Karakteristik Makroskopik Karakteristik Mikroskopik Mekanisme Infeksi Candida albicans pada Permukaan Sel

2.4 Candida albicans

Candida albicans adalah spesies Candida yang paling umum ditemukan di dalam rongga mulut. Candida merupakan mikroorganisme pada rongga mulut normal dengan persentasi rata-rata 40. Di dalam rongga mulut spesies Candida albicans berada pada posterior lidah dan tempat lain di rongga mulut seperti mukosa dan permukaan gigi yang ditutupi plak. 15,23 Candida albicans merupakan mikroorganisme oportunistik pada tubuh manusia karena pada keadaan tertentu Candida albicans mampu menyebabkan infeksi dan kerusakan jaringan. Infeksi Candida albicans memberikan gambaran berupa lesi berwarna merah, bengkak dan menimbulkan rasa sakit pada permukaan mukosa rongga mulut, lesi ini dikenal dengan denture stomatitis. Hal ini ditemukan kira-kira 50 pada pasien yang menggunakan gigitiruan. 15

2.4.1 Karakteristik Makroskopik

Spesies Candida berwarna krem lembut dengan bau jamur, tumbuh pada kondisi aerob yang memiliki pH 2,5-2,75, dan temperatur 20-38 o C. Pertumbuhan ini biasanya dideteksi pada 48-72 jam. Kemampuan jamur tumbuh pada 37 o C merupakan karakteristik yang penting untuk mengidentifiksasi Candida sebagai spesies patogen tumbuh dengan cepat pada 25 o C dan 37 o C. 15

2.4.2 Karakteristik Mikroskopik

Pertumbuhan semua spesies jamur secara mikroskopik adalah sama, pada media Sabouraud’s dextrose agar SDA Candida albicans dapat berbentuk blastopor serta dapat bervariasi dari oval sampai memanjang atau sperikal. Karakteristik mikroskopik Candida albicans dimorpis yaitu terjadi perpindahan dari benih blastopor oval sampai hipa pararel. Ukuran untuk blastapor Candida albicans 2,9-7,2 x 2,9-14,4 µm. 15 Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Candida albicans pada media Sabouraud’s dextrose agar

2.4.3 Mekanisme Infeksi Candida albicans pada Permukaan Sel

Tahap pertama dalam proses infeksi ke tubuh hewan atau manusia adalah perlekatan adhesi. Kemampuan melekat pada sel inang merupakan tahap penting dalam kolonisasi dan penyerangan invasi ke sel inang. Bagian pertama dari Candida albicans yang berinteraksi dengan sel inang adalah dinding sel. Perlekatan lapisan dinding sel dengan sel inang terjadi karena mekanisme kombinasi spesifik interaksi antara ligand dan reseptor dan nonspesifik kutub elektrostatik dan ikatan Van der Walls yang kemudian menyebabkan serangan Candida albicans ke berbagai jenis permukaan jaringan. 7 Tahap setelah perlekatan adalah invasi yang ditandai dengan terjadinya perubahan jamur ke bentuk hifa filamen. Perubahan bentuk khamir ke hifa sangat dipengaruhi oleh lingkungan mikro sel inang yang terdeteksi oleh Candida albicans selama proses invasi. Hifa Candida albicans mempunyai kepekaan untuk menempel sehingga membantu dalam proses infiltrasi pada permukaan epitel selama invasi jaringan. Kemampuan untuk merubah morfologi merupakan faktor penting dalam menentukan infeksi dan penyebaran Candida albicans pada jaringan inang. 7 Universitas Sumatera Utara

2.5 Denture Stomatitis