4.5. Kualitas Air Media Kultur
4.5.1. Salinitas
Salinitas air media kontrol relatif meningkat setiap harinya. Hal tersebut dapat diduga karena adanya penguapan dari media kultivasi. Salinitas yang
digunakan hari ke-1 kultur adalah 27 ‰. Salinitas media ini merupakan salinitas optimum dengan kisaran 25-32 ‰ Sylvester et al., 2002. Salinitas media
meningkat karena terjadi penguapan akibat pengaruh dari panas lampu yang digunakan saat kultivasi.
Perubahan salinitas pada media kultur dapat dilihat dari Gambar 16. Salinitas awal pada kultivasi Chlorella sp. dan Nannochloropsis sp. adalah 27 ‰,
dan salinitas akhir adalah 40 ‰. Kenaikan salinitas pada media kultur berkorelasi positif terhadap waktu. Chlorella sp. memiliki salinitas maksimum pada hari ke-
15 sebesar 39 ‰, dan Nannochloropsis sp. memiliki salinitas maksimum pada hari ke-15 sebesar 40 ‰.
Keterangan: PP = menggunakan pupuk; TP= tanpa menggunakan pupuk
Gambar 16. Salinitas media limbah logam berat Chlorella sp. dan Nannochloropsis sp.
30.00 35.00
40.00 45.00
50.00 55.00
1 3
5 7
9 11
13 15
Chlor PP Chlor TP
Nanno PP Nanno TP
Selain itu, kenaikan salinitas juga diduga berasal dari pengadukan media kultur dari aerator sehingga mengakibatkan terjadinya penguapan. Berdasarkan
analisis validitas Pearson, salinitas memiliki korelasi positif terhadap jumlah kepadatan sel Chlorella sp. dan Nannochloropsis sp. Uji lanjut regresi lampiran
4 memperlihatkan bahwa perubahan salinitas mempengaruhi kepadatan sel Chlorella sp. dan Nannochloropsis sp. p0,05. Keadaan ini dapat diduga
salinitas optimum Chlorella sp. dan Nannochloropsis sp. terjadi pada hari ke-1 hingga hari ke-6 dan ke-7. Hal tersebut dikarenakan salinitas optimum untuk
pertambahan kepadatan sel mikroalga adalah kisaran 25-32 ‰. Salinitas air pada media perlakuan pupuk relatif meningkat dan berkorelasi
positif terhadap waktu yang diduga karena adanya penguapan yang terjadi di dalam media kultur. Penguapan ini berasal dari lampu neon 40 watt serta aerasi
dari media kultur. Panas dari lampu neon menguapkan air dalam media dan meninggalkan garam di dalam media kultur, sehingga salinitas terus meningkat
dengan bertambahnya waktu. Selain itu, faktor yang cukup berpengaruh lainnya adalah pengadukan media kultur yang membantu terjadinya penguapan air media,
sehingga mengakibatkan perubahan pada salinitas. Salinitas awal media kultur Chlorella sp. dan Nannochloropsis sp. adalah
37 ‰, sedangkan salinitas akhir media Chlorella sp. 51 ‰ dan Nannochloropsis sp. adalah 50 ‰ Lampiran 6. Salinitas maksimum kultur Chlorella sp. dengan
perlakuan pupuk ini adalah pada hari ke-15 sebesar 51 ‰ dan 50 ‰ untuk kultur
Chlorella sp. dan Nannochloropsis sp. Bertambahnya salinitas dapat mempengaruhi secara nyata pertambahan jumlah kepadatan sel kultur dari kedua
media. Pengaruh tersebut dibuktikan melalui uji validitas Pearson yang
menyatakan bahwa salinitas dapat mempengaruhi kepadatan sel Chlorella sp. p0,05, dan tidak mempengaruhi kepadatan sel Nannochloropsis sp. secara
nyata. Hal ini dapat diduga kepadatan sel Chlorella sp. melalui media dengan
kadar garam lebih besar dari 50 ‰ seharusnya masih memiliki kesetimbangan biologis terhadap metabolisme tubuh dan kesetimbangan ekologis terhadap media
kultur. Kepadatan sel Chlorella sp. dapat mencapai 60,00 ×10
6
selmL dengan perlakuan salinitas 50 ‰ Sutomo, 1991. Mikroalga hampir tidak dapat bertahan
hidup dengan kadar salinitas 0 ‰ dan 60 ‰ Hirata, 1981 dalam Rostini, 2007. Salinitas media tanpa perlakuan pupuk fluktuatif dengan bertambahnya
waktu. Salinitas pada hari pertama kultur Chlorella sp. dan Nannochloropsis sp. adalah 37‰. Selanjutnya, salinitas meningkat drastis menjadi 45 ‰ dalam waktu
24 jam. Peningkatan konsentrasi salinitas dapat diduga karena adanya penguapan dari media kultur yang berasal dari lampu neon 40 watt. Aerasi yang tidak
diberikan dalam media kultur juga merupakan faktor utama salinitas meningkat, karena tanpa adanya pengadukan menyebabkan panas dari media menyebar di
dalam media kultur. Salinitas maksimum kultur Chlorella sp. terjadi pada hari ke-9 dan hari ke-
13 sebesar 46 ‰. Selanjutnya salinitas pada akhir kultur Chlorella sp. adalah 45 ‰. Salinitas maksimum kultur Nannochloropsis sp. terjadi pada hari ke-12
sebesar 45 ‰, dan salinitas akhir media kultur adalah 43 ‰. Berdasarkan uji validitas Pearson, salinitas pada perlakuan tanpa menggunakan pupuk
berpengaruh terhadap jumlah kepadatan sel Chlorella sp., dan tidak berpengaruh terhadap kepadatan sel Nannochloropsis sp. pengaruh salinitas ini didukung
dengan uji regresi linear yang menunjukkan bahwa perubahan salinitas mempengaruhi kepadatan sel Chlorella sp. p0,05.
4.5.2. Derajat Keasaman pH