Konsep Dasar Gambaran Tingkat Pengetahuan Anak-Anak Sekolah Rendah tentang Kebersihan Rongga Mulut di Sekolah Kebangsaan Tebrau Bakar Batu, Johor Bharu, Johor, Malaysia

2.1.5 Air Liur

Air liur atau saliva merupaan campuran berbagai cairan yang terdapat dalam rongga mulut. Cairan ini berasal dari kelenjar saliva mayor dan minor. Saliva berfungsi sebagai cairan pembersih dalam mulut, sehingga diperlukan dalam jumlah yang cukup. Kekurangan saliva akan membuat tingginya jumlah plak dalam mulut. Tingkat keasaman saliva juga berpengaruh terhadap timbulnya lubang gigi atau karies. Semakin asam, semakin mudah terjadinya karies gigi.

2.2 Konsep Dasar

Oral Hygiene Kebersihan rongga mulut adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut,gigi dan gusi untuk mecegah dari penyakit gigi dan mulut, mencegah penyakit penularan yang penularannya melalui mulut, mempertinggi daya tahan tubuh badan, dan memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan Hermawan, 2010. Mengapa oral hygiene amat penting dalam kehidupan kita? Menurut Hermawan 2010, terdapat teori tentang infeksi fokal yang banyak mendapat perhatian selama abad 19 dan awal abad 20. Teori ini menyebutkan bahawa infeksi bertanggungjawab atas inisiasi dan progresi berbagai penyakit inflamasi seperti radang sendi, tukak lambung dan radang usu buntu. Kemajuan dalam klasifikasi dan identifikasi kuman bakteri rongga mulut dan bidang imunologi, semakin meyakinkan adanya peran penting infeksi gigi terhadap berbagai penyakit sistemik seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit paru, penyakit gula, stroke , kanker dan sebagainya. Juga menjadi semakin jelas bahawa gigi dan rongga mulut dapat menjadi tempat asal bagi desiminasi mikroorganisme penyebab penyakit kebagian tubuh yang lain. Tidak semua bakteri rongga mulut membahayakan. Sebagian besar justru dibutuhkan sebagai flora normal mulut. Bakteri yang potensial menimbulkan penyakit gigi dan banyak pula dijumpai pada penyakit sistemik yaitu golongan bakteri anaerob negatif. Antara lain adalah P.Gingivilis, B.Intermedius dan A.Actinomyecetemcommitans . Bakteri-bakteri ini dominan pada radang gusi dan radang sekitar hujung akar gigi sampai terjadi bengkak atau abses. Universitas Sumatera Utara Bakteri rongga mulut yang dapat menyebar melalui aliran darah disebut sebagai bakteriemia. Yang menyebar bisa bakteri itu sendiri maupun racun yang dihasilkannya yaitu dikenal sebagai endotoksin atau eksotoksin. Beberapa penelitian mengenai bakteriemia ini layak disimak. Bakteriemia diamati pada 100 pasien setelah cabut gigi, 70 setelah pembersihan karang gigi, pada 55 setelah pembedahan gigi geraham bungsu, 20 setelah perawatan akar gigi, dan 55 setelah operasi amandel. Pada kondisi kesehatan mulut normal, hanya sejumlah kecil bakteri fakultatif dan tidak membahayakan masuk ke aliran darah. Namun pada kondisi kebersihan mulut jelek, jumlah bakteri pada permukaan gigi meningkat dua hingga sepuluh kali lipat sehingga peluang untuk menjadi bakteriemia menjadi lebih besar. Kecuali lewat bakteriemia, adanya rangkaian reaksi imunologis yang dipicu oleh infeksi di rongga mulut, merupakan penjelasan lain mengapa problem gigi dapat merambat ke penyakit-penyakit serius yang bisa berujung dengan kematian. Cara penjagaan oral yang baik adalah seperti berikut:  Melakukan pembersihan gigi yang dilakukan secara mandiri dan profesional. Perawatan mandiri dapat dilakukan di rumah dengan sikat gigi teratur, dua kali sehari dengan metode yang benar. Tindakan dengan membersihkan gigi dengan benang gigi flossing dapat dilakukan satu hingga dua kali sehari. Guna pasta gigi berfluorida. Hindari dari makan makanan ringan dan minuman manis untuk mengurangkan kerusakan gigi.Secara profesional, kita hendaklah mengunjungi dokter gigi secara rutin tiap enam bulan sekali untuk pembersihan yang tidak dapat dilakukan di rumah dan dapat melakukan pendeteksian awal gangguan-gangguan gigi dan mulut yang kita belum sadari Razak, 2007.  Makanan yang lengket dan kenyal, seperti permen atau buah yang dikeringkan sebaiknya dimakan saat makan biasa dan bukan antara waktu makan. Jika perlu, sikat gigi setiap kali habis makan.  Penggunaan pelapis gigi dental sealants sangat perlu untuk mencegah gigi berlubang. Lapisannya yang tipis seperti plastik dioleskan pada daerah Universitas Sumatera Utara permukaan gigit gigi geraham. Pelapisan ini berguna untuk mencegah akumulasi plak pada cekungan gigi yang dalam dan sulit dicapai sikat untuk dibersihkan. Sealants ini biasanya diaplikasikan pada anak-anak saat gigi geraham tetapnya tumbuh. Sealant juga dapat diaplikasikan pada gigi dewasa yang masih utuh atau belum berlubang.  Fluorida sering direkomendasikan sebagai perlindungan terhadap lubang gigi. Penelitian juga menunjukkan jumlah lubang gigi lebih sedikit setelah mengkonsumsi air yang mengandung fluor. Fluor dapat dikonsumsi saat struktur email gigi sedang mengalami tumbuh kembang, dengan demikian fluor dapat melindungi email dari asam. Anak yang berusia di bawah 12 tahun haruslah mengkonsumsi air atau mengkonsumsi suplemen yang mengandungi fluor jika tinggal di daerah yang tidak menerima pelayanan fluor pada air mereka Anonim, 2007.  Peletakan fluor secara topikal juga direkomendasikan untuk melindungi permukaan gigi. Hal ini didapat dari kandungan fluor dalam pasta gigi atau obat kumur. Pelapisan fluor secara topikal ini dapat juga dilakukan saat kunjungan ke dokter gigi, setelah pembersihan rutin gigi.  Makan permen karet dengan xylitol mulai banyak dilakukan di beberapa negara untuk melindungi gigi. Efeknya dalam mengurangi jumlah plak yang dilihat berdasarkan kerja bakteri terhadap xylitol untuk memproduksi asam, tidak seperti pada jenis gula lainnya Pratiwi, 2009. Dengan penjagaan gigi yang baik bukan saja dapat mencegah penyakit oral, melainkan juga untuk memelihara kesehatan umum yang baik selain dari memperlihatkan tampang wajah yang bagus, memudahkan untuk makan dan juga berbicara tanpa merisaukan bau mulut.

2.3 Pendidikan Kesehatan Gigi