Pemasaran Bauran Promosi Word of Mouth

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

American Marketing Association dalam Tjiptono 2008 mendefinisikan pemasaran sebagai fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para stakholdernya. Menurut Kotler 2004, Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

2.2. Pariwisata

Pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain Damanik dan Weber, 2006. Sedangkan menurut Yoeti 2006 suatu perjalanan dapat dikatakan pariwisata jika memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain from one place to another places, diluar tempat kediaman orang itu biasanya tinggal. Perjalanan yang dilakukan minimal 24 jam atau lebih more than 24 hours. 2. Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang, dan tidak mencari nafkah atau bekerja ditempat atau negara yang dikunjunginya. 3. Orang tersebut semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjunginya dan uang yang dibelanjakannya dibawa dari negara asalnya atau tempat tinggalnya semula dan bukan dicari atau diperoleh di tempat, di kota, atau di negara yang dikunjunginya. Menurut Suwantoro 2001 Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Wisatawan tourist adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata selama sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang di kunjungi. Namun apabila kurang dari 24 jam atau tidak bermalam, maka disebut sebagai pelancong excursionist atau sameday visitor. Menurut Wahab 1989, Pariwisata merupakan suatu abstrak yang melukiskan kepergian orang-orang dalam negaranya sendiri pariwisata domestik atau penyeberangan orang-orang melalui tapal batas suatu Negara pariwisata internasional. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa orang asing yang datang pada suatu Negara dapat dikelompokkan atas empat kelompok penting, yaitu: imigran immigrant, pengunjung visitors, penduduk residents, dan staf atau anggota diplomat asing dan tenaga militer.

2.2.1 Ekowisata

Ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan serta membantu kegiatan konservasi alam itu sendiri Damanik dan Weber, 2006. Adapaun tiga konsep dasar yang lebih operasional tentang ekowisata, yaitu sebagai berikut: 1. Perjalanan outdoor dan di kawasan alam yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. 2. Wisata ini mengutamakan penggunaan fasilitas transportasi yang diciptakan dan dikelola masyarakat kawasan wisata itu. 3. Perjalanan wisata ini menaruh perhatian besar pada lingkungan alam dan budaya lokal. Responsible tourism dikenal juga sebagai pariwisata yang bertanggung jawab. Konsep ini merupakan hasil evolusi dan pengembangan dari konsep-konsep terdahulu, seperti sustainable tourism pariwisata berkelanjutan dan ecotourism ekowisata. Tujuan yang ingin dicapai oleh responsible tourism sama dengan kedua konsep sebelumnya yaitu pariwisata yang berusaha meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Tetapi responsible tourism lebih menekankan pilihan yang diambil oleh konsumen dalam menentukan tujuan wisata, akomodasi, model transportasi dan cara melakukan perjalanan, misalnya memilih mengatur sendiri perjalanannya dibandingkan mengikuti kelompok tur. Responsible tourism juga menekankan kesadaran wisatawan itu sendiri untuk meminimalkan dampak-dampak negatif dari kunjungannya ke suatu tempat www. io.ppijepang.org. Mass tourism atau yang biasa dikenal dengan pariwisata massal adalah tindakan mengunjungi sebuah tujuan tempat wisata dengan jumlah besar orang pada satu waktu, dan studi efek bahwa sejumlah besar orang dapat memiliki tujuan tertentu, atau tujuan tertentu yang telah terpapar oleh wisatawan tunggal telah ada berulang kali. Wisata ini juga membantu bisnis lain seperti layanan telekomunikasi. Edu-tourism atau pariwisata pendidikan merupakan suatu program di mana peserta kegiatan wisata melakukan perjalanan wisata pada suatu tempat tertentu dalam suatu kelompok dengan tujuan utama mendapatkan pengalaman belajar secara langsung terkait dengan lokasi yang dikunjungi. Program pariwisata pendidikan dapat berupa ekowisata ecotourism, wisata warisan heritage tourism, wisata pedesaanpertanian ruralfarm tourism, wisata komunitas community tourism dan pertukaran siswa antar institusi pendidikan student exchanges www.munir.staf.upi.edu.

