32
yaitu hanya dengan menambahkan partikel tanya ka pada akhir kalimat dan
tidak perlu menambahkan tanda tanya. Secara semiotik, partikel ka digunakan
untuk menggantikan tanda tanya.
2.3 Landasan Teori
Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori analisis kontrastif dan teori tata bahasa.
2.3.1 Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif merupakan cabang dari ilmu linguistik, sehingga seringkali disebut sebagai linguistik kontrastif. Linguistik kontrastif berbeda dengan
linguistik komparatif walaupun keduanya adalah kegiatan membandingkan dua bahasa. Perbedaan kedua analisis tersebut dapat dilihat pada kutipan dibawah ini
seperti yang diuraikan oleh Tarigan 1992:226, “Linguistik komparatif ingin mengetahui persamaan dan perbedaan antara
bahasa-bahasa yang diperbandingkan. Linguistik kontrastif hanya meneliti perbedaan-perbedaan atau ketidaksamaan-ketidaksamaan yang menyolok
yang terdapat pada dua bahasa atau lebih, sedangkan persamaan- persamaannya tidak begitu dipentingkan atau diperhatikan. Kesamaan-
kesamaan yang terdapat dianggap sebagai hal yang biasa, hal yang umum saja.
”
Melalui analisis kontrastif, hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran bahasa sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan atau
Universitas Sumatera Utara
33
pelanggaran-pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh pelajar ke dua bahasa tersebut. Seperti yang dijelaskan Pateda 1989: 18,
“Analisis kontrastif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang menggunakan teknik membandingkan antara bahasa ibu B1 dengan bahasa
sasaran B2 sehingga guru dapat meramalkan kesalahan siswa dan siswa dapat segera menguasai bahasa yang sedang dipelajari. Memperkecil
kemungkinan terjadinya kesalahan penggunaan dua bahasa tersebut merupakan salah satu fungsi penelitian menggunakan teori analisis
kontrastif.
”
Dalam penelitian ini, penggunaan teori pendekatan kontrastif digunakan sebagai teori perbandingan untuk menemukan perbedaan dan persamaan yang
terdapat antara dua bahasa. Teori ini adalah metode analisis linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan persamaan atau
perbedaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan Ridwan, 1998:8.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat dikatakan bahwa analisis kontrastif merupakan ilmu linguistik yang bersifat membandingkan dan bertujuan
menemukan serta mendeskripsikan perbedaan-perbedaan dan persamaan- persamaan yang terdapat antara dua bahasa dari rumpun yang berbeda. Hasil
perbedaan dan persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana pengajaran atau bahan ajar bagi pengajar bahasa kedua. Penggunaan teori ini dapat pula sebagai
acuan bagi pelajar bahasa kedua agar dapat memperkecil kesalahan yang dapat terjadi.
Universitas Sumatera Utara
34
Menurut Brown dan Ellis dalam Indihadi diakses pada 27 November 2014, terdapat empat langkah kerja dalam menggunakan analisis kontrastif yaitu:
“1. Mendeskripsikan sistem atau unsur-unsur bahasa pertama B1 dan bahasa kedua B2.
2. Menyeleksi sistem atau unsur-unsur bahasa B1 dan B2 yang akan dibandingkan atau dianalisis.
3. Mengontraskan sistem atau unsur-unsur bahasa B1 dan B2 dengan cara memetakan unsur-unsur dari kedua bahasa yang dianalisis.
4. Memprediksi sistem atau unsur-unsur bahasa B1 dan B2 untuk keperluan
pengajaran bahasa di sekolah.”
Walaupun keempat langkah diatas merujuk pada penggunaan analisis kontrastif untuk pengajaran, langkah tersebut dapat juga diterapkan dalam
kepentingan pengajaran bahasa asing, bahasa kedua, atau oleh dwibahasawan orang yang mampu menggunakan dua bahasa secara baik untuk mempermudah
pelajar bahasa dalam mempelajarinya. Teori ini dijadikan sebagai pendekatan dalam pengajaran bahasa karena menggunakan metode perbandingan.
2.3.2 Tata Bahasa