Analisis Transmisi Harga Transmisi Harga Biji Kakao di Pasar Fisik Indonesia, Pasar Berjangka New York, dan London

21

2.3. Analisis Transmisi Harga

Analisis transmisi harga dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu: a pendekatan metode korelasi, dengan menghitung Total Sum Square Correlation antara harga yang bergerak secara bersamaan pada pasar yang diuji, b metode regresi sederhana, dan c Vector Autoregression VAR. Ketiga metode tersebut menelaah keterpaduan pasar dengan menggunakan harga komoditi dalam deret waktu time series sebagai input data untuk melakukan analisis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode VAR. Penelitian mengenai analisis transmisi harga komoditas telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu Sianturi 2005 yang menganalisis tentang transmisi harga gula domestik terhadap harga gula dunia, Hafizah 2009 melakukan penelitian mengenai transmisi harga CPO di Indonesia terhadap harga CPO di Malaysia dan Pasar berjangka di Rotterdam, dan analisis integrasi pasar karet alam antara pasar fisik di Indonesia dengan pasar berjangka dunia yang diteliti oleh Fitrianti 2009. Selain itu, ada juga penelitian mengenai analisis transmisi harga teh hitam grade Dust di Jakarta Tea Auction terhadap Colombo Tea Auction dan Guwahati Tea Auction yang telah dilakukan oleh Adinugroho 2011. Sianturi 2005, Hafizah 2009, Fitrianti 2009, dan Adinugroho 2011 menggunakan pendekatan metode VAR didalam penelitiannya untuk menganalisis transmisi harga pada komoditasnya masing-masing. Hasil penelitian Sianturi 2005 dengan menggunakan perangkat lunak Mickrofit 4.0 menunjukan bahwa harga gula di pasar domestik dipengaruhi oleh harga gula dunia jenis raw sugar dan sekaligus menjadi pemimpin harga bagi gula domestik, sementara harga gula domestik tidak mempengaruhi secara nyata kedua jenis harga gula dunia raw sugar dan white sugar. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara net importer gula, sehingga kebijakan domestik dan fluktuasi harga gula kurang mempengaruhi harga gula dunia. Hafizah 2009 dalam penelitiannya yang menggunakan model ekonometrika Vector Error Correction Model VECM menyimpulkan bahwa pasar forward Rotterdam merupakan pasar referensi atau pasar acuan bagi pasar spot Indonesia dan pasar spot Malaysia, artinya perubahan yang terjadi pada pasar 22 Rotterdam akan menyebabkan pembentukan harga di pasar spot Indonesia dan Malaysia. Harga CPO Rotterdam dalam jangka pendek dipengaruhi oleh Malaysia dan nilai tukarnya serta dirinya sendiri. Harga CPO Malaysia dipengaruhi oleh dirinya sendiri, nilai tukarnya, harga CPO Rotterdam dan Indonesia, nilai tukarnya dan harga minyak kedelai. Adapun harga CPO Indonesia dalam jangka pendek dipengaruhi oleh harga CPO Rotterdam dan Malaysia serta nilai tukar Indonesia dan Malaysia. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian Fitrianti 2009 adalah pendekatan dengan Vector Error Correction Model VECM. Penelitian ini menganalisis integrasi pasar karet alam antara pasar fisik di Indonesia dengan pasar berjangka dunia. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat hubungan integrasi spasial dan kointegrasi antara pasar berjangka dunia Singapore Commodity Exchange, Tokyo Commodity Exchange, Agricultural Future Trading of Thailand, dan Shanghai Future Exchange. Hasil penelitian Adinugroho 2011 yang menganalisis tentang transmisi harga teh hitam grade Dust di Indonesia menunjukkan tidak terdapatnya hubungan timbal balik antara harga teh di auction Jakarta, Colombo, dan Guwahati sehingga perubahan harga yang terjadi di kedua auction luar tersebut tidak tertransmisikan terhadap harga yang terjadi Jakarta Tea Auction. Hasil penelitian ini menggunakan model VAR yang termasuk ke dalam VAR in level karena data yang digunakan sudah stasioner. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan VAR untuk menganalisis transmisi harga. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari segi komoditas, yaitu biji kakao. Jadi pada penelitian ini akan menganalisis transmisi harga biji kakao di pasar fisik Indonesia dengan harga di pasar berjangka The New York Board of Trade NYBOT dan The London Financial Exchange LIFFE dengan menggunakan pendekatan model Vector Autoregressive VAR. 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Fluktuasi dan Volatilitas Harga