memecahkan makromolekul dari glikoprotein, mukoprotein dan mukopolisakarida yang ditemukan pada plak gigitiruan menjadi unit-unit kecil dan terlepas dari
gigitiruan.
14
Bahan pembersih enzim dilaporkan tidak ada efek samping dan tidak berbahaya. Bahan pembersih enzim mengandung chelating agent ethylene diamine
tetra acetic acid, EDTA
dan campuran enzim papain, lipase, amilase, dan tripsin yang efektif dalam menghilangkan musin, dan deposit berat kalkulus pada gigitiruan.
EDTA merupakan senyawa organik untuk membentuk peracetic acid yang memberikan aksi antibakteri dan antijamur serta memiliki efek antimikroba yang
lebih kuat. Khasiat enzim seperti mutanase dan proteinase pada deposit plak gigitiruan telah dipelajari. Kombinasi proteinase dan mutanase menyebabkan
penurunan yang signifikan dalam jumlah plak gigitiruan dan mengurangi pembentukan plak baru. Enzim proteolitik yaitu Trypsin 5 dan Papain 80 efektif
menghilangkan Candida albicans sebagai penyebab denture stomatitis tidak hanya dari permukaan luar jaringan, tetapi juga dari permukaan bagian dalam gigitiruan.
14
Mundiyani 2008 menyatakan bahwa ada pengaruh pemakaian Polident sebagai bahan pembersih gigitiruan terhadap pertumbuhan Candida albicans pada
resin akrilik polimerisasi panas.
15
Lee dkk. 2011 menyatakan bahwa pemakaian bahan pembersih enzim yaitu Polident dapat menghilangkan debris dan menjadi
prosedur yang efektif untuk mengurangi jumlah Candida albicans.
16
Chittarajan dkk. 2011 dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa bahan pembersih gigitiruan yang
mengandung chelating agent ethylene diamine tetra acetic acid, EDTA
dan campuran enzim papain, lipase, amilase, dan tripsin efektif dalam menghilangkan
musin, dan deposit berat kalkulus pada gigitiruan, serta bersifat antibakteri dan antijamur.
14
2.8 Mekanisme Desinfeksi Mikroorganisme dengan Energi Microwave
Energi microwave adalah suatu gelombang elektromagnetik dengan batas frekuensi antara 300 MHz hingga 300 GHz. Microwave bekerja dengan
memancarkan radiasi gelombang mikro dengan frekuensi 2.450 MHz yang bertujuan
Universitas Sumatera Utara
untuk menghindari adanya gangguan dengan radar dan telekomunikasi. Energi microwave berbeda dengan energi radioaktif karena energi microwave tidak dapat
mengionisasi dan hanya dapat membuat molekul-molekul bergetar, hal ini menyebabkan pergeseran molekul dan terjadinya panas.
7,26,27
Microwave terdiri dari sebuah tabung magnetron yang menghasilkan energi microwave. Energi microwave yang dihasilkan akan dipantulkan oleh lapisan logam
dalam microwave dan diserap oleh bahan-bahan yang mengandung air dan lemak, sehingga molekul-molekul bahan tersebut bergetar dan menghasilkan gesekan yang
menimbulkan panas. Pemanasan selektif oleh energi microwave tergantung pada komposisi kemis sel mikroba dan volume serta komposisi cairan medium di
sekitarnya. Microwave akan menimbulkan panas pada bahan yang mengandung cairan dengan cara menggetarkan molekul yang ada di dalam bahan tersebut. Sel-sel
mengandung struktur molekul air, sehingga sel-sel tersebut rentan terhadap energi microwave. Selain itu, keberadaan medium cairan juga merupakan faktor penting
bagi keberhasilan sterilisasi dengan menggunakan energi microwave. Molekul air yang ada di dalam sel maupun sebagai medium menjadi diploid dan berinteraksi
dengan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh microwave sehingga terjadi tubrukan intermolekuler dan getaran ini menghasilkan panas yang akan
mengakibatkan denaturasi protein dan DNA.
7,27
Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa mikroorganisme dapat dibunuh pada suhu termal yang lebih rendah karena disebabkan interaksi elektromagnetik
dengan molekul sel dan medium cairan di sekitarnya akan menghasilkan efek yang tidak dipengaruhi oleh termal. Penelitian lain mengungkapkan bahwa pemaparan
suspensi bakteri oleh energi microwave dapat mengakibatkan peningkatan kerusakan DNA dan protein sel sehingga mengganggu metabolisme sel dan terjadi kematian
sel.
7,27
Menurut Silva dkk. 2006 pembersihan dengan energi microwave selama 6 menit dengan daya 650 Watt mampu mensterilisasi gigitiruan yang dikontaminasi
dengan Candida albicans dan Streptococcus aureus.
17
Mese dkk. 2007 melaporkan bahwa penggunaan energi microwave 650 Watt selama 5 menit dapat
Universitas Sumatera Utara
dipertimbangkan sebagai metode pembersihan gigitiruan yang simpel dan efektif dalam membunuh Candida albicans.
19
Rohrer dan Bulard 2006 juga melaporkan bahwa penggunaan energi microwave dalam waktu 3 menit dengan daya 720 Watt
mampu mensterilkan gigitiruan yang dikontaminasi dengan empat bakteri aerob dan satu jamur, sedangkan Neppelenbroek dkk. 2008 melaporkan bahwa desinfeksi
gigitiruan menggunakan energi microwave efektif dalam perawatan denture stomaitis.
17,27
Universitas Sumatera Utara
30
2.9 Kerangka Teori Pembuatan Gigitiruan