd memiliki keyakinan bahwa kerja di jalanan memang berbahaya karena bisa jatuh dari kereta, tidak baik untuk kesehatan karena banyak debu dan polusi shingga Abd menganggap kondisi kerja di jalanan bersifat negatif. Menurut Abd bekerja di jalanan sangat membantu perekonomian keluarga. Pada akhirnya Abd mengatakan bahwa dirinya tidak akan selamanya kerja di jalanan, ia ingin mencari pekerjaan lain dan tetap melanjutkan sekolahnya. Abd memiliki opini tentang bekerja di jalanan merupakan hal yang menyenangkan, tetapi sebenarnya Abd tidak ingin bekerja di jalanan jika orangtua memiliki penghasilan yang lumayan. Abd tidak setuju dengan peraturan yang melarang bekerja di jalanan karena jika tidak bekerja ia tidak akan mendapatkan uang. Menurutnya, aktifitas anak seusianya adalah bersekolah dan bekerja cari uang.

8.4 Ikhtisar