25
a
w
; perubahan mutu mikrobiologi total plate count; dan analisis sifat fisik water holding capasity, perubahan warna.
Percobaan dirancang menggunakan rancangan acak kelompok RAK dengan faktor lama pencelupan 15 dan 30 menit selama penyimpanan 0-6 hari dengan
ulangan 2 kali. Data dianalisis menggunakan analisis ragam untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Jika memberikan respon yang nyata, maka
dilanjutkan dengan menguji perbedaan antar perlakuan menggunakan uji multiple comparisons Tukey HSD.
4.4. Prosedur Analisis
Prosedur dari masing–masing parameter diatas adalah sebagai berikut :
1. Kadar abu AOAC, 1995
Contoh yang telah diuapkan airnya dimasukkan ke dalam ta nur bersuhu 600
o
C, sebelumnya berat cawan kering dan cawan contoh telah diketahui. Proses
penguapan dilakukan sampai semua bahan berubah warna menjadi abu-abu, kemudian contoh ditimbang.
2. Kadar protein AOAC, 1995
Sejumlah sampel seberat 0,02 – 0,05 gram dimasukkan dalam labu Kjeldahl 100 ml, kemudian ditambah 2 – 3 ml H
2
SO
4
pekat, lalu dilakukan dekstruksi hingga larutan menjadi jernih. Setelah didinginkan, sampel kemudian
didestilasi dengan menambahkan 35 ml aquades serta 10 ml NaOH 50 . Hasil destilasi ditampung dalam erlenmeyer berisi 5 ml H
3
BO
3
dengan indikator metil merah dan metil biru. Selanjutnya produk dititrasi dengan HCl 0,02 N.
Kadar protein ditentukan dengan rumus :
3. Kadar lemak AOAC, 1995
Sebanyak 5 gram sampel dibungkus dalam kertas saring dan dimasukkan ke dalam labu Soxhlet labu sebelumnya dikeringkan dalam oven,
dimasukkan ke dalam desikator lalu ditimbang. Kemudian dimasukkan pelarut 6,25
x N
protein Kadar
100, x
sampel mg
x14 HCl
N x
blanko sampel
N =
− =
26
hexana untuk selanjutnya dilakukan reflux selama 6 jam. Lalu labu berisi hasil reflux dipanaskan dalam oven dengan suhu 105
o
C. Setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar lemak ditentukan dengan rumus :
4. Kadar air AOAC, 1995
Cawan porselen dikeringkan pada suhu 105
o
C selama 1 jam. Kemudian didinginkan dan ditimbang. Contoh yang akan ditentukan kadar airnya
ditimbang sebanyak 5 gram. Cawan yang telah berisi contoh dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105
o
C sampai beratnya konstan. Kadar air dihitung berdasarkan persamaan berikut :
5. Karbohidrat AOAC, 1995
Pengukuran kadar karbohidrat dilakukan menggunakan karbohidrat by difference.
6. Analisis asam amino AOAC, 1995
Prosedur analisa pengukuran asam amino menggunakan HPLC High Performance Liquid Chromatography. Sebelum dianalisis, sampel dihidr olisis
dengan asam yaitu dengan cara 10 gr sample ditimbang dalam tabung reaksi bertutup lalu ditambahkan 1,5 HCl 6N. Sampel diendapkan daam larutan HCl
dengan alat ultra sonic Lucas Dawe, kemudian dialiri gas N
2
yang berfungsi untuk mencegah oksidasi. Tabung lalu dimasukkan ke dalam oven dan
dipanaskan dengan suhu 110 C selama 24 jam.
Hasil hidrolisis dipindahkan ke dalam labu evaporator dan disaring dengan Sintered Glass sambil dibilas dengan High Pure HP secukupnya. Hasil
penyaringan dikeringkan denga n pompa vakum selama 10 menit, lalu ditambahkan 5 ml HCl 0,01 N ke dalam sampel dan disaring kembali dengan
membran filter berukuran 0,045 µm. 100
x sampel
berat lemak
berat lemak
=
100 x
sampel berat
kering sampel
basah sampel
air Kadar
− =
27
Sekitar 12,5 µm sampel diinjeksikan ke dalam tabung vial dan ditambahkan 12,5 µm bufer kalium borat pH 10,4 perbandingan 1:1, lalu
dicampur hingga homogen. Campuran tersebut diambil lima mikroliter dan dimasukkan ke tabung vial yang lain, lalu ditambahkan 25 µm pereaksi OPA,
dibiarkan selama 1 menit agar proses derivatisasi sempurna. Sekitar lima mikroliter sampel diinjeksikan kedalam kolom HPLC dan ditunggu sampai
pemisahan asam amino selesai. Waktu yang diperlukan sekitar 25 menit.
7. Nilai total volatile bases TVB AOAC, 1995