Analisis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

akan digunakan,khususnya untuk penyelenggaraan ibadha haji dengan pembagian tertentu untuk porsi di tanah suci dan di Indonesia. DAU yang pada awalnya disebut sebagai dana sisa ONH mulai diberlakukan pada 1998 pada masa Tarmizi Taher menjabat sebagai Menteri Agama. DAU disusun atas kerja sama antara Direktorat Pengelolaan Dana Haji Ditlola dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR RI yang membidangi masalah Agama, Sosial dan Pemberdayaan Perempuan. DAU sendiri pada awalnya yang masuk ke rekening pribadi,namun sejak tahun 2006 seluruh dana hasil efisiensi PIH masuk ke rekening baru atas nama Menteri Agama dengan alasan keamanan dan ketransparansian alur penggunaan dan pemasukan dana. Sebagai bentuk pertanggung jawabannya, Ditlola membuat laporan hasil penggunaan DAU sama halnya dengan laporan keuangan untuk PIH,untuk kemudian di audit oleh BPK RI dan disahkan oleh Menteri Agama. 69

D. Analisis

Dari hasil temuan di atas dapat disimpulkan bahwa PIH tahun 2010 dan 2011 masih memiliki masalah-masalah klasik yang terjadi selama proses PIH, diantaranya adalah keterlambatan kedatangan armada pesawat saat embarkasi dan debarkasi, penyediaan katering yang masih belum maksimal, kesehatan jamaah haji yang masih belum optimal serta beberapa masalah lainnya. 69 Wawancara langsung dengan Bapak Abdurrazak Al Fakhir, Kasubbag Tata Usaha Direktorat Pengelolaan Dana Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Republik Indonesia. Hal tersebut bisa saja terus terulang di musim haji berikutnya jika tidak ada kesinergisan antara kinerja pelaksana haji dengan beberapa perusahaan yang terjalin kerja sama maupun dengan jamaah haji itu sendiri, karena beberapa masalah yang tertulis di atas adalah hal-hal yang terjadi akibat kendala teknis pada perusahaan penerbangan, kurangnya pengawasan terhadap penyedia katering, jamaah haji yang masih belumpeka terhadap penyakit yang ada dalam dirinya, tidak maksimalnya penggunaan fasilitas keamanan oleh jamaah dan lainnya. Namun antara tahun 2010 dan 2011, PIH Indonesia secara keseluruhan tidak mengalami peningkatan, namun juga tidak terjadi penurunan kulaitas PIH yang optimal, karena setiap tahunnya ada beberapa aspek yang mengalami perbaikan dalam pelaksanaannya dan ada juga aspek yang masih belum maksimal dalam penanganannya. Pada penelitian ini, penulis dapat mengambil satu garis besar tentang proses evaluasi yang dilakukan oleh Ditjen PHU di bawah naungan Kementerian Agama RI dan dibantu oleh beberapa instansi pemerintahan terkait,dengan menggunakan metode evaluasi studi kasus lapangan, yakni sebuah metode riset pemeriksaan untuk beberapa masalah yang disebut sebagai kasus sebagai bahan acuan evaluasi dengan melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi temuan dan membuat laporan hasil akhirnya untuk dijadikan standar keberhasilan kegiatan berikutnya. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah dalam PIH tahun 2010 dan 2011, dengan melakukan pengawasan penuh dan pengumpulan berbagai masalah yang terjadi selama PIH berlangsung mulai saat pendaftaran hingga pemulangan jamaah haji kembali ke Indonesia. Berdasarkan hasil temuan yang tertulis di atas, penulis dapat menganalisis bahwa semua proses PIH yang dilakukan oleh Ditjen PHU Kemenag RI telah hampir sesuai dengan standar pelaksanaan ibadah haji di tiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, pertama adalah karena Ditjen PHU dibawah naungan Kemenag RI merupakan satu- satunya lembaga yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan ibadah haji reguler. Hal ini membuat Ditjen PHU memberika pelayanan optimal kepada jamaah haji Indonesia sehingga mereka memberikan nilai positif untuk Ditjen PHU selaku pelaksana,walaupun juga Ditjen PHU tidak perlu merasa khawatir akan mengalami penurunan calon jamaah haji di musim haji