BAB III ANALISIS PERBEDAAN NUANSA MAKNA
KATA “TOUTOU DAN YATTO” DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG
Pada bab II sebelumnya penulis telah memaparkan mengenai adverbiakata keterangan toutou dan yatto. Dalam bab ini, penulis mencoba
menganalisis perbedaan nuansa makna kata keterangan toutou dan yatto yang diambil dari cuplikan kalimat-kalimat berbahasa Jepang yang terdapat pada buku
Chikyuu no Arukikata Bari Shima, Indonesia, Mareshia, Burunei, dan Jiji Monday no Kiso Chisiki, sesuai dengan pendapat beberapa ahli linguistik yang telah
dipaparkan sebelumnya.
3.1 Analisis Perbedaan Nuansa Makna Kata Toutou Cuplikan 1:
2005 年 に リノベーション を 終え、全 20 室 の 新 リゾート として 再 オープン。かつて の 面影 が漂う バンがローやスイート
ルームを残しつつ、敷地の奥に新たに7つのビィラ建てられた。アユンリ バー.ビィラと名付けられたのビィラは、ひときわ眺めのよい場所に建つ
。セミオープンスタイルのビングスペースや各部屋に付いたプランジ.プ ール、そしてベッドルームの大きな窓からは、あぶれんばかりの緑が見渡
せ、眼下にはとうとうと流れるアユン川も望める。大きなマンゴーの木の 上に立てられたツリーハウス風の「マンゴー。スパ」は、空中にいるよう
Universitas Sumatera Utara
な不思議な感覚をもたらすユニークなスパだ。Chikyu no Arukikata Bari, hal 95
2005- Nen ni rinobēshon o oe, zen 20-shitsu no shin rīzoto to shite sai ō
pun. Katsute no omokage ga tadayou ban ga ro ya suīto rūmu o nokoshitsutsu,
shikichi no oku ni shinta ni 7tsu no biira ga taiterareta. Ayun riba- biira to nazukerareta no shin biira wa hitokiwa nagame no yoi basho ni tatsu. Semi
ōpunsutairu no ribingusupēsu ya kaku heya ni tsuita puranji. Pūru, soshite beddo rūmu no ōkina mado kara wa aburen bakari no midori ga miwatase, ganka ni wa
tōtō to nagareru Ayun-gawa mo nozomeru. Ōkina mangō no ki no ue ni tate
rareta tsurīhausu-fū no `mangō. Supa wa, kūchū ni iru yōna fushigina kankaku o motarasu yunīkuna supada.
Setelah di renovasi pada tahun 2005, resort ini dibuka kembali sebagai resort baru berkapasitas 20 kamar. Dengan menyisakan bungalow dan sweet
room, resort ini berdiri di lokasi yang indah ditambah dengan kolam renang, selanjutnya dari jendela besar ruang tempat tidur akhirnya kita dapat menikmati
pepohonan yang asri, serta sungai ayun yang mengalir dari jendela besar ruang tempat tidur. Spa mangga dengan style tree house yang terletak di atas pohon
mangga besar merupakan spa unik yang menimbulkan sensasi luar biasa seolah kita berada di awang-awang.
