Hubungan Kelembaban Dengan Kejadian Filariasis Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Kejadian Filariasis

5.7 Hubungan Kelembaban Dengan Kejadian Filariasis

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok kasus yang kelembabannya tidak memenuhi syarat yaitu 12 rumah 60 dan pada kelompok kontrol sebanyak 6 rumah 30 dengan menggunakan uji chi square diketahui bahwa variabel kelembaban secara bermakna tidak mempunyai hubungan dengan kejadian filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat dengan nilai p= 0,0112 p0,05. Penelitian ini dapat dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara kelembaban yang memenuhi syarat dengan kelembaban yang tidak memenuhi syarat dengan kejadian Filariasis dikarenakan kelembaban yang diukur hanya di dalam rumah tetapi kelembaban yang di luar rumah juga mempengaruhi terhadap kecepatan berkembang biak, kebiasaan menggigit, serta mempengaruhi umur nyamuk. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Pengaruh Sanitasi Lingkungan Pemukiman Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue Yuniati, 2011 kelembaban yang tinggi akan memudahkan nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Menurut Achmadi 2007 bahwa kelembaban sangat penting untuk perkembang biakan nyamuk yang dapat memperpanjang hidup nyamuk dan memungkinkan penularan infeksi kepada sejumlah orang dalam waktu yang lama.

5.8 Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Kejadian Filariasis

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok kasus 90 dan pada kelompok kontrol 55 responden termasuk kategori baik. Hal ini ditunjukkan bahwa responden mengetahui tentang filariasis, gejala filariasis, filariasis adalah penyakit menular, penyebab penularan filariasis, cara pencegahan filariasis. Sehingga pada uji Universitas Sumatera Utara statistiknya didapatkan bahwa ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan kejadian filariasis dengan nilai p=0,034 p0,05. Pengetahuan yang baik pada responden kasus ini di karenakan mereka tinggal di daerah endemis filariasis dan mereka selalu mendapatkan penyuluhan kesehatan dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas secara teratur khususnya mengenai penyakit Filariasis serta sering menghadapi persoalan yang sama setiap saat sehingga pengetahuan mereka tentang filariasis, gejala filariasis serta penyebab filariasis lebih baik. Serta Dinas Kesehatan dan Puskesmas tidak merasa bosan untuk memberi penyuluhan kesehatan tersebut. Tingkat pengetahuan masyarakat atau responden secara umum dapat ditingkatkan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan oleh pemerintah agar dapat menimba ilmu dengan baik. Masyarakat atau responden diharapakan dapat meningkatkan pendapatannya agar dapat membantu memenuhi kebutuhan akan pendidikan Sarwono, 2004. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Deslimah 2009 adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian filariasis dengan nilai p= 0,045. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan sering di peroleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat, pengetahuan itu sendiri sebahagian besar didapat dari pendengaran dan penglihatan Notoatmodjo, 2003.

5.9 Hubungan Sikap Responden Dengan Kejadian Filariasis

Dokumen yang terkait

Analisis Determinan Daya Saing Ekonomi Kabupaten Batu Bara

1 59 70

ia NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2012

12 174 140

Evaluasi Lahan Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

2 72 89

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Hubungan Karakteristik Penderita dan Sanitasi Rumah serta Lingkungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Pidie

3 97 128

Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Penyakit Filariasis di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005

0 35 181

Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara)

0 39 74

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

5 89 45

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DBD DI KENAGARIAN SALIDO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2013.

0 0 9

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2012

0 0 14