- Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa
ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa spesies palem lainnya.
2.4. Peranan Mangrove Bagi Biota Laut
Clark 1996 mengemukakan bahwa secara ekologis, ekosistem mangrove memainkan peran penting di daerah pesisir. Peran yang sangat
menonjol adalah mangrove dapat memproses makanan yang merupakan suplai pangan dari dataran lumpur ke bentuk yang tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh
berbagai jenis hewan laut seperti ikan, kepiting dan kerang-kerangan yang dapat dimakan oleh manusia. Mangrove disamping melengkapi pangan untuk biota laut,
juga mampu menciptakan iklim yang cocok untuk biota tersebut, dimana sebagaian besar biota laut ikan, udang dan kepiting yang bernilai ekonomis
penting hidup di daerah mangrove. Menurut Parawansa 2007 gambaran umum mengenai peranan suatu
habitat mangrove bagi biota laut dapat dilihat dari suatu model jaringan pangan food web. Pada dasarnya sumbangsih mangrove terhadap kehidupan biota laut
adalah melalui guguran serasah vegetasi termasuk kotoran sisa tubuh fauna yang mati ke lantai hutan. Serasah ini akan terdekomposisi oleh cendawan dan bakteri
menjadi detritus, yang mana detritus tersebut merupakan makanan utama bagi konsumer primer. Selanjutnya konsumen primer ini akan menunjang kehidupan
biota tingkat konsumer sekunder dengan top-konsumer di suatu habitat mengrove. Kusmana 2000 mengemukakan bahwa Produktivitas primer habitat
mangrove akan diperkaya oleh komunitas alga di lumpur dan akar, komunitas lamun, komunitas fitoplankton dan laut, dan limbah organik terlarut dissolved-
organic compound dari laut dan daratan. Kesemua fenomena ini akan mempertinggi produktivitas primer habitat mangrove. Tingginya produktivitas
primer hutan mangrove salah satunya dapat dilihat dari produktivitas serasah hutan tersebut yang umumnya beberapa kali lipat produktivitas
-
Serasah tipe hutan daratan, yakni sekitar 5,7 sampai 25,7 tonha per tahun. Kondisi habitat
mangrove seperti ini mengakibatkan ekosistem mangrove berperan sebagai feeding, spawning dan nursery ground bagi berbagai jenis biota laut khususnya
ikan dan udang untuk menghabiskan sebagian bahkan seluruh siklus hidupnya.
Sebagian besar hutan mangrove mempunyai toleransi yang rendah terhadap garam, tetapi pada daerah mangrove mengalami setidaknya dua kali sehari pasang
naik air asin. Bahkan ada spesies yang tahan sampai kadar garam 90. Akar mangrove dapat melakukan fitrasi untuk dapat beradaptasi dari fluktuasi kadar
garam Ball et al. 1997
2.5. Asosiasi Mangrove Dengan Biota Laut