dimiliki oleh lembaga lainnya seperti reintroduksi memiliki bagian penting sebagai upaya penyelamatan tumbuhan dari kepunahan. Kegiatan ini adalah
salah satu kekuatan karena dilakukan dengan berbasis kajian ilmiah. Tingginya laju kerusakan hutan di Indonesia sangat memerlukan upaya
penyelamatan secepat mungkin karena harus terpacu dengan kecepatan perusakan hutan. Kebun Raya Bogor juga tidak memiliki struktur promosi
atau humas, hanya ada jasa informasi untuk meningkatkan pengunjung. Hal ini disebabkan Kebun Raya Bogor hanya fokus untuk penelitian dibandingkan
wisata untuk banyak orang.
4.3. Karakteristik Pengunjung
Profil yang digunakan dalam penelitian di Kebun Raya Bogor ini meliputi jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga inti,
pekerjaan utama, jenjang pendidikan, rata-rata pengeluaran per bulan, rata- rata pengeluaran per bulan untuk hiburan, tempat tinggal, tarif pelayanan
Kebun Raya Bogor, transportasi yang digunakan pengunjung Kebun Raya Bogor, dengan siapa pengunjung datang, citra Kebun Raya Bogor, sumber
informasi Kebun Raya Bogor, dan tingkat rekomendasi pengunjung terhadap Kebun Raya Bogor kepada orang lain.
Gambar 3. Jenis Kelamin Pada Gambar 3, menurut jenis kelamin, sebaran jenis kelamin bagi
pengunjung laki-laki sebanyak 40 persen dan untuk jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 60 persen.
Gambar 4. Usia Pada Gambar 4, dapat dilihat bahwa berdasarkan usia, paling banyak
pengunjung adalah berusia 18-22 tahun dengan persentase sebanyak 37 persen, kemudian yang berusia 23-35 tahun sebanyak 29 persen, usia 35-55
tahun sebanyak 21 persen, usia lebih dari 55 tahun sebanyak 4 persen dan yang paling sedikit berusia kurang dari 14 tahun yaitu sebanyak 2 persen.
Mayoritas pengunjung adalah umur 18-22 tahun.
Gambar 5. Status Pernikahan Gambar 5 menjelaskan tentang status pernikahan dari pengunjung,
dimana 64 persen pengunjung belum menikah, 34 persen pengunjung telah menikah, sedangkan 2 persen pengunjung dudajanda. Dari data tersebut
dapat dilihat jika mayoritas pengunjung atau pengunjung belum menikah.
Gambar 6. Jumlah Keluarga Inti Gambar 6 menunjukkan jumlah anggota keluarga inti pengunjung,
dari yang berjumlah 2 hingga lebih dari 5 anggota keluarga. Anggota keluarga yang berjumlah 4 memiliki jumlah pengunjung terbanyak yaitu 30
persen. Anggota keluarga berjumlah 5 hanya 29 persen, anggota keluarga berjumlah lebih dari 5 sebanyak 15 persen, anggota keluarga berjumlah 3
sebanyak 22 persen dan anggota keluarga yang berjumlah 2 hanya 4 persen.
Gambar 7. Pekerjaan Utama Jenis pekerjaan pengunjung cukup bervariasi, mulai dari pelajar
hingga ibu rumah tangga. Mahasiswa merupakan pengunjung terbanyak yaitu 33 persen. Selanjutnya, jumlah pengunjung dari karyawan swasta 27 persen,
pelajara sebanyak 14 persen, pegawai negeri sebesar 12 persen, ibu rumah tangga sebesar 6 persen, wirausahawan 7 persen dan lainnya yang merupakan
guru taman kanak-kanak sebesar 1 persen.
Gambar 8. Pendidikan Terakhir Banyak dari pengunjung Kebun Raya Bogor telah memahami
pentingnya pendidikan. Seperti kita lihat dalam Gambar 8, rata-rata pengunjung dengan persentase terbanyak dari lulusan SMA MA yaitu 38
persen. Adapun pengunjung lulusan S2 sebanyak 16 persen, S1 sebanyak 23 persen, D1 D3 sebanyak 16 persen, SMP MTs sebanyak 11 persen dan SD
MI sebanyak 7 persen. Dalam pengambilan data pengunjung tidak ditemukan pengunjung yang belum menamatkan pendidikan dasar atau SD.
