Timbal Pb Kadmium Cd

Selain kedua perusahan tersebut, izin kuasa penambangan KP timah juga diberikan kepada perusahaan swasta. Sampai dengan pertengahan tahun 2007, jumlah KP timah mencapai 101 izin dengan luas pencadangan 320.219 ha, dan yang telah ditambang 6.084 ha.

2.4.3. Beberapa Karakteristik Logam Berat, Sumber, dan Dampaknya

2.4.3.1. Timbal Pb

Timbal merupakan logam berat beracun yang dapat dideteksi secara praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis. Logam ini merupakan racun yang mudah terakumulasi dan akan mengalami peningkatan jumlah dalam tubuh, hingga akhirnya mencapai suatu titik dimana telah terjadi kerusakan sistem tubuh. Mobilitas timbal di tanah dan tumbuhan cenderung lambat dengan kadar normalnya pada tumbuhan berkisar 0,5 – 3,0 ppm Suhendrayatna, 2001. Sumber utama timbal adalah dari makanan dan minuman yang terkontaminasi timbal Suhendrayatna, 2001. Selain itu menurut Vinithkumar 2004, timbal juga terdapat di udara bebas sebagai akibat dari penggunaan bahan bakar kendaraan dan industri yang tidak bebas timbal. Timbal menimbulkan efek beracun pada sistem syaraf, hemetologik, hemetotoksik, dan mempengaruhi kerja ginjal serta paru-paru, bahkan gangguan pertumbuhan pada anak-anak dan bayi Vinithkumar, 2004. Mobilitas timbal di tanah dan tumbuhan cendrung lambat dengan kadar normalnya pada tumbuhan berkisar 0,5 – 3,0 ppm.

2.4.3.2 Kadmium Cd

Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan timbal dan lebih banyak dijumpai pada permukaan sampel tanah yang diambil dekat penambangan bijih seng Suhendrayatna, 2001. Sumber dari logam ini antara lain berasal dari industri baterai, pewarnaan, plastik, dan pengolahan logam. Logam kadmium tergolong berbahaya karena memiliki resiko tinggi pada pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap tubuh manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi dalam tubuh, khususnya di hati dan ginjal. Logam berat ini bersama timbal dan merkuri sebagai the big three heavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Kadmium adalah logam beracun yang merupakan polutan yang berbahaya bagi lingkungan karena bersifat toksik selain dapat membahayakan makhluk hidup dan ekosistem perairan. Kadmium dapat meleleh pada 320 o C dan bersifat sangat elektropositif. Logam-logam kadmium cenderung membentuk kompleks dengan NH 3 , ion halida dan CN - . Kadmium dapat melarut lambat dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen. 2.4.3.3 Kromium Cr Logam kromium di alam ditemukan dalam bentuk chromite FeO.Cr 2 O 3 . Kromium adalah logam yang berwarna putih, tak begitu liat keras tapi rapuh, dan tak dapat ditempa. Logam ini memiliki titik leleh di atas 1800 o C. Logam kromium larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tidak terkena udara, akan terbentuk ion-ion kromium. Logam kromium tidak dapat teroksidasi oleh udara yang lembab dan bahkan pada proses pemanasan cairan, logam kromium teroksidasi dalam jumlah yang sangat sedikit. Logam kromium mudah larut dalam HCl, sulfat, dan perklorat. Sesuai dengan tingkat oksidasinya, logam atau ion kromium yang telah membentuk senyawa, mempunyai sifat-sifat yang berbeda sesuai dengan tingkat oksidasinya. Sebagai logam berat, kromium termasuk logam yang mempunyai daya racun tinggi. Umumnya dijumpai di alam dalam bentuk bervalensi tiga yang sifat racunnya lebih rendah daripada 6 valensi. Meskipun demikian, kromium terutama yang bervalensi 6 dapat mengakibatkan kanker saluran pencernaan, penyakit kulit, dan bisul serta radang pada membran mukus nasal Vinithkumar, 2004. 2.4.3.4 Tembaga Cu Tembaga di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral. Secara global, sumber masuknya logam Cu ke dalam lingkungan dapat terjadi secara alamiah akibat berbagai peristiwa alam seperti: erosi batuan, mineral, debu atau partikulat Cu yang ada di udara. Sumber Cu di alam kini lebih banyak dipengaruhi aktifitas manusia, khususnya buangan industri yang memakai Cu dalam proses produksinya, seperti industri galangan kapal, industri pengolaan kayu, buangan rumah tangga, pertambangan, dan lainnya. Cu digolongkan sebagai logam berat esensial, yang berarti walaupun termasuk logam berat yang berbahaya tetapi unsur ini dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Manusia memerlukan Cu sebagai metalloenzim dalam sistem metabolismenya atau sistem enzim oksidatif. Selain itu, Cu juga sebagai kompleks Cu protein yang mempunyai fungsi tertentu dalam pembentukan hemoglobin, kolagen, pembuluh darah dan mielin otak. Walaupun demikian, logam Cu dalam metabolismenya akan berbalik menjadi bahan racun untuk manusia bila masuk dalam jumlah berlebihan Palar, 1994 dalam Yefrida, 2008. Tembaga bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi larutan di atas 0,1 ppm. Konsentrasi normal komponen ini di tanah berkisar 20 ppm, sedangkan konsentrasi yang aman bagi air minum manusia adalah 1 ppm.

2.5. Adsorpsi Logam Berat Oleh Mikroorganisme