2.3. Bauran Promosi

Bauran promosi promotional mix’s adalah kegiatan-kegiatan yang digunakan untuk memberitahu, membujuk, atau mengingatkan tentang produk wisata budaya Militina. 2005. Bauran promosi yang dimaksud dalam penelitian ini diadaptasi dari pendapat Payne dalam Militina 2005, terdiri atas: 1. Periklanan Advertising adalah memperkenalkan produk wisata-wisata budaya yang menggunakan tulisan-tulisan, pesan dan gambar yang menarik disurat kabar, majalah, tv, dan radio. 2. Penjualan personal Personal Selling adalah komunikasi langsung atau tatap muka antara wisatawan dengan perantara penjualan untuk menawarkan produk. 3. Hubungan masyarakat Public Relations adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan, agen dan pemerintah untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap wisatawan untuk mengunjungidan atau membeli produk wisata budaya, kegiatan public relations dapat dilakukan melalui seminar, sponsor, peringatan pariwisata tertentu dan berita. 4. Promosi penjualan Sales Promotion adalah suatu bentuk persuasi langsung melalui berbagai cara kupon, diskon, kontes, undian dan sampel untuk merangsangmeningkatkan penjualan. 5. Surat langsung Direct Mail adalah komunikasi langsung dari penjualperantara dengan calon pelanggan melalui surat, undangan, pajangan, leaflet, dan atau telepon untuk member informasi tentang produk. 6. Rekomendasi personal Word of Mouth adalah komunikasi langsung antar individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok, untuk menyampaikan informasi produk.

2.4. Word of Mouth

Dalam pemasaran promosi dari mulut ke mulut sering dikenal juga dengan Word of Mouth WOM. WOM tidak membutuhkan biaya yang begitu besar namun dapat memperoleh efektivitas yang sangat besar. Didukung lagi dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang senang berkumpul dan bersosialisasi untuk bercerita akan hal-hal yang mereka sukai dan alami. Menurut Sernovitz 2008, terdapat lima T yang harus diperhatikan dalam mengupayakan WOM yang menguntungkan, yaitu Talker, Topics, Tools, Taking Part, dan Tracking. Pertama, Talker yang mengacu pada siapa orang yang memberikan informasi mengenai produk. Talker bisa saja konsumen atau pelanggan, komunitas yang memiliki minat tertentu, maupun profesional. Kedua, Topics yaitu informasi atau topik yang dibicarakan mengenai produk. Ketiga yaitu Tools yang mengarah pada perlengkapan yang diperlukan untuk mempermudah konsumen dalam melakukan WOM. Keempat, Talking part yang menuntut partisipasi perusahaan dalam proses WOM ini. Terakhir yang kelima adalah Tracking yaitu pengawasan dari perusahaan terhadap proses WOM yang terjadi sehingga perusahaan dapat mengantisipasi terjadinya WOM negatif mengenai produk www.wordofmouthbook.com. Sumarwan 2003 mengartikan Word of Mouth sebagai pertukaran ide, pikiran, dan komentar antara dua atau lebih konsumen, dan tidak satu pun dari mereka adalah pemasar. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya komunikasi lisan adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan dari si pemberi informasi. a. Untuk memperoleh perasaan prestise dan serba tahu. b. Untuk menghilangkan keraguan tentang pembelian yang telah dilakukannya. c. Untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang-orang yang disenanginya. d. Untuk memperoleh manfaat yang nyata. 2. Kebutuhan dari si penerima informasi. a. Untuk mencari informasi dari orang yang dipercaya dari pada orang yang menjual produk. b. Untuk mengurangi kekhawatiran tentang resiko pembelian. 1 Risiko produk karena harga dan rumitnya produk. 2 Risiko sosial-kekhawatiran konsumen tentang apa yang dipikirkan orang lain. 3 Risiko dari kurangnya kriteria objektif untuk mengevaluasi produk. c. Untuk mengurangi waktu dalam mencari informasi.

2.5. Merek Brand