Gambar 9. Rata-rata pengeluaran total per bulan Wisatawan Kebun Raya Bogor berasal dari berbagai kalangan, mulai
dari kalangan bawah hingga kalangan menengah ke atas. Hal ini dapat kita lihat dari Gambar 9 dimana persentase pengeluaran terbanyak sebesar 21
persen diperoleh dari pengunjung dengan pengeluaran kurang dari Rp 500.000,00. Pengunjung dengan pengeluaran rata-rata diantara Rp
500.000,00-Rp 999.999,00 sebanyak 25 persen. Selanjutnya pengunjung dengan pengeluaran rata-rata Rp 1.000.000,00-Rp 1.499.999,00 sebesar 14
persen, pengunjung dengan pengeluaran rata-rata Rp 1.500.000,00-Rp 1.999.999,00 sebesar 7 persen, pengunjung dengan pengeluaran rata-rata Rp
2.000.000,00-Rp 2.499.999,00 sebanyak 8 persen dan pengunjung dengan pengeluaran rata-rata diatas Rp 2.500.000,00 sebanyak 25 persen. Dalam
penelitian mengenai rata-rata pengeluaran hidup total per bulan pengunjung di dominasi oleh pengunjung yang memiliki pengeluaran rata-rata diantara Rp
500.000,00-Rp 999.999,00 dan pengeluaran lebih dari Rp 2.500.000,00.
Gambar 10. Rata-rata pengeluaran total hiburan per bulan Dilihat dari rata-rata pengeluaran total untuk hiburan per bulan
pengunjung yang berwisata di Kebun Raya Bogor sangat beragam. Pengunjung terbanyak sebesar 35 persen mengeluarkan Rp 100.000,00-Rp
200.000,00 per bulan untuk keperluan hiburan. Pengunjung dengan pengeluaran hiburan kurang dari Rp 100.000,00 sebesar 18 persen.
Selanjutnya pengunjung dengan pengeluaran hiburan Rp 200.000,00-Rp 300.000,00 sebesar 18 persen, pengunjung dengan pengeluaran hiburan Rp
300.000,00-Rp 400.000,00 sebesar 6 persen, pengunjung berpengeluaran untuk hiburan Rp 400.000,00-Rp 500.000,00 sebesar 8 persen, sedangkan
pengunjung dengan pengeluaran hiburan lebih dari Rp 500.000,00 sebesar 17 persen. Mayoritas pengunjung yang berkunjung ke Kebun Raya Bogor
memiliki pengeluaran untuk hiburan per bulan antara Rp 100.000,00 sampai dengan Rp 200.000,00.
Gambar 11. Tempat tinggaldomisili Wisatawan Kebun Raya Bogor sangat beragam, sebagaimana
ditunjukkan Gambar 11. Pengunjung terbanyak berasal dari daerah Bogor yaitu sebesar 55 persen. Selanjutnya pengunjung dari daerah Jakarta yaitu
sebesar 23 persen, pengunjung dari daerah Tangerang sebesar 9 persen, dari Depok sebesar 3 persen, pengunjung dari Bekasi sebesar 2 persen dan dari
luar Jabodetabek ada 8 persen yaitu dari Banten dan Bandung. Dari data tersebut dapat diketahui jika mayoritas pengunjung datang dari daerah Bogor.
Gambar 12. Tarif pelayanan Kebun Raya Bogor Gambar 12, harga tarif pelayanan Kebun Raya Bogor Rp 9.500,00
dinilai sedang oleh kebanyakan pengunjung, yaitu sebesar 48 persen pengunjung berpendapat demikian. Selanjutnya 26 persen pengunjung
berpendapat harga masuk ke Kebun Raya Bogor murah, 21 persen
berpendapat mahal, 3 persen berpendapat sangat murah, dan sedikit sekali pengunjung yang mengatakan jika harga masuk ke Kebun Raya Bogor sangat
mahal yaitu sebanyak 2 persen. Mayoritas pengunjung memberikan jawaban sedang mengenai tarif pelayanan yang diberlakukan oleh Kebun Raya Bogor.
