Hubungan Kerapatan Dinding Dengan Kejadian Filariasis Hubungan Pencahayaan Pada Ruang Utama Rumah Dengan Kejadian Filariasis

ganda. Jumlah lubang pada kawat kasa yang dianggap optimal 14-16 perinci 2,5cm bahannya bermacam-macam mulai tembaga aluminium sampai plastik.

5.5 Hubungan Kerapatan Dinding Dengan Kejadian Filariasis

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok kasus yang mempunyai kerapatan dinding ≤ 1,5 mm 2 yaitu sebanyak 8 rumah 40 dan pada kelompok kontrol 14 rumah 70 dengan menggunakan uji chi square diketahui bahwa variabel kerapatan dinding secara bermakna tidak mempunyai hubungan dengan kejadian filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat dengan nilai p= 0,112 p0,05. Hal ini dapat dijelaskan karena rumah responden yang mempunyai kerapatan dinding ≤ 1,5 mm 2 dan yang mempunyai kerapatan lebih dari 1,5 mm 2 mempunyai kebiasaan yang sama yaitu mempunyai aktivitas di luar rumah dan kadang-kadang dilakukan sampai dengan malam hari sehingga peluang untuk digigit nyamuk dan terserang penyakit Filariasis relatif sama. Keadaan ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Sri Junita 2010 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kerapatan dinding dengan kejadian malaria sebesar p= 0,004. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori syarat-syarat rumah sehat menurut Mukono 1999 yang menyatakan kontruksi rumah dengan dinding yang tidak tertutup rapat memungkinkan terjadinya penularan penyakit malaria dalam rumah. Universitas Sumatera Utara

5.6 Hubungan Pencahayaan Pada Ruang Utama Rumah Dengan Kejadian Filariasis

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok kasus yang pencahayaannya masuk sebanyak 12 rumah 60 dan pada kelompok kontrol 15 rumah 75 dengan menggunakan uji chi square diketahui bahwa variabel pencahayaan pada ruang utama secara bermakna tidak mempunyai hubungan dengan kejadian filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat dengan nilai p= 0,500 p0,05. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan antara pencahayaan yang masuk memenuhi syarat dengan cahaya yang tidak masuk tidak memenuhi syarat terhadap kejadian filariasis pada kelompok kasus ataupun pada kelompok kontrol. Menurut Sarudji 2010 secara implisit pencahayaan dalam rumah perlu mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh dalam aspek kenyamanan, keamanan dan keselamatan, produktivitas serta estetika. Ditinjau dari segi sumber cahaya ada dua jenis pencahayaan yaitu pencahayaan alami dan pencahayan buatan. Yang ideal setiap ruangan harus mendapatkan cahaya alami setiap pagi hari untuk membunuh kuman yang ada di ruanganlantai atau untuk menghindari kelembaban udara, pada prinsipnya cahaya yang diperlukan suatu ruangan harus mempunyai intesitas sesuai dengan peruntukannya, disamping tidak menimbulkan silau atau menimbulkan bayangan yang tidak diinginkan karena tidak benar peletakan sumber atau arah pencahayaanya. Luas jendela untuk pencahayaan alami minimal 20 luas lantai. Dan menurut Notoatmodjo 2007 cahaya alami yakni matahari ini sangat penting karena dapat menghambat pertumbuhan nyamuk Ae. Aegypti di dalam rumah. Universitas Sumatera Utara

5.7 Hubungan Kelembaban Dengan Kejadian Filariasis

Dokumen yang terkait

Analisis Determinan Daya Saing Ekonomi Kabupaten Batu Bara

1 59 70

ia NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2012

12 174 140

Evaluasi Lahan Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

2 72 89

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Hubungan Karakteristik Penderita dan Sanitasi Rumah serta Lingkungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Pidie

3 97 128

Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Penyakit Filariasis di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005

0 35 181

Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara)

0 39 74

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

5 89 45

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DBD DI KENAGARIAN SALIDO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2013.

0 0 9

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2012

0 0 14