70
3. Khiyar at- Ta’yin, yaitu hak pilih bagi pembeli dalam menentukan barang
yang menjadi objek kontrak. Khiyar at-Ta’yin berlaku apabila objek aqad kontrak hanya satu dari sekian banyak barang yang berbeda kualitas dan
harganya dan satu pihak pembeli, misalnya diberi hak menentukan mana yang akan dipilihnya. Khiyar ta’Yin dibolehkan apabila identitas barang yang
menjadi objek kontrak belum jelas. Oleh sebab itu, khiyar at-Ta’yin berfungsi untuk menghindarkan agar aqad kontrak tidak terjadi terhadap sesuatu yang
tidak jelas majhul.
105
Contoh adalah dalam pembelian keramik, ada yang berkualitas super KW1 dan sedang KW2. Akan tetapi, pembeli tidak mengetahui secara
pasti mana keramik yang super dan mana keramik yang berkualitas sedang. Untuk menentukan pilihan itu ia memerlukan bantuan pakar keramik dan
arsitek. Khiyar seperti ini, menurut ulama Hanafiyah adalah boleh. Dengan alasan bahwa produk sejenis yang berbeda kualitas sangat banyak, yang
kualitas itu tidak diketahui secara pasti oleh pembeli, sehingga ia memerlukan bantuan seseorang pakar. Agar pembeli tidak tertipu dan agar produk yang ia
cari sesuai dengan keperluannya, maka khiyar at-ta’yin dibolehkan.
106
Akan tetapi, jumhur ulama fiqh tidak menerima keabsahan khiyar at- tayin yang dikemukakan ulama Hanafiyah. Alasan mereka, dalam akad jual
beli ada ketentuan bahwa barang yang diperdagangkan as-sil’ah harus jelas
105
Abdul Manan, Op. Cit., hal : 101
106
Hasballah Thaib, Op. Cit, hal; 26
Universitas Sumatera Utara
71
baik kualitas maupun kuantitasnya. Dalam persoalan khiyar at-ta’yin, menurut mereka, kelihatan bahwa identitas barang yang akan dibeli belum jelas, oleh
sebab itu, ia termasuk ke dalam jual beli al-ma’dum tidak jelas identitasnya yang dilarang syara’.
107
Menurut Ali Haidar
108
, para ulama Hanafiyah memperbolehkan dilakukan khiyar at-ta’yin dalam suatu kontrak dan untuk pelaksanaan khiyar
at-ta’yin ini diperlukan tiga syarat, yakni: a. pilihan dilakukan terhadap barang sejenis yang berkualitas;
b. barang itu berbeda harganya; c. tenggang waktu untuk khiyar at-Ta’yin itu harus ditentukan.
Khiyar at-Ta’yin menurut ulama Hanafiyah hanya berlaku dalam transaksi yang bersifat pemindahan hak milik yang berupa benda dan
mengikat bagi kedua belah pihak, misalnya jual beli. Khiyar at-Ta’yin dipandang telah batal bila pembeli telah menentukan pilihan secara jelas
barang tertentu yang dibeli, atau pembeli telah memperlakukan barang-barang yang diperjualbelikan dengan cara menunjukkan bahwa ia telah memilih dan
menentukannya. Jika pembeli meninggal dunia sebelum habis masa khiyar, hak khiyar itu dilanjutkan oleh ahli warisnya sebab dalam hak khiyar at-
Ta’yin dapat diwariskan.
109
107
Ibid
108
Ali Haidar, Ad, Durar al Hukkam Syarh Majallah al Ahkam al”Adliyah, Dar al Kutub al Ilmiyyah, Beirut,tanpa tahun, hal: 256-260 dalam Abdul Manan, Op. Cit,.
109
Abdul Manan, Op.cit., hal: 101-102
Universitas Sumatera Utara
72
4. Khiyar ar- Ru’yah atau hak pilih melihat, yakni hak pilihan untuk meneruskan