Tujuan Penilaian Kerja Syarat-syarat dari Sistem Penilaian Kinerja

sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kualitas dan kuantitas pekerjaan hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

2.4.1 Tujuan Penilaian Kerja

Masalah Penilaian kinerja seringkali menjadi masalah yang membingungkan bagi manajer dan supervisor. Disatu sisi, penilaian kinerja merupakan tugas yang penting dan dibutuhkan untuk proses evaluasi, namun disisi lain masih banyak manajer yang gagal menerapkannya dengan baik. Penilaian kinerja dapat juga berfungsi sebagai upaya mengumpulkan informasi tentang penetapan kompensasi dan kemungkinan promosi serta pelatihan dan pengembangan pegawai. Penilaian kinerja yang efektif dapat mempengaruhi dia hal yaitu kuantitas dan kualitas kerja. Soeprihanto 2001:8 menyatakan tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut : a. Mengetahui keadaan keterampilan dan kemampuan setiap karyawan secara rutin b. Sebagai penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan kuantitas dan kualitas kerja c. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan pegawai seoptimal mungkin d. Mendorong terciptanya hubungan harmonis antara atasan dan bawahan. e. Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang personalia, khususnya prestasi kerja pegawai dalam bekerja. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Syarat-syarat dari Sistem Penilaian Kinerja

Dalam melaksanakan pengukuran atau penilaian terhadap pelaksanaan kerja atau prestasi kerja dibutuhkan suatu sistem penilaian yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Secara sepintas memang dengan mudah dapat menilai suatu pekerjaan, tetapi dalam kondisi apapun sebaiknya disusun dan ditentukan kriteria-kriteria penentunya. Cascio 1192: 270-273 menyatakan bahwa syarat-syarat dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut : a. Relevance : Hal-hal atau faktor-faktor yang diukur adalah relevan terkait dengan pekerjaannya, apakah itu outputnya, prosesnya atau inputnya b. Sensitivity : Sistem yang digunakan harus cukup peka untuk membedakan antara pegawai yang berprestasi dna tidak berprestasi. c. Reliability : Sistem yang gunakan harus dapat diandalkan, dipercaya bahwa tolok ukur yang obektif, sahih, akurat, konsisten dan stabil. d. Acceptability : Sistem yang digunakan harus dapat dimengerti dan diterima oleh pegawai yang menjadi penilai maupun yang dinilai dan memfasilitasi komunikasi aktif dan konstruktif antara keduanya. e. Practicality : Semua instrument, misalnya formulir yang digunakan, harus mudah digunakan oleh kedua pihak, tidak rumit, mengerikan dan berbelit-belit. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Mengidentifikasi dan Mengukur Kinerja Pegawai