49
4.4 Rencana Pengembangan BIL
Angkasa Pura I merupakan Badan Usaha Milik Negara yang mengelola Bandar Udara di Indonesia. Saat ini Angkasa Pura I mengelola 13 tiga belas
bandar udara di kawasan Tengah dan Kawasan Timur Indonesia yaitu: Ngurah Rai–Bali, Juanda–Surabaya, Sultan Hasanuddin–Makassar, Sepinggan–
Balikpapan, Frans Kaisiepo–Biak, Sam Ratulangi–Manado, Adisutjipto– Yogyakarta, Adi Soemarmo–Surakarta, Syamsudin Noor–Banjarmasin,
Pattimura–Ambon, Ahmad Yani–Semarang, Selaparang–Mataram, El Tari– Kupang. AP I juga mengelola dua Cargo Warehousing di Bandara Sultan
Hasanuddin Makassar dan Bandara Sepinggan Balikpapan. PT. Angkasa Pura I 2008 menyebutkan bahwa
bandara dapat dikelompokkan menjadi 4 empat berdasarkan jumlah penumpang yang datang,
berangkat dan transit di bandara setiap tahun, dengan kelompok sebagai berikut :
1. Bandara Growth, adalah bandara dengan jumlah penumpang di atas 3 juta
orang per tahun dan telah menghasilkan profit. Strategi yang diterapkan, yaitu diversifikasi Properti, Kargo, high quality service Aero non ATS,
non Aero Terminal dan improve efficiency Aero non ATS, non Aero Terminal. Dari data tahun 2005-2008 Bandara Adisutjipto termasuk
bandara take-off, di tahun 2009 penumpang mencapai lebih dari 3 juta dan telah mencapai profit, sehingga tergolong Bandara Growth.
2. Bandara lepas landas Take-Off, adalah bandara dengan jumlah
penumpang di atas 2 juta sampai dengan 3 juta orang per tahun. Strategi yang diterapkan meliputi Ekstensifikasi dan Diversifikasi Investasi
Selektif, competitive level of service Aero non ATS, non Aero Terminal
50
dan improve efficiency. Dari data tahun 2005-2008 Bandara Syamsudin Noor termasuk bandara push to Break Even Point BEP, di tahun 2009
penumpang mencapai lebih dari 2 juta, sehingga tergolong Bandara Take- Off.
3. Bandara Push to Break Even Point, adalah bandara dengan jumlah
penumpang di atas 500 ribu sampai dengan 2 juta orang per tahun. Strategi yang diterapkan meliputi intensifikasi, keep level of service Aero non
ATS, non Aero Terminal, cost reduction cost cutting dan multi function job back office.
4. Bandara LossPSO Publick Service Obligation, adalah bandara dengan
jumlah penumpang di bawah 500 ribu orang per tahun. Strategi yang diterapkan meliputi keep minimum level of service Aero non ATS, non
Aero Terminal, cost oriented dan multi function job. Bandar Udara Selaparang di NTB, termasuk kedalam jenis Bandara Push
to break even point yang artinya memiliki penumpang diatas 500 ribu sampai 2 juta orang per tahun. Saat ini di Provinsi NTB telah dibangun dan dioperasikan
bandara baru yaitu Bandara Internasional Lombok BIL. Semua aktivitas Bandara Selaparang telah dipindahkan ke Bandara baru ini sejak 1 Oktober 2011.
Pengembangan Bandara Internasional Lombok, yang meliputi sisi udara dan sisi darat Air Side Land Side pembangunannya dimulai tahun 2006.
Namun karena pembangunannya sempat tersendat, maka Bandara ini baru dioperasikan di bulan Oktober tahun 2011. Sumber dana diperoleh dari dana
Angkasa Pura I sebesar Rp 796,35 milyar, pemerintah Provinsi NTB membangun fasilitas Air Side yaitu pekerjaan Taxiway, Apron dan fasilitas penunjangnya,
51
dengan nilai sebesar Rp 110 milyar, sedangkan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah membangun fasilitas Land Side yaitu pekerjaan parkir, jalan lingkungan
fasilitas penunjangnya dengan nilai sebesar Rp 40 miliar. Pekerjaan pengembangan Bandara Internasional Lombok adalah sebagai
berikut: 1. Pekerjaan Master Plan, perataan tanah, Land Clearing beserta penunjangnya.
2. Pekerjaan AMDAL. 3. Pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan Pekerjaan Pemindahan Saluran Irigasi.
5. Pekerjaan Taxiway dan Apron. 6. Pekerjaan Pembangunan Terminal dan fasilitas penunjangnya.
7. Pekerjaan Taxiway. Tabel 4.3 Tahap Pembangunan BIL
Uraian Selaparang BIL Fase I
BIL Fase II 2028
Tahap I 2006-2009
Tahap II 2013-2015
Runway
09-27 2100m x 40m
13-31 2.750m x 45m
13-31 2.750m x 45m
13-31 3.500m x 45m
Apron 28.181 m
2
52.074 m
2
63.294 m
2
74.514 m
2
Taxiway
Exit Taiway : 2 Rapid Exit : -
Parallel : - Exit Taiway : 2
Rapid Exit : - Parallel : -
Exit Taiway : 2 Rapid Exit : -
Parallel : - Exit Taiway : 2
Rapid Exit : 2 Parallel : 1
Terminal
4.796 m
2
800.000 pax 12.000 m
2
2.000.000 pax 16.500 m
2
2.400.000 pax 28.750 m
2
3.250.000 pax
Car Park
7.334 m
2
17.500 m
2
29.100 m
2
29.100 m
2
Navigasi Penerbangan
Telkom dan NAV-AIDs
TEL, NAV, dan MET
TEL, NAV, dan MET
TEL, NAV, dan MET
Sumber : BAPPEDA Provinsi NTB, 2008
52
V. HASIL DAN PEMBAHASAN