tahun berikutnya. Kedua adalah karena secara tidak langsung Ditjen PHU merupakan tolak ukur pandangan akan keberhasilan PIH di mata Indonesia dan bahkan manca negara, karena rakyat Indonesia akan memberikan apresiasi tinggi kepada instansi pemerintahan ini atas terselenggaranya ibadah haji dengan baik tanpa menyisakan banyak kasus dan keberhasilan Ditjen PHU dalam melaksanakan ibadah haji reguler diharapkan bisa menjadi contoh positif bagi negara lain dalam mengelola dan menangani masalah keagamaan sepeti ibadah haji untuk memberikan yang terbaik kepada negara dan rakyatnya. Keberhasilan tersebut terlihat dari beberapa aspek, seperti tingkat kematian yang terbilang relatif dimana kematian tersebut merupakan bukan kesalahan dari pihak pelaksana,melainkan memang kesehatan jamaah haji yang sudah tidak terlalu memungkinkan untuk melakukan sebuah kegiatan akbar. Kemudian juga disebutkan bahwa banyaknya peningkatan kualitas akomodasi dan transportasi yang memberikan kepuasan lebih bagi jamaah haji Indonesia baik sebelum maupun selama proses PIH hingga pemulangan berlangsung. Lalu ditemukannya kesalahan mengenai katering jamaah yang tidak layak atau basi,hal terssebut sudah disebutkan di atas bahwa bukan akibat dari kelalaian pihak penyelenggara ataupun pihak petugas penyedia katering,melainkan kesalahan tersebut disebabkan oleh kurangnya informasi yang dipahami oleh jamaah haji Indonesia. Dan juga terbentuknya personil keamanan wanita untuk memberikan keamanan jiwa dan raga bagi jamaah haji Indonesia yang wanita selama proses PIH berlangsung. Selain beberapa penanganan kasus haji di atas,terkait DAU adalah bahwa DAU sudah mulai masuk ke rekening pemerintah,yakni atas nama Menteri Agama agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan keterbukaannya informasi keuangan kepada publik. 70 Hal terakhir adalah masyarakat Indonesia harus selalu memberikan pandangan atau sikap positif terkait upaya penanganan beberapa kasus dalam PIH Indonesia, adalah yang pertama harus menghargai kinerja 70 Wawancara langsung dengan Bapak Abdurrazak Al Fakhir, Kasubbag Tata Usaha Direktorat Pengelolaan Dana Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Republik Indonesia. instansi pelaksana,dalam hal ini adalah Ditjen PHU dan instansi pemerintahan lainnya dalam menangani dan memperbaiki PIH Indonesia untuk menciptakan PIH yang ideal di tahun-tahun berikutnya. Yang kedua adalah menanamkan sikap percaya terhadap instansi pemerintahan dalam mengawasi dan mengukur tingkat keberhasilan sebuah kegiatan yang dijalankan oleh instansi pemerintahan,ditengah maraknya krisis kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah saat ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis,penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan haji di tahun 2010 dan 2011 berlangsung dengan cukup baik dengan beberapa hal yang klasik atau sudah biasa terjadi dalam PIH dari tahun ke tahun, termasuk dalam pelayanan selama di tanah air yang juga memberikan kepuasan bagi calon jamaah haji Indonesia. Namun PIH tahun 2010 dan 2011 juga masih tak lepas dari berbagai kendala teknis seperti penerbangan yang masih banyak terlambat, katering yang tidak layak, tingkat keamanan yang masih belum baik dan armada bus selama di tanah suci yang masih kurang. Namun Ditjen PHU telah melakukan penanganan secara langsung untuk hal yang bersifat teknis dan juga telah menyempurnakan beberapa rencana kegiatan ibadah haji untuk musim haji di tahun 2012 ini seperti yang telah disebutkan dalam pembahasan penelitian. Dan menyempurnakan setiap kekurangan dalam proses PIH untuk dibuat standar PIH yang baru yang lebih ideal. Penggunaan DAU dan penentuan BPIH yang sudah dioptimalkan, sehingga menciptakan keterbukaan atau transparansi PIH selama berlangsung. Juga telah memberikan kejelasan terkait semua hal tentang DAU, mulai dari penyimpanan hingga pengeluarannya.