43
4.2 Struktur Ekonomi Provinsi NTB
Dari waktu ke waktu, proses pembangunan ekonomi di suatu daerah akan mengakibatkan terjadinya pergeseran struktur perekonomian. Struktur
perekonomian dicerminkan oleh kontribusi dari masing-masing sektor terhadap nilai PDRB. Struktur perekonomian di Provinsi NTB relatif tidak mengalami
pergeseran yang berarti selama kurun waktu tahun 2005 sampai dengan tahun 2010.
Gambar 4.2 Perbandingan Kontribusi Sektor-sektor terhadap PDRB NTB Perekonomian Provinsi NTB masih didominasi oleh sektor-sektor primer
sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian yaitu mencapai 58,81 persen dari total PDRB NTB pada tahun 2005. Sementara pada tahun 2010 sektor
primer masih mendominasi perekonomian Provinsi NTB, akan tetapi kontribusinya mengalami penurunan menjadi 56,19 persen. Hal tersebut tentunya
didukung oleh peranan dari sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian, di mana dalam lima tahun terakhir masih memberikan nilai tambah
yang sangat besar dalam PDRB Provinsi NTB.
44
Kelompok sektor kedua yang memberikan kontribusi yang besar adalah sektor-sektor tersier sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan
dan komunikasi, sektor lembaga keuangan, usaha persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa pada tahun 2005 memberikan kontribusi sebesar 31,70
persen dari total PDRB NTB, kemudian meningkat menjadi 33,74 persen pada tahun 2010. Sektor terakhir adalah sektor sekunder sektor industri; listrik, gas,
dan air bersih; dan sektor bangunan pada tahun 2005 memberikan kontribusi sebesar 9,50 persen sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 10,07 persen.
Tabel 4.1 Kontribusi Masing-masing Sektor terhadap Pembentukan PDRB Provinsi NTB Atas Dasar Harga Berlaku
Lapangan Usaha
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1. Pertanian 22,64
22,75 21,42
23,22 21,33
19,89 2. Pertambangan dan
Penggalian 36,16 35,34
37,79 30,84 31,10 36,30
Industri Pengolahan 3,38
3,32 3,23
3,63 3,66
3,32 4. Listrik, Gas, dan Air
Bersih 0,39 0,40 0,39 0,44 0,45 0,43
5. Bangunan 5,73
5,77 5,72
6,52 7,04
6,32 6. Perdagangan, Hotel, dan
Restoran 11,38 11,84
11,79 13,27 13,69 12,97 7. Pengangkutan dan
Komunikasi 7,77
7,82 7,33
7,90 7,45
6,83 8. Bank, Usaha Persewaan,
dan Jasa Perusahaan 3,89 3,99 3,92 4,53 4,61 4,36
9. Jasa-jasa 8,66
8,79 8,40
9,65 10,68
9,58 PDRB
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BAPPEDA dan BPS Provinsi NTB, 2010
Tahun 2010 sektor primer masih memberikan kontribusi tertinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain. Sektor primer yang memberikan
kontribusi paling tinggi dalam pembentukan PDRB Provinsi NTB adalah sektor
45
pertambangan dan penggalian. Namun dari tahun 2005 sampai 2010 sektor tersebut memberikan kontribusi yang fluktuatif dibandingkan dengan sektor
lainnya. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2010 sebesar 36,30 persen, hal ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2009 yang
mencapai 31,10 persen. Sementara sektor pertanian juga memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu 19,89 persen.
Pada sektor-sektor tersier, sektor yang memberikan kontribusi terbesar pada tahun 2010 adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yaitu sebesar
12,97 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 9,58 persen sedangkan sektor tersier lainnya yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor bank, usaha
persewaan dan jasa perusahaan masing-masing sebesar 6,83 persen dan 4,36 persen.
Sektor sekunder memberikan kontribusi terkecil dibandingkan sektor- sektor primer dan sekunder. Diantara sektor-sektor sekunder yang memberikan
kontribusi paling besar adalah sektor bangunan dengan kontribusi sebesar 6,32 persen. Sektor industri pengolahan serta sektor listrik, gas, dan air bersih masing-
masing sebesar 3,32 persen dan 0,43 persen. Melihat distribusi PDRB Provinsi NTB dari tahun ke tahun, dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2005 sampai
2010 tidak terjadi pergeseran struktur perekonomian yang signifikan, namun pada tahun 2010 telah terjadi pergeseran kontribusi pada sektor pertambangan dan
penggalian akibat dari meningkatnya produksi sektor bersangkutan.
46
4.3 Keberadaan Bandara dalam Perekonomian Provinsi NTB