Analisis : Makna kata toutou pada cuplikan kalimat tersebut adalah akhirnya. Pada
wacana tersebut dijelaskan bahwa resort yang selesai direnovasi pada tahun 2005
Universitas Sumatera Utara
akhirnya di buka kembali dengan berbagai macam pembaharuan dan penambahan fasilitas. Resort ini berkapasitas 20 kamar, berdiri di lokasi yang indah dengan 7
villa baru di belakangnya. Setiap kamar dilengkapi dengan kolam renang, resort ini pun menyisakan bungalow dan sweet room. Dengan adanya spa mangga
dengan ciri khasnya yang unik yang terletak di atas pohon dengan style tree house yang lebih membangkitkan sensasi luar biasa, sehingga kita pun “akhirnya” dapat
menikmati pepohonan yang asri dan sungai ayun yang mengalir dapat terlihat di jendela besar ruang tempat tidur. Dengan memakan waktu yang panjang, resort
yang selesai di renovasi pada tahun 2005 dengan proses panjang tersebut, resort ini menjadi sangat menarik dengan penambahan fasilitasnya. Meskipun butuh
waktu yang panjang pada tahap perenovasiannya, resort ini tetap diusahakan sedemikian rupa kelengkapannya sehingga setelah melewati berbagai proses
panjang setiap pengunjung yang datang dapat menikmati resort ini, pengunjung pun akhirnya dapat menikmati pepohonan yang asri dan sungai ayun yang
mengalir dapat terlihat di jendela besar ruang tempat tidur. Pemakaian kata toutou di atas sudah tepat, pada cuplikan kalimat tersebut dijelaskan mengenai tahap
perenovasian resort yang selesai di tahun 2005, resort tersebut mengalami pembaharuan dan penambahan berbagai fasilitas, pengunjung dimanjakan pula
dengan spa nya yang unik yang membuat kita seolah-olah berada di awang- awang, sehingga “akhirnya” pengunjung pun dapat menikmati pepohonannya
yang asri dan sungai ayun yang mengalir dapat terlihat di jendela besar ruang tempat tidur. Pemakaian kata toutou di atas sesuai dengan pendapat Migotoko
1998:312 yang menyebutkan toutou digunakan pada saat sudahtelah melewati
Universitas Sumatera Utara
suatu proses dan menunjukkan hasil akhir dari proses tersebut dan walaupun terdapat proseswaktu yang panjang tetapi hal tersebut tetap diusahakan.
Cuplikan 2 :
古都の市街地を抜け、歌でも有名なソロ川を越えて、山岳地帯を目 指す。「ブンがワン.ソロ」の歌は、グサん.マルトハルトノという竹笛
奏者によって、1940年に作られた曲。以後、ジャワ人だけでなく、世 界各地の人々の心をとらえて愛想されている。きれいなメロデイから、済
み切ったせせらぎをイメージしていたのだが、雨季のソロ川 は 大地 の 異 かさ を 象 徴するような濃い茶色の水がとうとう流れていた.
Chikyuu no Arukikata Indonesia, hal 25 Koto no shigaichi o nuke, uta demo yūmeina soro kawa o koete, sangaku
chitai o mezasu. `Bun ga wan. Soro no uta wa, gusan. Marutoharutono to iu takefue sōsha ni yotte, 1940-nen ni tsukura reta kyoku. Igo, Jawa hito
dakedenaku, sekai kakuchi no hitobito no kokoro o toraete aiso sa rete iru. Kireina Merodei kara,-
zumi kitta seseragi o imēji shite ita nodaga, uki no soro
kawa wa daichi no i kasa o shōchō suru yōna koi chairo no mizu ga tōtō nagarete
ita. Melakukan perjalanan di ruang yang berbeda melalui wilayah urban kota
kuno, menuju daerah pegunungan, melewati sungai Solo yang terkenal dalam lagu. Lagu Bengawan Solo, oleh Gesang. Oleh pemain suling bambu bernama
Marto Hartono, lagu itu dibuat pada tahun 1940. Setelah itu, bukan hanya orang
Universitas Sumatera Utara
Jawa, namun juga mampu menaklukkan hati orang di seluruh dunia. Tergambar dari indahnya melodi, meskipun terkesan adanya image mengoceh pada lagu,
namun aliran air berwarna cokelat gelap yang melambangkan sesuatu yang berbeda di bumi sehingga akhirnya disebutlah sungai Solo di musim hujan.
Analisis : Makna kata toutou pada cuplikan kalimat tersebut adalah akhirnya. Pada
wacana tersebut dijelaskan mengenai sungai Solo yang terkenal dalam lagu Bengawan Solo, lagu tersebut diciptakan oleh Gesang pada tahun 1940 dan oleh
pemain suling bambu Marto Hartono. Lagu tersebut bukan hanya disukai orang Jawa melainkan orang-orang di seluruh dunia pun menyukai lagu tersebut, alunan
melodinya yang indah walaupun terdapat image mengoceh pada lagu tersebut tetap saja mampu menaklukkan hati orang di seluruh dunia. Aliran sungai Solo
yang berwarna cokelat gelap sehingga menggambarkan sesuatu yang berbeda di muka bumi, sehingga “akhirnya” menjadi disebutlah sungai Solo di musim hujan.
