Tipe adenokarsinoma endometrium Adenokarsinoma Endometrium 1 Defenisi

18 Karsinoma endometrium tipe I ini cenderung terjadi pada usia antara 40 sampai 60 tahun meskipun karsinoma ini dapat terjadi pada wanita yang lebih muda, bahkan pada kasus yang jarang, pada usia 20 tahun Pada anamnesis didapatkan riwayat terpapar estrogen dan berasal dari hiperplasia endometrial atipikal. Tipe ini berdiferensiasi baik, minimal invasif, sehingga memiliki prognosis yang baik. Pada beberapa kasus mungkin didapatkan diabetes, penyakit hati, hipertensi, obesitas, infertilitas, dan gangguan menstruasi.  Tipe II estrogen independen 22 Tipe II ini biasanya didapatkan pada wanita pasca menopause, kurus, atau wanita dengan siklus hormonal yang normal. Karsinoma endometrium tipe II ini cenderung terjadi pada usia yang lebih tua dan tidak memiliki riwayat hiperestrogenisme. Tipe II ini lebih agresif dan mempunyai prognosis lebih buruk daripada tipe I. Tipe II ini paling sering didapati pada wanita Afro-Amerika. Yang termasuk kanker endometrium tipe II adalah: o High grade endometrioid cancer o Uterine papillary serous carcinoma o Uterine clear cell carcinoma 19 2.3. Adenokarsinoma Serviks 2.3.1. Defenisi dan Epidemiologi Kanker serviks adalah kanker primer dari serviks kanalis servikalis dan atau porsio. Dimana serviks adalah bagian dari uterus yang bentuknya silindris, diproyeksikan ke dinding vagina anterior bagian atas dan berhubungan dengan vagina melalui sebuah saluran yang dibatasi ostium eksternum dan internum. 23 Infeksi virus HPV merupakan faktor risiko masuknya karsinogen E6 dan E7, kedua protein tersebut merupakan karsinogen kanker serviks. Kanker serviks merupakan kanker yang menduduki urutan pertama dari kejadian kanker secara keseluruhan ataupun dari kejadian kanker pada wanita. Karena HPV yang merupakan faktor etiologi maka kanker serviks mempunyai beberapa faktor risiko yang umumnya terkait dengan suatu penyakit akibat hubungan seksual. Penyimpangan pola kehidupan seksual merupakan faktor risiko yang sangat berperan. Faktor lain yang dianggap merupakan faktor risiko antara lain faktor hubungan seksual pertama kali pada usia muda, dan faktor kebiasaan merokok. 5

2.3.2. Etiologi

Infeksi HPV Human Papilloma Virus terdeteksi pada 99,7 kanker serviks. Pada penelitian kasus-kontrol, prevalensi infeksi HPV pada kanker serviks jenis karsinoma sel skuamosa dijumpai sejumlah 78,4-98,1 metaanalisis 12 negara. Prevalensi infeksi HPV pada kanker 20 serviks jenis adenokarsinoma dijumpai sejumlah 85,7-100 metaanalisis 9 negara. 5 Sel kanker serviks pada awalnya berasal dari sel epitel yang mengalami mutasi genetik sehingga merubah perilakunya. Sel yang bermutasi ini melakukan pembelahan sel yang tidak terkendali, immortal, dan menginvasi jaringan stroma dibawahnya. Keadaan yang menyebabkan mutasi genetik yang tidak dapat diperbaiki akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker ini. Onkoprotein dari E6 akan mengikat dan menjadikan gen penekan tumor p53 menjadi tidak aktif, sedangkan onkoprotein E7 akan berikatan dan menjadikan produk gen retinoblastoma pRb menjadi tidak aktif. Mutasi gen suppressor tumor ini menyebabkan peningkatan aktivitas proliferasi dan apoptosis menurun. 1 Berbagai faktor dianggap sebagai kofaktor faktor yang menyertai terjadinya kanker serviks antara lain multiparitas, merokok, kontrasepsi hormonal, penyakit hubungan seksual, dan faktor nutrisi. Jumlah paritas meningkatkan risiko menderita kanker serviks. Risiko menderita kanker serviks meningkat dengan peningkatan jumlah batang rokok yang dikonsumsi, tetapi tidak berhubungan dengan lamanya merokok. Penggunaan kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko menderita kanker serviks, kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan penelitian metanalisis. Lamanya penggunaan kontrasepsi hormonal akan meningkatkan risiko menderita kanker serviks, dan penggunaan 10 tahun meningkatkan risiko