waktu penelitian anak jalanan yang dijadikan responden adalah anak yang berada di daerah tersebut dan sedang melakukan kegiatan mencari uang di jalanan. Untuk
memperoleh informasi yang lebih lengkap akan dipilih reponden untuk dijadikan informan. Informan dipilih tiga anak jalanan yang mewakili ke tiga tipe representasi
sosial tentang kerja.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Proses penyusunan instrumen penelitian mengenai representasi sosial tentang kerja bagi anak jalanan melalui beberapa tahap. Karakteristik sosial ekonomi anak
jalanan dicari dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup. Untuk mengetahui representasi sosial tentang kerja pada anak
jalanan menggunakan metode asosiasi bebas dan skala perbedaan semantik. Perilaku kerja pada anak jalanan telah dicari dengan menggunakan kuesioner berupa
pertanyaan terbuka dan tertutup serta panduan pertanyaan dengan melakukan wawancara mendalam. Untuk faktor eksternal jenis kekerasan yang dialami anak
jalanan dan kebijakan pemerintah telah dicari dengan menggunakan kuesioner yang tergabung didalam kuesioner dimensi-dimensi representasi sosial, sehingga pada saat
pembahasan juga akan digabungkan ke dalam sub bab tersebut. Lebih lenjut mengenai instrumen untuk melihat representasi sosial tentang
kerja pada anak jalanan didahului dengan tahap pra-survei. Dimana pada tahap ini mengumpulkan kalimat pendek atau kata-kata mengenai representasi tentang kerja
pada anak jalanan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh item-item yang benar-benar hidup pada lingkungan anak jalanan dengan menggunakan metode asosiasi bebas.
Metode ini ditempuh dengan cara memberikan sebuah pertanyaan terbuka mengenai arti bekerja menurut anak jalanan, apa yang dibayangkan ketika mendengar kata
bekerja dan apa yang disimpulkan dari bekerja. Jumlah responden yang dibutuhkan pada langkah asosiasi bebas tergantung variasi respon yang didapat. Jika dianggap
penambahan responden tidak memunculkan respon baru hanya berupa pengulangan- pengulangan dari respon yang telah diperoleh sebelumnya maka penambahan respon
dihentikan. Pada penelitian, langkah asosiasi bebas dihentikan setelah responden ke 55
yang menghasilkan 100 pernyataan dan kata-kata yang menggambarkan representasi sosial tentang kerja. Mengacu pada hasil studi Abric 1976 bahwa pengelompokkan
representasi sosial tentang kerja harus kelipatan tiga. Selanjutnya, pernyataan dan kata-kata tersebut dikelompokkan menjadi 9 kelompok representasi sosial tentang
kerja yaitu untuk kehidupan, cari kebebasan, cari pengalaman, cari hiburan, cari teman, bantu orangtua, cari uang, untuk makan, dan untuk sekolah.
Akhirnya, reprsentasi sosial tentang kerja disajikan dalam bentuk kuesioner dan dibantu dengan menggunakan kartu bergambar. Dimana kartu bergambar tersebut
merupakan ilustrasi terhadap representasi sosial tentang kerja sehingga responden bisa memahami representasi sosial tentang kerja yang dimaksud. Penggunaan kartu
bergambar ini dimaksudkan untuk mengurangi bias karena responden belum bisa baca dan kurang mengerti mengenai representasi sosial tentang kerja. Responden
akan memilih 3 kata melalui gambar yang dianggap paling mewakili makna kerja akan diberi kode 3, 3 kata melalui gambar yang dianggap paling tidak mewakili akan
diberi kode 1, dan 3 gambar lainnya akan diberi kode 2 dan dianggap netral Abric, 1976.
Selanjutnya, untuk menilai kondisi kerja anak jalanan digunakan metode skala diferensial semantik atau skala perbedaan semantik. Iskandar 2000 seperti dikutip
oleh Riduwan 2006 menyatakan bahwa skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar dua kutub yang memiliki 3 dimensi dasar sikap
seseorang terhadap obyek, yaitu: potensi kekuatanatraksi fisik suatu obyek, evaluasi hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dari suatu obyek, dan
aktifitas tingkatan gerakan suatu objek. Pada skala perbedaan semantik, responden diminta untuk menjawab atau
memberikan penilaian terhadap suatu konsep atau objek tertentu yang memiliki rentangan skor 1-5 dengan cara memberi tanda x pada angka yang sesuai. Skala ini
menunjukkan suatu keadaan yang saling bertentangan. Skala yang akan digunakan seperti menyenangkan-menyedihkan, kemauan sendiri-keterpaksaan, aman-penuh
resiko, ringan-melelahkan, mencukupi kebutuhan-tidak mencukupi, dan setara dengan pekerjaan lain-pekerjaan rendah. Seperti dicontohkan pada Tabel 2.
Tabel 1. Contoh Skala Perbedaan Semantik Untuk Mengukur Kondisi Kerja Anak Jalanan
Kondisi kerja positif
Skor Kondisi
kerja negatif 5
4 3
2 1
Menyenangkan x
Menyedihkan
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data