Pemakaian kata toutou di atas sudah tepat, pada cuplikan kalimat tersebut dijelaskan mengenai sungai Solo dan bagaiman tercipta lagu Bengawan Solo yang
terkenal dan disukai bukan hanya orang Jawa melainkan orang di seluruh dunia pun menyukainya, aliran sungai Solo yang berwarna cokelat gelap melambangkan
sesuatu yang berbeda di muka bumi sehingga “akhirnya” menjadi disebutlah sungai Solo di musim hujan. Pemakaian kata toutou di atas sesuai dengan teori
Migotoko 1998:312 yang menyatakan toutou menunjukkan sesuatu dilalui dengan rangkaian peristiwa dan waktu yang panjang, ketika suatu hal tersebut
sudah melampaui langkah akhir seperti yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan 3 :
鯨油 採取を目的 とした有力捕鯨 国 だった 米国 や、 英国、オランダ など が 相 次い で 捕鯨 反対 に転換、80 年 の IWC International Whaling
Commision 第 32 回 年 次会 合で は ついに 反 捕鯨 国 が 加盟国 の 多数 を 占めた。その 2 ご に、加盟国 の 4 分 の 3 以上 の 賛成 で とうとう 商業
捕鯨 の 一時 禁止 が きまった。そして 87 年 から 全面 停止 となり、 この とき から 日本 は 同 条約 第 8 条 に 基 づいて 調査捕鯨 に 踏み切った
わけである。Jiji Mondai no Kiso Chisiki. Hal 104 Geiyu saishu o mokuteki to shita yūryoku hogei kunidatta Beikoku ya,
Igirisu, Oranda nado ga aitsuide hogei hantai ni tenkan, 80-nen no IWC dai 32- kai-nen-ji-
kai gōde wa tsuini han hogei kuni ga kamei-koku no tasū o shime ta. Sono 2 go ni, kamei-koku no 4-
bu no 3 ijō no sansei de tōtō shōgyō hogei no ichiji
kinshi ga kimatta. Soshite 87-nen kara zenmen teishi to nari, kono Toki kara Nihon wa dō jōyaku dai 8-jō ni ki dzuite chōsa hogei ni fumikitta wakedearu.
Amerika serikat, Inggris, dan Belanda adalah negara penangkap ikan paus terkemuka untuk tujuan mengumpulkan minyak ikan paus diubah menjadi
perburuan ikan paus, IWC badan perlindungan ikan paus mengadakan pertemuan antar negara yang anti dalam penangkapan ikan paus. 2 tahun setelah ini, lebih
dari 3 dari 4 bagian negara-negara anggota peserta akhirnya menetapkan larangan untuk sementara penangkapan ikan paus. Selanjutnya dari tahun 1987 penghentian
seluruhnya. Saat ini Jepang menyebutkan perjanjian mengenai penangkapn ikan
Universitas Sumatera Utara
paus ini berdasarkan penyelidikan terhadap penangkapan ikan paus pada pasal ke 8 dalam perjanjian.
Analisis : Makna kata toutou pada cuplikan kalimat tersebut adalah akhirnya. Pada
wacana tersebut dijelaskan bahwa negara-negara yang melakukan penangkapan ikan paus yaitu negara Amerika, Inggris dan Belanda berubah menjadi perburuan
ikan paus, sehingga IWC International Whaling Commisions badan perlindungan ikan paus mengadakan pertemuan antar negara yang anti dengan
penangkapan ikan paus, pertemuan tersebut “akhirnya” menghasilkan larangan penangkapan ikan paus, di tahun 1987 keputusan menjadi penghentian seluruh
kegiatan penangkapan ikan paus. Pemakaian kata toutou di atas sudah tepat, seperti dijelaskan bagaimana peran besar IWC dalam perlindungan ikan paus.
Setelah melalui beberapa rangkaian tahapan “akhirnya” diputuskan kesepakatan antar negarsa IWC, penghentian seluruh kegiatan penangkapan ikan paus, hal
akhir seperti yang diharapkan. Pemakaian kata toutou di atas sesuai dengan pendapat Migotoko 1998:312, yang menyebutkan toutou yang menunjuk pada
proses panjang dan sebaliknya menunjukkan hal yang dilakukan sampai akhir, toutou yang menunjukkan sesuatu dilalui dengan rangkaian peristiwa dan waktu
yang panjang, menunjukkan ketika suatu hal sudah melampaui tingkatlangkah akhir seperti yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Analisis Perbedaan Nuansa Makna kata Yatto Cuplikan 1: