Keberadaan Bandara dalam Perekonomian Provinsi NTB

46

4.3 Keberadaan Bandara dalam Perekonomian Provinsi NTB

Provinsi NTB yang selama ini perekonomiannya terlihat sangat bergantung dengan Provinsi Bali perlahan-lahan telah bangkit. Pertumbuhan ekonominya terlihat meningkat dengan stabil. Hal ini dapat dilihat dari nilai PDRB Provinsi NTB yang terus meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2008, nilai PDRB Provinsi NTB atas dasar harga belaku adalah sebesar 35,314 triliun. Di tahun 2009 meningkat menjadi 43,985 triliun. Kemudian di tahun 2010 nilainya mencapai 49,362 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian NTB terus meningkat. Salah satu dari upaya pembangunan daerah Provinsi NTB adalah dengan membangun bandara baru di daerah Lombok Tengah yaitu Bandara Internasional Lombok BIL. Keberadaan BIL merupakan salah satu kebanggaan Provinsi NTB. Pembangunan BIL ini diharapkan mampu mendorong masuknya investasi ekonomi terkait dengan program MP3EI dimana Provinsi NTB terfokus pada ketahanan pangan nasional dan pariwisata. Sebelum BIL resmi dioperasikan, bandara utama yang beroperasi di NTB adalah Bandara Selaparang. Bandara ini terletak di Kota Mataram dan tidak jauh dengan pusat kota. Jumlah penumpang yang datang ke Bandara Selaparang yang berdiri di atas lahan seluas 200 hektare ini cenderung meningkat setiap tahun nya sejak tahun 2006 sampai 2009. Jumlah penumpang yang datang di tahun 2006 sebanyak 437.496 orang. Tahun 2007 jumlahnya naik menjadi 447.466 orang. Di tahun 2010, jumlah penumpang yang datang sempat turun menjadi 676.889 orang setelah sebelumnya di tahun 2009 jumlahnya mencapai 703.644 orang. Setelah 47 BIL dioperasikan, peningkatan jumlah penumpang yang datang ke Provinsi NTB diperkirakan akan terus meningkat. Tabel 4.2 Banyaknya Pesawat, Penumpang, dan Barang Melalui Bandara Selaparang 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah pesawat buah Datang 6.104 5.617 6.511 6.511 7.066 Berangkat 6.106 5.618 6.488 6.731 7.066 Jumlah penumpang orang Datang 437.496 447.466 528.331 703.644 676.889 Berangkat 450.615 467.490 524.855 584.818 701.664 Jumlah barang buah Bongkar 2.607.053 2.490.345 3.762.780 3.354.366 3.885.597 Muat 1.746.386 1.387.609 1.897.646 1.525.432 2.457.516 Sumber: BPS Provinsi NTB, 2011 Selain jumlah penumpang yang cenderung meningkat setiap tahunnya baik dilihat dari kedatangan dan keberangkatan, jumlah pesawat yang datang dan berangkat serta jumlah bongkar dan muat juga cenderung naik setiap tahunnya. Pada tahun 2006 total jumlah pesawat yang datang dan berangkat dari Bandara Selaparang masing-masing 6.104 buah dan 6.106 buah. Lalu di tahun 2007 jumlah pesawat yang datang dan berangkat menurun menjadi 5.617 dan 5.618. Kemudian pada tahun 2008 dan 2009, jumlah pesawat yang datang dari Bandara Selaparang sebesar 6.511 sedangkan jumlah pesawat yang berangkat di tahun 2008 berjumlah 6.488 dan tahun 2009 sebesar 6.731. Pada tahun 2010, baik jumlah pesawat yang datang maupun berangkat adalah sebesar 7.066. Nilai bongkar dan muat yang terjadi di Bandara Selaparang pada tahun 2010 masing-masing adalah sebesar 3.885.597 kg dan 2.457.516 kg. Pada tahun sebelumnya jumlah bongkar yang terjadi di Bandara Selaparang adalah sebesar 48 3.354.366 kg dan nilai muatnya sebesar 1.525.432 kg. Akan tetapi di tahun 2007 nilai bongkar dan muat menurun menjadi 2.490.395 kg dan 1.387.609 kg setelah sebelumnya di tahun 2006 nilai bongkar dan muat Bandara Selaparang sebesar 2.607.053 kg dan 1.746.386 kg. Kecenderungan peningkatan aktifitas di Bandara Selaprang ini menunjukkan bahwa aktifitas yang terjadi dari keberadaan bandara tersebut sangat mempengaruhi perekonomian NTB. Laju pertumbuhan sektor konstruksi selama lima tahun terakhir 2005-2009 cenderung mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan tertinggi sektor konstruksi terjadi pada tahun 2009 mencapai 16,74 persen. Hal tersebut disokong oleh adanya pembangunan gedung-gedung pemerintahan dan pusat perbelanjaan serta adanya pembangunan BIL yang memasuki tahap perampungan tahun 2009. Setelah pembangunan BIL selesai, segala aktifitas angkutan udara dipindahkan dari Bandara Selaparang ke BIL. BIL yang berdiri diatas tanah seluas 551 hektare ini, memliki landas pacu yang lebih besar dan panjang dibandingkan dengan Bandara Selaparang. Oleh karena itu, BIL diharapkan mampu menampung lebih banyak jumlah penumpang baik yang datang maupun berangkat dari BIL. Selain jumlah penumpang, BIL ini mampu menampung jenis pesawat yang lebih banyak lagi. Hal tersebut menunjukkan bahwa BIL akan mampu menunjang masuknya investasi ekonomi baru. 49

4.4 Rencana Pengembangan BIL