Fase Pertumbuhan Mikroalga Biofuel dari mikroalga

2.3.2. Fase Pertumbuhan Mikroalga

Pertumbuhan mikroalga secara umum dapat dibagi menjadi lima fase yang meliputi fase lag adaptasi atau istirahat, fase eksponensial, fase penurunan kecepatan pertumbuhan deklinasi, fase stasioner dan fase kematian. Gambar 3. Fase pertumbuhan mikroalga Pada fase lag penambahan jumlah densitas mikroalga sangat rendah atau bahkan dapat dikatakan belum ada penambahan densitas. Hal tersebut disebabkan karena sel-sel mikroalga masih dalam proses adaptasi secara fisiologis terhadap media tumbuh sehingga metabolisme untuk tumbuh manjadi lamban. Pada fase eksponensial terjadi penambahan kepadatan sel mikroalga N dalam waktu t dengan kecepatan tumbuh ยต sesuai dengan rumus eksponensial. Pada fase penurunan kecepatan tumbuh pembelahan sel mulai melambat karena kondisi fisik dan kimia kultur mulai membatasi pertumbuhan. Pada fase stasioner, faktor pembatas dan kecepatan pertumbuhan bersifat setimbang karena jumlah sel yang membelah dan yang mati sama. Pada fase kematian, kualitas fisik dan kimia kultur berada pada titik dimana sel tidak mampu lagi mengalami pembelahan. Sumber: Fogg dan Thake, 1987 dalam Edhy et al., 2003 1 2 3 4 5 1. Lag or Induction phase 2. Exponential phase 3. Phase of declining relative growth 4. Stationary phase 5. Death phase Age of culture Log of cell numbers

2.3.3. Biofuel dari mikroalga

Mikroalga berpotensi menghasilkan biofuel dalam jumlah yang sangat besar. Biofuel yang dapat terbarukan dapat menggantikan minyak yang dijadikan bahan bakar yang berkontribusi pada pemanasan global dan ketersediannya yang terbatas. Biodiesel dan Bioethanol merupakan bahan bakar yang berpotensi dapat diperbaharui yang menarik perhatian dunia. Biodiesel dan bioethanol diproduksi oleh tanaman pertanian menggunakan metode yang ada dan keberadaannya tidak dapat menggantikan minyak fosil yang dijadikan bahan bakar. Tingginya potensi bahan dari mikroalga ini telah dikemukakan oleh Umdu et al. 2008 bahwa minyak mikroalga mengandung lipid yang cocok untuk esterifikasi atau transesterifikasi. Mikroalga merupakan biota yang menjanjikan hasil lebih baik karena: 1. Memiliki laju pertumbuhan tinggi Umdu et al., 2008. 2. Kandungan lipid dapat disesuaikan dengan mengubah komposisi media untk tumbuh Umdu et al., 2008. 3. Dapat dipanen lebih dari satu kali dalam satu tahun Umdu et al., 2008. 4. Dapat menggunakan air laut atau air limbah Umdu et al., 2008.

2.3.4. Teknik Kultivasi Mikroalga