30
“Jika kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunaisedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya hutangnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu para saksi menyembunyikan persaksian.
Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
e. Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu
f. Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 1 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”.
g. Al-Qur’an surat Al-Maida ayat 2 yang artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa, dan pelanggaran”. h. Al-Qur’an surat Al-Jumu’ah ayat 9 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diserukan untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum’at maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkan jual-beli. Yang demikian itu lebih baik bagi mu jika kamu mengetahui”.
i. Al-Qur’an surat Al-Muthaffifiin ayat 1-6 yang artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang-orang
yang apabila menerima takaran dari orang lain minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, yaitu hari ketika
manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
Masih banyak lagi ayat-ayat lainnya dalam Al-Qur’an yang mengatur mengenai perbuatan muamalat secara umum.
2. Al-Hadits
Dalam Hadits, ketentuan-ketentuan mengenai muamalat lebih terperinci daripada Al-Qur’an. Namun perincian ini tidak terlalu mengatur hal-hal yang sangat
mendetail, tetap dalam jalur kaidah-kaidah umum. Hadist-Hadist tersebut antara lain dapat dilihat dibawah ini:
a. HR Abu Dawud dan Hakim Allah Swt.telah berfirman dalam Hadits Qudsi-Nya, “Aku adalah yang
ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah seorang di antara
Universitas Sumatera Utara
31
keduanya berkhianat terhadap temannya. Apabila salah seorang di antara keduanya berkhianat, maka Aku keluar dari perserikatan keduanya”.
b. Hadist Nabi Muhammad Saw Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah Saw, berkata, “Sesungguhnya Allah dan
Rasul-Nya telah mengharamkan menjual arak dan bangkai, begitu juga babi, dan berhala”. Pendengar bertanya, “Bagaimana dengan lemak bangkai, ya
Rasulullah? Karena lemak itu berguna buat cat perahu, buat minyak kulit, dan minyak lampu”. Jawab beliau, “Tidak boleh, semua itu haram, celakalah
orang Yahudi tatkala Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka hancurkan lemak itu sampai menjadi minyak, kemudian mereka jual minyaknya, lalu
mereka makan uangnya”.
c. Hadits Nabi Muhammad Saw, dari Abu Hurairah Rasulullah Saw. Telah bersabda, “Janganlah diantara kamu menjual sesuatu
yang sudah dibeli oleh orang lain”. d. HR Muslim dari Abu Hurairah
Bahwasanya Rasulullah Saw, pernah melalui suatu onggokan makanan yang bakal dijual, lantas beliau memasukkan tangan beliau kedalam onggokan itu,
tiba-tiba didalam jarinya beliau meraba yang basah. Beliau keluarkan jari beliau yang basah itu seraya berkata, “Apakah ini?” Jawab yang punya
makanan,”Basah karena hujan, ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Mengapa tidak engkau taruh dibagian atas supaya dapat dilihat orang? Barang siapa
yang menipu, maka ia bukan umatku”.
e. HR Ahmad dan Baihaqi Orang yang mampu membayar utang, haram atasnya melalaikan utangnya.
Maka apabila salah seorang diantara kamu memindahkan utangnya kepada orang lain, pemindahan itu hendaklah diterima, asal yang lain itu mampu
membayarnya”.
f. HR Bukhari dan Muslim Siapa saja yang melakukan jual-beli Salam salaf, maka lakukanlah dalam
ukuran takaran tertentu, timbangan tertentu dan waktu tertentu. g. HR Abu Ya’la, Ibnu Majah, Thabrani, dan Tarmidzi
Berilah upahjasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering keringatnya.
3. Ijtihad