Komposisi Resin Akrilik Polimerisasi Panas Manipulasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas

resin akrilik swapolimerisasi cukup rendah, stabilitas warna yang kurang baik, dan jumlah monomer sisa yang dihasilkan lebih banyak daripada monomer sisa yang dihasilkan oleh resin akrilik polimerisasi panas. 1,2,22

2.3 Resin Akrilik Polimerisasi Panas

2.3.1 Komposisi Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Komposisi resin akrilik polimerisasi panas, yaitu: 1,2,7,22 1. Bubuk - Polimer : butiran atau granul polimetil metakrilat - Inisiator : berupa 0,2 – 0,5 benzoil peroksida - Pigmen pewarna : garam cadmium atau besi, atau pewarna organik - Opacifier : Titanium oksida - Plasticizer : Dibutil phthalate 2. Cairan - Monomer : metil metakrilat - Inhibitor : Hidroquinone - Cross-linking agent : etilen glikol dimetakrilat

2.3.2 Manipulasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-moulding. Selanjutnya lakukan pengadukan polimer dan monomer dengan perbandingan volume 3:1 atau perbandingan berat 2,5:1. Apabila jumlah polimer terlalu banyak, maka tidak semua polimer terbasahi oleh monomer sehingga mengakibatkan resin akrilik bergranul, sedangkan apabila jumlah polimer terlalu sedikit, maka dapat terjadi penyusutan yang besar. 4,7,22 Universitas Sumatera Utara Adonan polimer dan monomer akan melalui empat tahapan, yaitu:, 1,7,22 1 Sandy stage, konsistensi seperti cairan berpasir. Hanya sedikit atau tidak terjadi interaksi tingkat molekuler. 2 Stringy stage, dikarakteristikkan dengan adonan berserat ketika disentuh atau ditarik. Polimer mulai larut dengan monomer. 3 Dough stage, adonan lembut dan tidak lengket pada dinding pot pengaduk resin akrilik. Merupakan tahapan yang tepat untuk memasukkannya ke dalam mold. 4 Rubbery elastic stage, terjadi apabila adonan dibiarkan terlalu lama. Adonan menjadi terlalu kaku seperti karet dan tidak dapat lagi dimasukkan ke dalam mold. Selanjutnya dilakukan mould lining untuk mencegah monomer berpenetrasi ke dalam bahan mold. Proses ini berguna untuk mencegah cairan dari mold masuk ke dalam resin akrilik. Kemudian resin akrilik dimasukkan ke dalam mold. Apabila resin akrilik yang dimasukkan terlalu banyak, maka dapat menyebabkan basis gigitiruan menjadi terlalu tebal dan mengakibatkan malposisi dari anasir gigitiruan. Sementara apabila resin akrilik yang dimasukkan terlalu sedikit, maka dapat menimbulkan porositas pada bagian basis gigitiruan. 22 Resin akrilik yang berlebih dibuang. Lakukan pengepresan kembali sampai tidak ada lagi resin akrilik yang berlebih. Kemudian kuvet dimasukkan ke dalam water bath pada suhu 70 o C selama 90 menit dan ditingkatkan menjadi 100 o C selama 30 menit. Suhu tidak boleh terlalu rendah karena dapat meningkatkan jumlah monomer sisa. Suhu pemanasan juga tidak boleh terlalu tinggi, karena dapat menyebabkan terjadinya internal porositas. 7,21,22 Setelah proses kuring selesai, kuvet dikeluarkan dan dibiarkan sampai mencapai suhu kamar. Kuvet dipisahkan dan resin akrilik dikeluarkan, dilakukan penyelesaian akhir, dan pemolesan. 2,7,21 Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Sifat-Sifat Resin Akrilik Polimerisasi Panas