Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Impairment of Non-Financial Assets

PT TOBA BARA SEJAHTRA TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 30 September 2016 tidak diaudit dan 31 Desember 2015 diaudit dan Periode Sembilan Bulan yang berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2016 tidak diaudit dan 2015 tidak diaudit Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain PT TOBA BARA SEJAHTRA TBK AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS September 30, 2016 unaudited and December 31, 2015 audited And Nine Months Period ended September 30, 2016 unaudited and 2015 unaudited Expressed in United States Dollar, unless otherwise stated 26 m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan m. Impairment of Non-Financial Assets Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. The Group assesses at the end of each reporting period whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists or when annual impairment testing for an asset is required, the Group makes an estimate of the asset’s recoverable amount. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset atau UPK lebih besar daripada jumlah terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkannya. An asset’s recoverable amount is the higher of an asset’s or CGU’s fair value less costs to sell and its value in use, and is determined for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets or groups of assets. Where the carrying amount of an asset or CGU exceeds its recoverable amount, the asset is considered impaired and is written down to its recoverable amount. Kelompok Usaha mendasarkan perhitungan penurunan nilai pada rincian perhitungan anggaran atau prakiraan yang disusun secara terpisah untuk masing-masing UPK Kelompok Usaha atas aset individual yang dialokasikan. Perhitungan anggaran dan prakiraan ini secara umum mencakup periode selama sisa masa tambang atau lima tahun untuk aset perkebunan. Untuk periode yang lebih panjang, tingkat pertumbuhan jangka panjang dihitung dan diterapkan pada proyeksi arus kas setelah tahun kesepuluh. The Group bases its impairment calculation on detailed budgets and forecast calculations which are prepared separately for each of the Group’s CGUs to which the individual assets are allocated. These budgets and forecast calculations are generally covering a period of remaining life of mine or 5 years for plantation assets. For longer periods, a long term growth rate is calculated and applied to project future cash flows after the tenth year. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan- perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. In assessing the value in use, the estimated net future cash flows are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset. In determining fair value less costs to sell, recent market transactions are taken into account, if available. If no such transactions can be identified, an appropriate valuation model is used to determine the fair value of the assets. These calculations are corroborated by valuation multiples or other available fair value indicators.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN lanjutan