Observasi dan Interpretasi Siklus II a. Perencanaan Tindakan II

h. Pada kegiatan ini selain menumbuhkan kembali rasa kepercayaan diri siswa tetapi juga untuk menumbuhkan keberanian siswa dalam berbicara, supaya perasaan takut, malu, ragu-ragu yang dulunya sering menjadi alasan bagi siswa menjadi hilang dan siswa menjadi lebih confidence kembali. i. Perubahan sudah cukup banyak terjadi pada siklus II ini di mana siswa sudah dapat menulis deskripsi sesuai dengan ketentuan yang ada. Siswa sudah bisa mengembangkan kalimat menjadi beberapa paragraf. j. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward kepada siswa berupa pujian dengan kata- kata: “bagus kamu Linggar”. Kalian sudah bisa menulis deskripsi dengan baik, bisa mengembangkan hal-hal yang menarik sesuai dengan gambar menjadi sebuah tulisan yang menggambarkan keadaan sebenarnya. Siswa dengan serentak memberikan applause kepada Linggar. Langkah ini sebagai bentuk prosedur R: Rayakan k. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa memberikan applause kepada siswa yang memperoleh nilai paling baik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengingatkan kepada siswa menulis bukanlah hal yang sulit tetapi diperlukan keingingan untuk mau berlatih, kemudian diakhiri dengan ucapan salam “Wassalamu’alaikum Wr. Wb.” Siswa menjawab dengan serentak “Wa’alaikum salam Wr. Wb.”

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati guru peneliti yang sedang mengajar menulis deskripsi. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 4 Mei 2009 pertemuan pertama dan Rabu, 6 Mei 2009 pertemuan kedua. Peneliti mengamati guru peneliti yang sedang mengajar siswa kelas IV di ruang kelas IV dan di ruang lab bahasa SD 3 Demaan kecamatan Kota Kudus dengan memposisikan diri di bagian belakang. Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk mendiskripsikan apakah kekurangan-kekurangan teknik pengajaran pada siklus I sudah bisa teratasi atau belum. Seperti pelaksanaan sebelumnya pada pertemuan pertama dalam siklus II di ruang kelas IV, guru peneliti akan mengajarkan materi kemampuan menulis deskripsi menggunakan pendekatan quantum learning. Hal ini dilakukan dengan mengoreksi hasil pekerjaan menulis siswa ternyata masih bersifat memberikan. Siswa diajak guru untuk menganalisis hasil karangan secara bersama-sama dengan penggunaan ejaan yang baku. Pada pertemuan berikutnya dilanjutkan dengan penggunaan ruang multimedia yang berupa tayangan LCD yang telah dipersiapkan sebelumnya. Guru peneliti menampilkan gambar sepeda. Usai melihat tampilan tersebut siswa diminta berkomentar bahkan banyak diantara mereka memiliki sepeda di rumah. Lalu siswa langsung diberi tugas untuk menulis deskripsi berdasarkan ciri-ciri dari gambar tersebut dengan ejaan yang benar serta mengungkapkan ide mereka dengan bahasa sendiri. Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti tetap berkedudukan dibagian paling belakang agar bisa mengamati jalannya pembelajaran secara menyeluruh. Dari kegiatan observasi tersebut, diperoleh deskripsi mengenai jalannya kegiatan pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan quantum learning dengan alur kegiatan sebagai berikut. Guru mengawali proses pembelajaran dengan memberikan apersepsi dan melakukan Tanya jawab terhadap siswa seputar materi kemampuan menulis deskripsi yang telah disampaikan oleh guru pada hari Senin, 20 April 2009 yang tujuannya untuk menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap materi yang akan nanti dibahas. Guru juga menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran menulis deskripsi yang mereka lakukan hari itu, yiatu bagaimana menulis deskripsi yang benar, apa saja unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menulis deskripsi serta bagaimana ejaan, bentuk paragraf dan penyusunan kalimat yang benar. Dari kegiatan tersebut terlihat bahwa guru sudah berupaya untuk lebih mengaktifkan siswa melalui pemberian stimulus dan waktu yang memadai untuk mencoba memahami bagaimana menulis deskripsi dengan tepat. Hasilnya, lebih banyak siswa yang aktif merespon secara tepat terhadap stimulus-stimulus dari guru. Selain itu guru sudah tidak terlihat lagi mendominasi kelas. Pada pertemuan selanjutnya, Rabu 6 Mei 2009 dilaksanakan pukul 07.00 – 08.10 WIB selama dua jam pelajaran 2 x 35 menit. Guru mengajak siswa untuk mengamati tampilan LCD dengan mengambi l gambar “sepeda baru” dengan diiringi lagu “Kring…kring…Ada Sepeda”. Siswa diminta untuk mengamati dan mencermati tayangan melalui LCD tersebut dengan seksama. Setelah selesai mengamati siswa banyak yang komentar mengenai ciri-ciri sepeda yang dimiliki di rumah. Setelah mengamati tampilan tersebut, guru meminta siswa untuk mengungkapkan komentar, pendapat, dan hal-hal yang menarik dari tayangan melalui LCD. Usai mendiskusikan tampilan tersebut, guru menugasi siswa untuk membuat tulisan deskripsi sesuai dengan gambar yang telah mereka lihat. Guru memotivasi beberapa siswa untuk membacakan hasil menulis deskripsi di depan kelas setelah siswa selesai mengerjakan. Berbeda dengan siklus terdahulu, siswa sudah mulai berani membacakan hasil tulisannya. Guru meminta siswa yang lain untuk mencermati dan memberikan komentar serta masukan. Usaha pemberian reward, baik berwujud nilai tambahan maupun pujian bagi siswa yang dapat menulis deskripsi dengan baik, ternyata terbukti mampu membangkitkan minat siswa untuk mengungkapkan komentar mereka, serta merespon pertanyaan dari guru secara sukarela. Suasana kelas mulai terlihat hidup ketika siswa melihat guru memberikan reward berupa pujian dan nilai tambah pada siswa yang mampu memberi respon terhadap pertanyaan guru. Selanjutnya, tampak beberapa orang siswa yang mengangkat tangan untuk mengajukan diri menjawab pertanyaan dari guru. Terlihat jelas adanya interaksi dari guru dan siswa. Sedangkan, siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan dari guru, terlihat berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru. Berdasarkan pengamatan peneliti, guru peneliti mampu menerapkan pendekatan quantum learning dalam kegiatan menulis deskripsi dengan baik. Siswa sangat tertarik dengan gaya mengajar yang dilakukan guru. Hal itu terlihat dengan raut wajah mereka yang sangat antusias melihat tampilan yang disuguhkan. Sedangkan dari sisi siswa berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar tersebut dapat dinyatakan kemampuan menulis deskripsi sudah lebih baik dibandingkan siklus sebelumnya, terkait dari segi EYD dan pemilihan kalimat sudah hampir tepat. Berdasarkan basil observasi terhadap proses pembelajaran tersebut diperoleh gambaran tentang keaktifan dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1. Pelaksanaan siklus kedua siswa yang antusias menjawab soal-soal lisan maupun tulisan sebanyak 37 75 siswa, sedangkan 13 25 lainnya diam saja saat diberi pertanyaan lisan. Hal ini merupakan bentuk usaha guru memberikan reward kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti; bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bisa juga berupa nilai tambahan kepada siswa, ataupun perlengkapan tulisa sehingga terlihat antusias. 2. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 30 60 anak sedangkan 20 40 lainnya tampak melamun, berbicara dengan temannya, dan memainkan benda- benda tertentu pulpen, penggaris, buku, dan sebagainya. 3. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar KBM berlangsung sebanyak 36 72 anak, sedangkan 14 28 anak lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hasil pembelajaran menulis pada siklus II disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.2. Nilai Keterampilan Menulis Siklus II No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah siswa Nilai 1. Siswa mendapat nilai 70,00 17 2. Siswa mendapat nilai  70,00 33 3. Rerata 71,80 4. Ketuntasan Klasikal 66 Hasil tes yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan siswa yang sudah mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan 7.00 didapat 33 siswa 66 sudah mampu menulis dengan cukup baik, sedangkan 17 siswa 34 masih perlu perbaikan. Nilai rata-rata kelas 71,80. Ketuntasan secara klasikal sebesar 66. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai ketuntasan yang dicapai belum memenuhi indikator kinerja.

d. Analisis dan Refleksi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SD NEGERI 2 DLINGO TAHUN 2009

0 3 113

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE STREAMING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PURWOGONDO TAHUN AJARAN 2009 2010

0 3 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD KRISTEN MANAHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 6 92

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 85

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PRAON KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARA

0 2 135

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS 2 SD NEGERI KARANGASEM 1 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 7 84

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JAPANAN 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 3 136

KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI TEKNIS DENGAN PENDEKATAN PROSES SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN QUANTUM WRITING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BANARAN 04 KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI 2 KEJENE - repository perpustakaan

0 2 14