Pipi, Bibir, dan Palatum

Rongga mulut dibatasi secara anterior oleh gigi dan lidah sementara secara posterior oleh oropharynx . Batas superior dibentuk oleh soft palate dan hard palate. Lantai atau permukaan bawah rongga mulut dibentuk oleh mylohyoid muscle yang dilapisi dengan membran mukosa. Lidah hanya melekat pada mylohyoid muscle dan bukanlah batas dari permukaan bawah rongga mulut McKinley dan O’Loughlin, 2008.

2.1.1 Pipi, Bibir, dan Palatum

Dinding lateral dari rongga mulut dibentuk oleh pipi, dan dilapisi secara keseluruhan oleh kulit dan mengandungi buccinator muscles. Buccinator muscles akan menekan pipi terhadap gigi supaya makanan solid tetap berada pada tempatnya sewaktu proses mengunyah. Selain itu, pada permukaan luar juga mengandungi kelenjar rambut dan kelenjar keringat. Permukaan pipi sebelah dalam juga dilapisi mukosa yang melekat erat dengan struktur otot di bawahnya. Permukaan pipi dekat area gigi molar 2 rahang atas terdapat duktus pintu keluar kelenjar air liur besar parotis. Hal ini dapat menyebabkan banyaknya karang gigi di daerah tersebut. Daerah ini juga sering ditemui sisi makanan terselip sehingga tertinggal antara pipi dan gigi. Hal inilah yang dapat menyebabkan karies gigi. Apalagi, posisi gigi belakang yang tidak harmonis dapat mengakibatkan terjadinya gigitan berulang pada permukaan dalam pipi. Secara klinis hal ini dapat dilihat dengan adanya garis horizontal berwarna keputihan Pratiwi, 2009. Pipi terminasi pada bibir atau labia yang membentuk bagian anterior dari rongga mulut. Bibir dibentuk oleh orbicularis oris muscle dan dilapisi oleh keratinized stratified squamous epithelium Eroschenko, 2007 . Bibir memberikan warna kemerahan kerana suplai darah yang banyak oleh pembuluh darah superfisial dan juga kurangnya jumlah keratin pada lapisan epithelial luar. Permukaan bagian dalam bibir memiliki lapisan epitel tipis dan agak cembung karena mengandung beberapa kelenjar air liur kecil Pratiwi, 2009. Profil bibir atas dan bawah dapat menjelaskan kelainan gigi yang terjadi. Misalnya, pada maloklusi kelas II atau disebut juga profil wajah burung dengan Universitas Sumatera Utara kondisi gigi atas lebih maju daripada gigi bawah lebih dari empat milimeter. Hal ini dapat menyebabkan terjepitnya bibir bawah di antara gigi atas dan bawah. Namun dapat diatasi dengan perwatan ortodontik atau bedah rahang Pratiwi, 2009. Palatum membentuk bagian atas dari rongga mulut dan berfungsi sebagai pelindung untuk memisahkan ia dari rongga hidung. Dua per tiga dari bagian anterior palatum adalah keras dan bertulang yang dikenal sebagai hard palate manakala satu per tiga dari bagian posterior adalah lunak dan berotot yang dikenal sebagai soft palate. Hard palate dibentuk oleh palatum processes of maxillae dan horizontal plate of palatine bones. Ianya dilapisi oleh jaringan ikat padat dan nonkeratinized stratified squamous epithelium. Lengkung pada soft palate terdiri dari otot skeletal dan dilapisi oleh nonkeratinized stratified squamous epithelium . Palatum durum atau hard palate menutupi sebagian besar langit-langit mulut kita dan berperan penting dalam sistem pengunyahan. Fungsinya selain memperjelas ucapan kita juga memperkuat melekatnya gigi tiruan. Torus palatinus yaitu tonjolan di tengah-tengah palatum dengan ukuran yang bervariasi sering terjadi. Hal ini selain menimbulkan rasa tidak nyaman saat pemakaian gigi tiruan juga menyulitkan saat pemasangannya. Palatum molle atau soft palate membagi dua daerah faring. Faring mengatur aliran udara melalui mulut dan hidung saat bernafas dan berbicara. Terdapat tonjolan berbentuk kon di medial dan mengarah ke inferior yang dikenal sebagai uvula . Sewaktu proses menelan makanan, soft palate dan uvula akan terangkat ke atas untuk menutup pintu posterior dari nasopharynx supaya mengelakkan dari bahan yang ingin ditelan masuk ke dalam ruangan nasal.

2.1.2 Lidah