Hubungan Pengetahuan Responden dengan Kejadian Filariasis Hubungan Sikap Responden dengan Kejadian Filariasis Hubungan Tindakan Responden dengan Kejadian Filariasis

Hasil analisis bivariat pada tabel 4.20 menunjukan bahwa secara statistik diperoleh nilai p=0,112 p0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara Kelembaban pada ruang utama dengan kejadian Filariasis.

4.5.8 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Kejadian Filariasis

Pengetahuan responden pada kasus dalam analisa data sebagian besar berpengetahuan baik yaitu sebanyak 18 responden 90 dan yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 2 responden 10, Sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 11 responden 55 mempunyai pengetahuan yang baik dan sebanyak 9 responden 45 berpengetahuan buruk. Hasil selengkapnya dapat ditampilkan pada tabel 4.21 berikut ini. Tabel 4.21 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat Tahun 2012 No Variabel Pengetahuan Kasus Kontrol Prob Jumlah Jumlah

1. Kurang baik

2 10 9 45 0,034

2. Baik

18 90 11 55 Total 20 100 20 100 Hasil analisis bivariat pada tabel 4.21 menunjukan bahwa secara statistik diperoleh nilai p=0,034 p 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan kejadian Filariasis.

4.5.9 Hubungan Sikap Responden dengan Kejadian Filariasis

Sikap responden pada kasus dalam analisa data sebagian besar bersikap baik yaitu sebanyak 10 responden 50 dan yang bersikap kurang baik sebanyak 10 responden 50, Sedangkan pada kelompok kontrol yang bersikap baik yaitu Universitas Sumatera Utara sebanyak 16 responden 80 dan sebanyak 4 responden 20 bersikap kurang baik. Hasil selengkapnya dapat ditampilkan pada tabel 4.22 berikut ini. Tabel 4.22 Hubungan Sikap Responden dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat Tahun 2012 No Variabel Sikap Kasus Kontrol Prob Jumlah Jumlah 1. Kurang baik 10 50 4 20 0,097

2. Baik

10 50 16 80 Total 20 100 20 100 Hasil analisis bivariat pada tabel 4.22 menunjukan bahwa secara statistik diperoleh nilai p=0,097 p 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan kejadian Filariasis. Dengan kata lain kejadian Filariasis dipengaruhi oleh sikap responden.

4.5.10 Hubungan Tindakan Responden dengan Kejadian Filariasis

Tindakan responden pada kasus dalam analisa data sebagian besar bersikap kurang baik yaitu sebanyak 15 responden 75 dan yang bersikap baik sebanyak 5 responden 25, Sedangkan pada kelompok kontrol yang bersikap baik yaitu sebanyak 13 responden 65 dan sebanyak 7 responden 35 bersikap kurang baik. Hasil selengkapnya dapat ditampilkan pada tabel 4.23 berikut ini. Tabel 4.23 Hubungan Tindakan Responden dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat Tahun 2012 No Variabel Tindakan Kasus Kontrol Prob Jumlah Jumlah 1. Kurang baik 15 75 7 35 0,026 2. Baik 5 25 13 65 Total 20 100 20 100 Hasil analisis bivariat pada tabel 4.23 menunjukan bahwa secara statistik diperoleh nilai p=0,026 p 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara tindakan responden dengan kejadian Filariasis. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Saluran Pembuangan Air Limbah Dengan Kejadian Filariasis

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok kasus yang mempunyai saluran pembuangan air limbah yaitu sebanyak 13 rumah 65 dan pada kelompok kontrol 6 rumah 30 dengan menggunakan uji chi square diketahui bahwa variabel saluran pembuangan air limbah dinyatakan tidak ada hubungan yang bermakna dengan kejadian filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat dengan nilai p=0,057 p0,05. Hal ini dapat dijelaskan karena saluran pembuangan air limbah yang terdapat pada rumah responden sudah saniter, mengalir dengan baik serta permanen sehingga tidak menjadi media perkembang biakan vektor nyamuk. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Yuniati 2011 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara saluran pembuangan air limbah dengan penyakit yang disebabkan vektor. Menurut Notoatmodjo 2005 yang menyatakan air buangan yang tidak saniter dapat menjadi media perkembang biakan mikroorganisme patogen, larva nyamuk atau serangga yang dapat menjadi media trasmisi penyakit seperti kolera, thypus, disentri, malaria dan demam berdarah. Sarana pembuangan air limbah yang sehat dapat mengalirkan limbah ke tempat penampungan air limbah dengan lancar tanpa mencemari lingkungan dan badan air. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Determinan Daya Saing Ekonomi Kabupaten Batu Bara

1 59 70

ia NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2012

12 174 140

Evaluasi Lahan Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

2 72 89

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Hubungan Karakteristik Penderita dan Sanitasi Rumah serta Lingkungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Pidie

3 97 128

Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Penyakit Filariasis di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005

0 35 181

Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara)

0 39 74

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

5 89 45

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DBD DI KENAGARIAN SALIDO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2013.

0 0 9

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2012

0 0 14