interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya, sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan perilaku dalam aspek pengetahuan
kognitif, sikap afektif, dan keterampilan psikomotor. Teori belajar umumnya dibagi menjadi empat golongan, yaitu teori belajar keperilakuan behaviorisme,
teori belajar kognitivisme, teori belajar humanisme, dan teori belajar sibernetika. Teori keperilakuan behaviorisme menekankan pada hasil dari proses belajar.
Teori kognitif menekankan pada proses belajar. Teori perikemanusiaanhumanisme humanisme menekankan pada isi atau apa yang
dipelajari. Sedangkan teori sibernetika menekankan pada sistem informasi yang dipelajari Nursalam, 2008.
1.2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Nurhidayah 2009 menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran mahasiswa sebagai orang dewasa, yaitu faktor
kebebasan, tanggung jawab, pengambilan keputusan, pengarahan diri sendiri, psikologis, fisik, daya ingat, dan motivasi.
1.2.1. Faktor Kebebasan Salah satu ciri kedewasaan adalah adanya kebebasan atau ketidakterikatan
dengan orang lain. Dalam proses belajar, seorang dewasa cenderung berkeinginan untuk menentukan apa yang ingin dipelajari serta memandingkan dan
menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman-pengalaman belajar yang
Universitas Sumatera Utara
telah dimiliki sebelumnya. Dengan demikian proses belajar orang dewasa lebih bersifat demokratis. Selain itu, mahasiswa sebagai orang dewasa dapat menilai
kebenaran informasi yang mereka terima dari dosen. Dengan demikian pendekatan mereka terhadap apa yang dipelajarinya adalah praktis dan mengarah
pada pemecahan masalah. 1.2.2. Faktor Tanggung Jawab
Faktor tanggung jawab membedakan sifat anak-anak dari sifat dewasa. Orang dewasa bertanggung jawab terhadap tindakannya dan dapat berdiri sendiri.
Dalam hal kedewasaan, mahasiswa dan dosen sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda atau hampir sama. Perbedaannya adalah bahwa dosen cenderung memilih
pengetahuan atau keterampilan tertentu yang belum dimiliki mahasiswa. Dosen biasanya selangkah lebih dahulu untuk membaca materi yang sama karena
memang harus menyampaikan kembali kepada mahasiswa. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini dimana informasi dapat dicari kapan dan
dimana saja, tidak menutup kemungkinan bahwa pengetahuan dan keterampilan mahasiswa menyamai atau melebihi dosen.
1.2.3. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri Orang dewasa mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem
nilai dan pengetahuan yang dimiliki, tanpa ditentukan atau dipengaruhi oleh orang lain. Mereka dapat menentukan mana yang baik dan mana tidak baik untuk
dirinya. Berasumsi pada proses belajar, mahasiswa tidak dapat dipaksa untuk menerima kebenaran-kebanaran dari luar. Mereka baru akan berubah apabila
memang mereka memahami suatu konsep.
Universitas Sumatera Utara
1.2.4. Faktor Pengarahan Diri Sendiri Ciri lain dari kedewasaan adalah orang dewasa mampu mengarahkan diri
sendiri, dan mereka mempunyai pandangan sendiri way of life. Ini berarti dalam proses belajar, mahasiswa mampu untuk berinisiatif dan berkreasi sendiri sesuai
dengan pandangan yang dimilikinya. Namun walaupun mereka mampu mengarahkan diri sendiri, bukan berarti mereka tidak memerlukan orang lain.
Interaksi antara mahasiswa dalam pembelajaran adalah cukup tinggi, bahkan mungkin lebih tinggi dari interaksi dalam pembelajaran anak-anak.
1.2.5. Faktor Psikologis Proses pembelajar pada orang dewasa juga sebaliknya, memperhatikan
faktor psikologis. Perlu dibangun kesan bahwa mahasiswa diterima sebagai orang dewasa yang mempunyai kebebasan berekspresi dan berkreasi. Hal yang tidak
kalah penting adalah dosen dan mahasiswa dapat menumbuhkan rasa saling membutuhkan, bukan saling menggurui. Hal ini memang tidak mudah, apalagi
pada dosen-dosen senior yang ditinjau dari segi usia jauh lebih tua. Mereka merasa memiliki banyak kelebihan dalam banyak hal terutama pengalaman.
1.2.6. Faktor Sarana Fisik Secara fisik mahasiswa membutuhkan tempat latihan atau tempat belajar
yang tidak mengikat. Untuk itu tempat dan semua perlengkapan perlu diatur agar dapat: 1 memberikan kenyamanan, 2 menyenangkan, 3 bersifat santai dan tidak
formal tata kelas dengan bentuk huruf U lebih sesuai dibandingkan dengan tata kelas yang klasikal, 4 pengaturan udara di ruangan yang baik, 5 penempatan
alat dan media pengajaran yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
1.2.7. Faktor Motivasi Houle 1961 mengklasifikasikan motivasi pada orang dewasa dapat
menjadi tiga kelompok yaitu: a. Mahasiswa yang berorientasi pada tujuan goal oriented, yaitu mahasiswa
yang mementingkan penerapan dan pemanfaatan pelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya promosi atau naik pangkat.
b. Mahasiswa yang berorientasi pada kegiatan social oriented, yaitu mahasiswa yang mementingkan interaksi antar sesama peserta dan proses
belajar sebagai tujuan belajar. c. Mahasiswa yang berorientasi untuk mempelajari ilmu itu sendiri learning
oriented yaitu mahasiswa yang memang senang belajar.
1.3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar