Aluminium Foil Politen atau Polietilen PE

8 6. Menampakkan identifikasi, informasi dan penampilan yang jelas agar dapat membantu promosi atau penjualan. Sedangkan Suharto 1991 menyebutkan beberapa sifat-sifat yang harus dimiliki bahan kemasan untuk produk awetan pangan, yaitu: 1. Mempunyai kemampuan penghantaran serta penyerapanpenerusan panas atau listrik yang rendah diidealisasikan = nol. 2. Mampu menangkal keluar masuknya uap air maupun udara berarti harus rapat dan tidak bocor. 3. Mempunyai kemampuan mangembalikan sinar yang datang dari luar. 4. Mampu menangkal beban-beban mekanis oleh karena getaran-getaran, mesin, maupun manusia misalnya diberikan bantalan-bantalan yang biasanya dari bahan-bahan porrous gabus, jerami, gas, kapas, dan lain-lain. Kemasan yang digunakan pada produk-produk berkadar air rendah seperti keripik harus mampu menjaga produk keripik tersebut tetap baik sampai ke tangan konsumen. Kerenyahan merupakan sifat tekstur yang sangat penting untuk makanan ringan yang digoreng fried snack foods, dan apabila kerenyahan ini hilang terutama disebabkan oleh penyerapan kelembaban menjadikan produk makanan ringan ini ditolak oleh konsumen Robertson, 1993. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan makanan ringan seperti potato chips menurut Sacharow dan Griffin 1980 adalah mampu melindungi dari ketengikan, kelembaban, kehilangan bau atau masuknya bau asing dan hancurnya produk. Sedangkan Robertson 1993 menyatakan bahwa kemasan yang digunakan untuk makanan ringan yang digoreng fried snack foods harus mampu menyediakan perlindungan yang baik terhadap oksigen, cahaya dan kelembaban. Buckle 1985 membuat pengelompokan dasar bahan-bahan pengemas yang digunakan bahan pangan, yaitu: 1. Logam seperti lempeng timah, baja bebas timah, aluminium. 2. Gelas. 3. Plastik, termasuk beraneka ragam plastik tipis, yang berlapis laminates dengan plastik lainnya, kertas atau logam aluminium. 4. Kertas, paperboard, fiberboard. 5. Lapisan laminate dari satu atau lebih bahan-bahan di atas. Beberapa jenis kemasan, biasa digunakan untuk produk olahan makanan. Banyak diantaranya terdapat di pasaran, yaitu kemasan seperti berikut:

1. Aluminium Foil

Foil adalah bahan kemas dari logam, berupa lembaran aluminium yang padat dan tipis dengan ketebalan kurang dari 0.15 mm. Aluminium foil didefinisikan sebagai aluminium murni derajat kemurniannya tidak kurang dari 99.4 walaupun demikian dapat diperoleh dalam bentuk campuran yang berbeda-beda Syarief et. al. , 1989. Foil mempunyai sifat hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya. Pada umumnya digunakan sebagai bahan pelapis laminan yang dapat ditempatkan pada bagian dalam lapisan dalam atau lapisan tengah sebagai penguat yang dapat melindungi bungkusan.

2. Politen atau Polietilen PE

Berdasarkan densitasnya, PE dibagi atas: 1. Low Density Polyethylene LDPE 9 Dihasilkan dengan mengekspos etilen pada suhu antara 150° dan 200°C pada tekanan 1200 atm dengan melibatkan sedikit oksigen Sacharow dan Griffin, 1980. Paling banyak digunakan untuk kantung, mudah dikelim dan sangat murah. 2. Medium Density Polyethylene MDPE Lebih kaku daripada LDPE dan memiliki suhu leleh lebih tinggi dari LDPE Syarief et. al., 1989. 3. High Density Polyethylene HDPE HDPE dihasilkan pada suhu antara 60° dan 160°C dan pada tekanan 40 atm dengan katalis alkilmetal Sacharow dan Griffin,1980. Paling kaku diantara ketiganya, tahan terhadap suhu tinggi 120°C sehingga dapat digunakan untuk produk yang harus mengalami sterilisasi Syarief et. al., 1989. Sifat umum PE menurut Syarief et. al. 1989 antara lain: 1. Penampakannya bervariasi dari transparan, berminyak sampai keruh translusid tegantung dari cara pembuatannya serta jenis resin yang digunakan. 2. Mudah dibentuk, lemas dan gampang ditarik. 3. Daya rentang tinggi sampai sobek. 4. Mudah dikelim panas sehingga banyak digunakan untuk laminasi dengan bahan lain. Meleleh pada suhu 120°C. 5. Tidak cocok untuk pengemas produk-produk yang berlemak, gemuk atau minyak. 6. Tahan terhadap asam, basa, alkohol, deterjen, dan bahan kimia lainnya. 7. Dapat digunakan untuk penyimpanan beku sampai dengan -50°C. 8. Transmisi gas cukup tinggi sehingga tidak cocok untuk mengemas makanan yang beraroma. 9. Mudah lengket satu sama lain, sehingga menyulitkan dalam proses laminasi. Diperlukan penambahan bahan penambah ke dalam proses pembuatannya untuk mengurangi hambatan tersebut. 10. Dapat dicetak setelah mengoksidasikan permukaannya dengan proses elektronik. 11. Memiliki sifat yang kedap air dan uap air HDPE, MDPE, LDPE.

3. Polipropilen PP