32 fluktuasi harga tersebut akan semakin besar apabila transmisi harga yang terjadi
semakin tidak sempurna. Perbedaan transmisi harga tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut: struktur pasar, rantai pemasaran, nilai tukar, kebijakan pemerintah, serta biaya transportasi dan lainnya.
3.6. Model Vector Autoregression VAR
Konsep Vector Autoregression VAR pertama kali diperkenalkan oleh
Christoper Sims pada tahun 1980
3
. Model ini timbul berdasarkan pemikiran Sims yang berpendapat bahwa suatu model ekonometrika struktural yang dibangun
berdasarkan hubungan antar variabel yang mengacu pada teori seringkali tidak sesuai dengan kenyataan. Terkadang beberapa teori ekonomi struktural
memberikan penjelasaan yang berbeda terhadap suatu fenomena ekonomi yang sesungguhnya. Untuk itulah model VAR muncul sebagai salah satu solusi metode
dalam melihat hubungan dinamis time series antar variabel yang diduga memiliki
hubungan satu sama lain Nachrowi dan Usman 2006. Pendekatan ini dibentuk dengan menyusun sistem persamaan dimana
semua variabel diperlakukan endogenous variabel dependen. Hal ini dikarenakan semua variabel baik endogen maupun eksogen dipercaya saling
berhubungan. Jadi, VAR tidak perlu membedakan variabel yang menjadi eksogen maupun yang menjadi endogennya. Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis
VAR adalah semua variabel tak bebas bersifat stasioner, semua sisaan bersifat white noise, yaitu memiliki rataan nol, ragam konstan, dan diantara variabel tak
bebas tidak ada korelasi. Selain itu, model VAR merupakan model linier sehingga hasil permodelan dapat diestimasi dengan menggunakan model OLS.
Irawan 2005 menjelaskan bahwa VAR merupakan suatu sistem persamaan yang memperlihatkan setiap variabel sebagai fungsi linier dari
konstanta dan nilai lag lampau dari variabel itu sendiri, serta nilai lag dari variabel lain yang ada dalam sistem. Variabel penjelas pada VAR meliputi nilai
3
Vector Autoregression sebagai pendekatan alternative model terhadap model persamaan ganda dikemukakan oleh C.A Sims dalam artikelnya yang berjudul “Macroeconomics and Reality”,
Econometrica, Vol. 48, pp.1-48, 1980.
33 lag seluruh variabel tak bebas dalam sistem VAR yang membutuhkan identifikasi
retriksi untuk mencapai persamaan melalui interpretasi persamaan. Ada beberapa jenis model VAR yang dikembangkan. Widarjono 2010
menjelaskan dalam salah satu tulisannya bahwa model VAR terdiri dari 3 jenis yaitu VAR in level jika data yang digunakan sudah stasioner, VAR in difference
jika data yang digunakan belum stasioner dan tidak ada kointegrasi antara variabel-variabel yang digunakan dalam model, dan VECM Vector Error
Correction Model jika data yang digunakan belum stasioner dan ada kointegrasi antara variabel yang digunakan dalam model.
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat bahwa kelebihan dari metode VAR adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan dengan model VAR sangat sederhana dan tidak membedakan antar variabel yang akan dimasukan ke dalam persamaan.
2. Estimasi model VAR dilakukan dengan sangat mudah menggunakan OLS secara terpisah pada setiap persamaan.
3. Peramalan dengan menggunakan model VAR lebih akurat jika dibandingkan dengan model persamaan simultan yang lebih kompleks.
Selain kelebihan, model VAR juga mempunyai kekurangan, antara lain: 1. Model VAR merupakan model yang tidak struktural dan bersifat atheoritic
tidak berdasarkan teori karena tidak memanfaatkan informasi atau teori terdahulu.
2. Model VAR kurang cocok digunakan dalam menganalisis kebijakan karena penekanan hasil model VAR terletak pada peramalan.
3. Pemilihan banyaknya lag yang digunakan dalam persamaan juga dapat menimbulkan permasalahan. Jumlah parameter yang akan bermasalah pada
derajat bebas akan bertambah. 4. Variabel yang ada di dalam model VAR harus stasioner. Jika tidak stasioner
perlu dilakukan perubahan transformasi dalam bentuk data, misalnya melalui first difference.
5. Interpretasi koefisien dari hasil estimasi model VAR itu tidak mudah. Sebagian besar peneliti melakukan interpretasi pada estimasi fungsi respon
impuls dan dekomposisi ragam.
34
3.7. Kerangka Pemikiran Operasional