Gambar 13. Transportasi pengunjung Transportasi yang digunakan oleh pengunjung dapat dilihat dari
Gambar 13. Naik angkutan umum menjadi alat transportasi umum sebesar 51 persen, paling banyak digunakan oleh pengunjung atau pengunjung Kebun
Raya Bogor. Selanjutnya naik mobil pribadi sebesar 25 persen, naik motor sebesar 19 persen, jalan kaki sebesar 2 persen dan lainnya seperti naik bus
rombongan dan kereta api sebesar 3 persen. Dari data tersebut dapat dilihat jika pengunjung Kebun Raya Bogor lebih senang menggunakan sarana
angkutan umum untuk berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
Gambar 14. Dengan siapa berkunjung Gambar 14 dapat dilihat jika berkunjung dengan teman atau rekan
maupun kerabat banyak dilakukan oleh pengunjung yaitu sebesar 65 persen. Dan sisanya datang bersama keluarga sebesar 35 persen. Dari data tersebut
tidak ditemukan pengunjung yang hanya sendirian atau tanpa ditemani siapapun, sehingga dapat disimpulkan jika mayoritas pengunjung yang datang
tidak sendirian.
Gambar 15. Citra Kebun Raya Bogor Gambar 15 memperlihatkan bahwa Kebun Raya Bogor memiliki citra
yang baik di mata pengunjung atau pengunjungnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pengunjung yang mengatakan baik sebanyak 78 persen.
Pengunjung yang mengatakan kurang sebanyak 12 persen, yang mengatakan istimewa sebanyak 5 persen, sedangkan pengunjung yang mengatakan buruk
sebanyak 2 persen dan yang tidak tahu sebanyak 3 persen. Tabulasi silang antara variabel Citra Kebun Raya Bogor dengan
variabel domisili hanya ingin melihat keterkaitan domisili pengunjunjung dengan tanggapan terhadap citra Kebun Raya Bogor menurut pandangannya.
Tabel 3. Tabulasi silang domisili pengunjung Kebun Raya Bogor dengan citra Kebun Raya Bogor
Domisili Citra Kebun Raya Bogor
Total Tidak tahu
Buruk Kurang
Baik Istimewa
Bogor 1 1
6 43
4 55
Jakarta 1 3
19 23
Depok 0 1 1 0 1 3
Tangerang 0 0 2 7 0 9
Bekasi 0 0 0 2 0 2
Luar Jabodetabek 1 0 0 7 0 8
Total 3
2 12 78 5 100
Chi-Square
Sumber : Data Primer, 2011 Pada Tabel 3 terdapat perbedaan antara domisili pengunjung Kebun
Raya Bogor dengan tanggapan citra Kebun Raya Bogor. Semakin baik citra KRB menurut pengunjung maka semakin dekat pula domisili pengunjungnya.
Terlihat dari pengunjung Kebun Raya Bogor yang berasal dari Bogor menanggapi citra Kebun Raya Bogor dengan penilaian yang baik sebanyak
43 persen.
Gambar 16. Sumber informasi Pengunjung yang mengetahui informasi tentang keberadaan Kebun
Raya Bogor terbanyak berasala dari keluarga dan teman yaitu masing-masing sebesar 16 persen. Diikuti dengan informasi dari tetangga sebesar 13 persen.
Kemudian informasi dari internet dan siaran televisi yang memperoleh presentase masing-masing sebesar 12 persen, dari koran dan majalah dengan
nilai yang sama yaitu sebesar 10 persen, dari brosur sebesar 6 persen, dan presentase terkecil diperoleh dari sumber informasi radio sebesar 5 persen.
Hal ini sesuai dengan promosi yang tidak terlalu sering dilakukan bagi pihak Kebun Raya Bogor, terutama lewat media-media informasi seperti media
cetak, elektronik, maupun media informasi lainnya.
Gambar 17. Merekomendasikan Kebun Raya Bogor Diperlihatkan pada Gambar 17, bahwa pengunjung yang bersedia
untuk merekomendasikan ke orang lain untuk mengunjungi Kebun Raya Bogor sebesar 65 persen. Sebanyak 17 persen, pengunjung ragu yaitu antara
merekomendasikan dan tidak. Selanjutnya 14 persen pengunjung sangat ingin untuk merekomendasikan Kebun Raya Bogor ke orang lain. Dan sisanya
sebanyak 4 persen tidak merekomendasikan. Dalam pengambilan data tidak ditemukan pengunjung yang memberikan jawaban sangat tidak
merekomendasikan Kebun Raya Bogor ke orang lain.
4.4. Pengaruh Word of Mouth terhadap Brand Image Kebun Raya Bogor