53 tetapi nilai kerapatan relatif RDi dari jenis Rhizophora apiculata paling tinggi
dari ketiga stasiun pengamatan.
Tabel 14 Analisa vegetasi mangrove di stasiun III
Nilai dari frekuensi relatif RFi adalah nilai yang menggambarkan penyebaran suatu spesies pada suatu ekosistem. Dari hasil yang terlihat pada tabel
12, 13 dan 14, nilai frekuensi relatif tertinggi RFi terdapat pada stasiun III yaitu jenis Sonneratia alba dengan nilai 30.769 kemudian Rhizophora apiculata
dengan nilai frekuensi relatif RFi 26.923. untuk nilai terendah terdapat pada juga pada stasiun III yaitu pada jenis Xylocarpus granatum dengan nilai 7.692 dan
jenis Aegiceras floridum dengan nilai sebesar 3.846. Nilai penting suatu jenis berkisar dari 0
– 300. Nilai penting ini memberikan suatu gambaran mengenai peranan ataupun pengaruh suatu jenis
mangrove pada suatu lokasi penelitian. Dari analisis data didapatkan bahwa jenis mangrove yang memiliki nilai tertinggi yaitu jenis Sonneratia alba pada stasiun
III dengan nilai sebesar 110.520, kemudian jenis Sonneratia alba pada stasiun I dengan nilai sebesar 74.111 dan jenis Rhizophora apiculata pada stasiun II
dengan nilai penting sebesar 72.286.
4.2.4. Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Lokasi Penelitian
Lewis 2005 mengemukakan bahwa Faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi dan menunjang ekosistem mangrove baik secara langsung maupun
tidak langsung. Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisik dan kimia ekosistem mangrove Kecamatan Jailolo Selatan lampiran 10,11 dan 12, kondisi
suhu air di ekosistem mangrove Kecamatan Jailolo Selatan adalah berkisar dari 28,0
C – 31,0
C sedangkan kisaran salinitas yaitu antara 30 - 34
0 .
pH air
No. Jenis Mangrove
Di RDi
Fi RFi
Ci RCi
NP 1
Rhizophora apiculata 0.054
29.508 0.700
26.923 43.067
11.915 68.346
2 Rhizophora stylosa
0.058 31.694
0.500 19.231
30.626 8.473
59.398 3
Bruguiera gymnorrhiza 0.024
13.115 0.300
11.538 21.453
5.935 30.588
4 Sonneratia alba
0.021 11.475
0.800 30.769
246.787 68.275
110.520 5
Xylocarpus granatum 0.020
10.929 0.200
7.692 18.819
5.206 23.828
6 Aegiceras floridum
0.006 3.279
0.100 3.846
0.707 0.196
7.320 Total
0.183 100.000
2.600 100.000
361.459 100.000
300.000
54 berkisar antara 8,0
– 8,6. Untuk pH tanah yaitu antara 6,0 – 6,8 dan DO bernilai antara 6,11
– 6,21. Menurut Noor et al. 1999 mangrove merupakan tumbuhan yang memiliki kemampuan toleransi terhadap kisaran salinitas yang
luas. Mereka dapat juga bertahan pada lingkungan pantai yang seringkali tidak digenangi air laut.
Chapman 1975, dalam Kustanti 2011 mengemukakan bahwa faktor abiotik yang baik sebagai syarat utama terbentuknya hutan mangrove adalah suhu
udara, substrat lumpur, daerah payau, arus air laut, perlindungan, air laut dan tepi laut yang dangkal. Setelah dilakukan pengamatan dan pengukuran pada lokasi
lokasi penelitian, baik untuk konsisi fisik maupun kimia perairan, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi pada lokasi penelitian secara umum
masih dalam kondisi baik. Hal ini didukung karena daerah penelitian masuk dalam wilayah teluk sehingga masih terlindungi secara fisik.
4.2.5. Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominasi