Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Spesifik Nannochloropsis sp.

Sel Nannochloropsis sp. juga memiliki jumlah kepadatan dan laju pertumbuhan spesifik yang berbeda tiap perlakuan. Jumlah kepadatan sel Nannochloropsis sp. dengan perlakuan limbah logam berat pada awal kultivasi adalah 1,00×10 6 selmL. Masa puncak populasi sel Nannochloropsis sp. terjadi pada hari ke-8 dengan jumlah sel mencapai 9,28×10 6 selmL. Jumlah kepadatan sel tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol, sedangkan jumlah kepadatan sel terendah pada perlakuan tanpa pupuk. Puncak kepadatan populasi Nannochloropsis sp. untuk perlakuan kontrol teramati pada hari ke-10 dan hari ke-14, sedangkan untuk perlakuan pupuk pada hari ke-13 dan perlakuan tanpa pupuk pada hari ke-10.

4.2.1. Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Spesifik Nannochloropsis sp.

dengan Perlakuan Kontrol Jenis mikroalga ini memiliki laju pertumbuhan yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kepadatan sel yang sangat dominan pada hari ke-10 dan hari ke-14. Jumlah kepadatan sel maksimum pada puncak pertama sebesar 42,50×10 6 selmL, dan diikuti puncak populasi kedua sebesar 41,15×10 6 selmL. Kepadatan optimum kultur Nannochloropsis sp. yang dapat dicapai untuk skala laboratrium adalah 50 - 60×10 6 selmL, skala semi massal 20 - 25×10 6 selmL dan massal 15 - 20×10 6 selmL dengan masa kultur 4-7 hari Anon et al., 2009. Gambar 11 juga menggambarkan adanya adaptasi yang baik oleh Nannochloropsis sp., yang dibuktikan dengan laju pertumbuhan spesifik pada hari ke-2 yang meningkat signifikan sebesar 2,092. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam waktu kurang dari 24 jam, sel Nannochloropsis sp. mampu menambah jumlah kepadatan selnya sebanyak 2,13×10 6 selmL. Dengan demikian, proses ini membuktikan bahwa fase lag berlangsung sangat cepat kurang dari 24 jam, dan dilanjutkan dengan fase stasioner, yang ditandai pertambahan kepadatan sel kultur secara eksponensial sampai puncak populasi pada hari ke-10. Selanjutnya sel mengalami penurunan jumlah pada hari ke-11 dan dilanjutkan kembali adanya peningkatan jumlah sel pada hari ke-12 sampai hari ke-14. Hal tersebut dapat dikarenakan adanya tambahan nutrisi untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp. yang diperoleh dari lisis sel-sel yang telah mati Annisa, 2005. Laju pertumbuhan spesifik menurun menjadi -1,160 setelah masa puncak populasi, dengan kepadatan sel kultur 12,90×10 6 selmL. Hal ini diduga nutrisi di dalam media kultur telah banyak dimanfaatkan oleh sel Nannochloropsis sp. sehingga terjadi akumulasi senyawa amonia dalam konsentrasi tinggi dan menyebabkan kematian pada sel kultur Fogg, 1965 dalam Panggabean, 2000 dan Suantika, 2009. 4.2.2. Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Spesifik Nannochloropsis sp. dengan Perlakuan Pupuk dalam Media Logam Berat Pertumbuhan Nannochloropsis sp. relatif rendah dan stabil dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Hal tersebut diduga karena adanya faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dari sel Nannochloropsis sp. Faktor-faktor lingkungan tersebut adalah perlakuan parameter media yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan penambangan, dimana besarnya salinitas adalah 37 ‰ dan dengan pH relatif asam yaitu 6-7. Kualitas air tersebut dapat menghambat pertumbuhan sel Nannochloropsis sp., karena mikroalga dapat hidup normal pada salinitas optimum 25-35 ‰, suhu optimum 25-32 o C, dan pH optimum berkisar 7-8 Sylvester et al., 2002. Selain itu, hal ini didukung dengan kondisi media yang relatif asam, sehingga tingkat kelarutan ion-ion logam berat lebih tinggi di dalam media kultur. Dengan demikian, terdapat banyak akumulasi logam berat di dalam tubuh mikroalga yang menyebabkan pertumbuhan sel terhambat. Pertumbuhan Nannochloropsis sp. memasuki fase eksponensial pada hari ke-5 sampai hari ke-8, fase tersebut dapat dilihat dari laju pertumbuhan spesifik sel Nannochloropsis sp. dimana pada hari ke-9, nilai laju pertumbuhan spesifik sel menurun menjadi -0,044. Hari berikutnya kepadatan sel relatif konstan, yang diduga karena nutrisi di dalam media mulai berkurang. Selain itu faktor-faktor lingkungan masih sangat rentan terjadi di dalam media kultur, sehingga jumlah kepadatan sel cenderung meningkat walaupun hanya sedikit. Selanjutnya kepadatan sel Nannochloropsis sp. menurun dari hari ke-14 sampai hari ke-15, ditandai dengan jumlah kepadatan sel yang menurun menjadi 8,90×10 6 dan 8,00×10 6 selmL dan laju pertumbuhan spesifik negatif, yaitu -0,094 dan -0,494. 4.2.3. Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Spesifik Nannochloropsis sp. dengan Perlakuan Tanpa Pupuk dalam Media Logam Berat Laju pertumbuhan dan kepadatan sel Nannochloropsis sp. cenderung lebih kecil dibandingkan perlakuan yang lain. Kepadatan sel maksimum sel Nannochloropsis sp. hanya mencapai 1,26×10 6 selmL pada hari ke-10. Jumlah kepadatan sel dari hari pertama kultur relatif menurun. Penurunan jumlah sel dapat disebabkan oleh kurang tersedianya makro dan mikronutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroalga. Laju pertumbuhan mulai menurun pada hari ke-11 dengan kepadatan sel 0,76×10 6 selmL dan laju pertumbuhan spesifik -0,507. Selanjutnya kepadatan sel relatif menurun sampai hari ke-15, dengan kepadatan sel 0,43×10 6 selmL. Keadaan ini juga dihambat oleh adanya faktor lingkungan di media kultur. Salinitas di media kultur mencapai 37 ‰, dan kisaran pH antara 6-7. Hal tersebut juga dapat digambarkan dengan warna media yang relatif tidak berubah dari hari pertama hingga hari terakhir kultur, sehingga jumlah kepadatan sel cenderung menurun.

4.3. Perbandingan Kepadatan sel Mikroalga Chlorella sp. dan