ANALISIS PERBEDAAN NUANSA MAKNA KATA “TOUTOU DAN YATTO” DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ANALISIS PERBEDAAN NUANSA MAKNA KATA “TOUTOU DAN YATTO” DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

3.1 Analisis Perbedaan Nuansa Makna Kata Toutou ................................... 52 3.2 Analisis Perbedaan Nuansa Makna Kata Yatto ...................................... 59

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan ................................................................................................. 77 4.2 Saran ............................................................................................................ 78 DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Bahasa merupakan sarana penting dalam berkomunikasi guna menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bahasa merupakan saluran maksud seseorang yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Dalam mempelajari suatu bahasa, tidak pernah terlepas dari kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa, yang biasa disebut dengan tata bahasa. Seseorang perlu mempelajari tata bahasa yang baik dan benar, terutama pada saat kita hendak berbicara dengan orang yang tidak sebahasa dengan kita. Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.Salah satu bidang kajian linguistik adalah Semantik atau kajian makna. Demikian halnya dengan bahasa Jepang. Bahasa Jepang merupakan bahasa yang mempunyai banyak sekali kata yang memiliki arti samasinonim, namun sulit untuk mencari padanannya dalam bahasa Indonesia.Dalam bahasa Jepang sering menjumpai atau menemukan kata- kata yang memiliki arti yang sama seperti kata toutou dan yatto. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Perbedaan Nuansa Makna Kata Toutou dan Yatto Dalam Kalimat Bahasa Jepang. Kata toutou dan yatto termasuk ke dalam kelas kata keterangan atau disebut fukushi dalam bahasa Jepang. Kata toutou dan yatto adalah kata yang bersinonim karena keduanya mempunyai makna yang sama yaitu akhirnya. Namun keduanya mempunyai perbedaan dalam penggunaannya. Pembahasan ini lebih memfokuskan pada analisis makna dari kata toutou dan yatto yang diambil berdasarkan cuplikan-cuplikan kalimat dari buku Jiji Monday no Kiso Chisiki “basis data and information topics, Chikyu no Arukikata Universitas Sumatera Utara Indonesia travel guide book Indonesia, Chikyu no Arukikata Bari Shima travel guide book Bali, Chikyu no Arukikata Maresia, Burunei travel guide book Malaysia, Brunei Darussalam. Dalam Teori kontekstual dinyatakan bahwa makna terikat pada lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa. Teori ini juga mengisyaratkan bahwa sebuah kata atau simbol ujaran tidak mempunyai makna jika ia terlepas dari konteks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif descriptive research yang berupa penjelasan atau pemaparan. Penulis juga menggunakan metode kepustakaan library research. Dalam hal ini penulis mengumpulkan buku-buku yang relevan dengan topik permasalahan yang akan diangkat, khususnya buku-buku yang berhubungan dengan kesinoniman ruigigo. Kemudian mencari kalimat-kalimat berbahasa Jepang yang menggunakan kata toutou dan yatto. Kata toutou dan yatto yang bermakna sama yaitu akhirnya, di dalam bahasa Jepang masuk ke dalam kelas kata bahasa Jepang yaitu fukushi. Ciri – ciri fukushi dapat berdiri sendiri, tidak berkonjugasi, tidak menjadi subjek, tidak menjadi predikat, dan tidak menjadi objek, menerangkan doushi dan keiyoushi. Dibagi menjadi 3 jenis yaitu joutai no fukushi, teido no fukushi dan jojutsu no fukushichinjutsu no fukushi. Toutou adalah kata keterangan yang biasanya digunakan untuk mengekspresikan situasi yang diharapkan akhirnya terjadi, toutou menyatakan situasi yang dihasilkan seringkali bersifat negative, toutou yang mana bersifat menunjukkan emosional si pembicara, toutou memaparkan Universitas Sumatera Utara rangkaian peristiwa dan waktu yang panjang ketika hal tersebut sudah melampaui langkah akhir seperti yang diharapkan, toutou yang menerangkan ketika melewati hasil akhir dari suatu proses walaupun memakan waktu panjang tetap tetap diusahakan, toutou menerangkan untuk menyatakan sesuatu baru selesai setelah berlalu waktu yang cukup lama.Yatto adalah untuk menyatakan sesuatu yang diinginkan akhirnya tercapai meskipun dengan kesulitan yang besar, yatto cenderung menunjukkan hal yang bersifat positif. Yatto dapat menyatakan keadaan yang hampir tidaknyaris, baru dapat, yatto menunjukkan pada hal yang telah diharap-harapkan oleh si pembicara, yatto menyatakan pas-pasan, baru dapat, akhirnya keburu juga. Setelah dilakukan analisis diketahui bahwa walaupun kata toutou dan yatto keduanya termasuk dalam kata yang bersinonim karena memiliki makna yang sama yaitu akhirnya, tetapi pemakaian dari kedua kata tersebut dalam kalimat berbeda, tergantung pada nuansa makna dan konteks kalimatnya. Sehingga kata toutou dan yatto belum tentu dapat saling menggantikan kedudukannya dalam sebuah kalimat. Artinya ada yang bisa dan ada juga yang tidak bisa saling menggantikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari buku Jiji Monday no Kiso Chisiki “basis data and information topics, Chikyu no Arukikata Indonesia travel guide book Indonesia, Chikyu no Arukikata Bari Shima travel guide book Bali, Chikyu no Arukikata Maresia, Burunei travel guide book Malaysia, Brunei Darussalam kata yattolah yang paling sering dipakai dan ditemukan, karena makna yatto mewakili makna akhirnya secara umum yaitu yang menyatakanmenunjukkan sesuatu yang diinginkan akhirnya tercapai meskipun Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN