Teori Harrod–Domar Teori Pertumbuhan Solow

10 sementara, atau dengan kata lain bersifat self generating, yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu sendiri menghasilkan suatu kekuatan atau momentum bagi kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode-periode selanjutnya Boediono dalam Norman, 2010. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dalam suatu perkembangan perekonomian. Todaro dan Smith 2003 juga menyatakan bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi-investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumberdaya manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas sumberdaya produktif, dan yang bisa menaikkan produktivitas seluruh sumberdaya melalui penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi.

2.1.1 Teori Harrod–Domar

Teori Harrod-Domar berusaha menjelaskan bahwa mekanisme perekonomian adalah mengandalakan investasi demi mempercepat pertumbuhan ekonomi. Setiap perekonomian harus senantiasa mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal gedung, alat-alat, dan bahan baku yang telah susut atau rusak Todaro dan Smith, 2003. Namun untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal capital stock. Harrod-Domar berpandangan bahwa tabungan dan investasi merupakan faktor penentu terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Jika tabungan S 11 adalah bagian dalam jumlah tertentu s dari pendapatan nasional Y. Maka dapat dituliskan sebagai berikut : S = sY…………………………………………..1 Lalu investasi neto I didefinisikan sebagai perubahan dari stok modal K yang dapat diwakili oleh ∆K, dapat dituliskan sebagai berikut: I = ∆K…………………………………………..2 Akan tetapi, karena jumlah stok modal K mempunyai hubungan langsung dengan jumlah pendapatan nasional atau output Y, seperti telah ditunjukkan oleh rasio modal-output k maka: KY = k atau ∆K∆Y = k atau ∆K = k∆Y………………………………………3 Lalu mengingat tabungan neto S harus sama dengan investasi neto I, maka persamaan berikutnya dapat ditulis sebagai berikut: S = I……………………………………………..4 Jika melihat pada persamaan 1 S = sY, persamaan 2 I = ∆K, dan persamaan 3 ∆K = k∆Y. Maka diketahui bahwa: I = ∆K = k∆Y Dengan demikian dapat dituliskan bahwa: S = sY = k ∆Y = ∆K = I ………………………..5 Dan apabila diringkas menjadi sebagai berikut: sY = k ∆Y………………………………………6 12 Teori Harrod-Domar secara jelas menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan GNP ∆YY ditentukan secara bersama-sama oleh rasio tabungan nasional s, serta rasio modal output nasional k.

2.1.2 Teori Pertumbuhan Solow

Todaro dan Smith 2003 menyatakan bahwa pijakan berikutnya bagi argumen pasar bebas neoklasik adalah keyakinan bahwasanya liberalisasi pasar- pasar nasional akan merangsang investasi, baik itu investasi domestik maupun luar negeri, sehingga dengan sendirinya akan memacu tingkat akumulasi modal. Bila diukur berdasarkan satuan tingkat pertumbuhan GNP, hal tersebut sama dengan penambahan tingkat tabungan domestik yang pada gilirannya akan meningkatkan rasio modal-tenaga kerja capital-labor ratios dan pendapatan per kapita negara-negara berkembang yang pada umumnya miskin modal. Mankiw 2006 menyatakan model pertumbuhan Solow dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian serta bagaimana pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu negara secara keseluruhan. Model pertumbuhan Solow merupakan pilar yang sangat memberi kontribusi terhadap teori pertumbuhan neoklasik. Todaro dan Smith 2003 menyatakan bahwa pada intinya, model ini merupakan pengembangan dari formulasi Harrod-Domar dengan menambahkan faktor kedua, yakni tenaga kerja, serta memperkenalkan variabel independen ketiga, yakni teknologi ke dalam persamaan pertumbuhan. Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. 13 Dalam bentuknya yang lebih formal, model pertumbuhan Solow memakai fungsi produksi agregat standar, yakni: Y = K α AL 1- α Dimana Y adalah produk domestik bruto, K adalah stok modal fisik dan modal manusia, L adalah tenaga kerja dan A adalah produktivitas tenaga kerja, yang pertumbuhannya ditentukan secara eksogen.

2.2 Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi