koordinator peliputan di Kantor Misi Haji Indonesia, Daerah Kerja Daker Jeddah, Daker Makkah dan Daker Madinah. Sistem kerja MCH adalah
mengumpulkan hasil liputan dari berbagai unsur media cetak maupun elektronik untuk kemudian diunggah kepada editor melalui situs
http:haji.kemenag.go.id sehingga laporan bersifat orisinil.
64
Untuk bentuk penanganan dari berbagai macam kendala dalam aspek- aspek yang ada dalam PIH, Ditjen PHU sendiri sebenarnya telah
menetapkan standar pelaksanaan ibadah haji ideal yang berbeda di setiap tahunnya tergantung dari hasil temuan selama proses PIH di tahun
sebelumnya.
1. Sosialisasi Pendaftaran
Pada tahun 2010 dan 2011, sosialisai pendaftaran masih terjadi hal- hal klasik seperti masih adanya sedikitnya orang-orang yang masih belum
mengerti alur pendaftaran haji. Untuk itu pemerintah dari tahun ke tahun terus dengan gencar menguatkan sosialisasi pendaftaran melalui
pemerintah atau pejabat daerah dari yang terendah sampai yang tertinggi. Terkait alur pendaftaran haji yang sedikitnya masih belum dipahami oleh
masyarakat awam. Pada prakteknya, Ditjen PHU membuka secara sukarela layanan pertanyaan berbagai hal terkait pendaftaran haji dan juga telah
mensosialisasikan alur pendaftaran yang benar kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia melalui lembaga pemerintahan seperti Kantor
Urusan Agama KUA dan melalui lembaga-lembaga non-formal atau
64
Rencana Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1432 H 2011 M oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama RI, 2011
swasta seperti majelis- majelis ta’lim dan KBIH atau travel setempat yang
tentunya telah memiliki kemampuan untuk mengelola pelaksanaan ibadah haji. Dengan adanya sistem grass root dalam sosialisasi pendaftaran,maka
sudah pasti informasi tersebut sampai hingga pelosok-pelosok negeri, kecuali memang ketidaktahuan datang dari calon jamaah haji tersebut,
yang enggan untuk mencari informasi mengenai alur pendaftaran yang benar.
Pada tahun 2011 juga, yang menjadi salah satu hambatan adalah kurang terkendalinya jumlah jamaah haji khusus, untuk itu evaluasi yang
dilakukan pada tahun 2011 untuk di tahun 2012 adalah dengan pemerintah melakukan penekanan jumlah jamaah haji khusus agar tidak terlalu
menyerap lebih dari kuota yang telah ditetapkan.
2. Pemberangkatan Embarkasi dan Transportasi Darat Armada Bis
Pada tahun 2010 yang menjadi kendala dalam pemberangkatan adalah hal yang sama pada setiap tahunnya, yakni keterlambatan
kedatangan armada pesawat di bandara. Namun yang menjadi kendala dalam transportasi darat adalah bukan pada armada bus, melainkan pada
banyaknya jumlah jamaah haji yang ada di tanah suci dari berbagai negara, sehingga menyebabkan arus jalan menjadi sedikit terhambat. Akan tetapi
hal tersebut adalah hal yang tidak bisa di cegah oleh pemerintah Indonesia, karena hak untuk menunaikan ibadah haji adalah hak dan kewajiban bagi
setiap Muslim yang sudah mampu, sehingga hal-hal terkait perjalanan lokal tidak bisa diprediksikan dengan tepat.
Pada tahun 2011, pemberangkatan embarkasi yang masih banyak keterlambatan delay. Untuk tahun 2012 ini pemerintah masih
menggunakan jasa penerbangan dari Garuda Airlines dan Saudi Arabia Airlines sama seperti pada musim haji tahun sebelumnya untuk
mengangkut jamaah haji Indonesia. Pada prakteknya pemerintah telah memesan armada yang layak dan nyaman, namun keterlambatan terjadi
bukan pada
koordinasi pemerintah
dengan maskapai
penerbangan,melainkan terjadi akibat kendala teknis selama pra- pemberangkatan seperti penuhnya landasan untuk parkir pesawat sehingga
pesawat lain harus menunggu pesawat yang ada untuk berangkat terlebih dahulu. Keterlambatan armada pesawat itu tentu ada konsekuensinya pada
maskapai terkait karena sebelumnya sudah ada kesepakatan antara pelaksana ibadah haji, yakni Ditjen PHU dengan maskapai yang digunakan
untuk embarkasi dan debarkasi. Konsekuensinya adalah jika armada pesawat terlambat datang lebih dari 4 jam,maka pihak maskapai
diharuskan menyediakan konsumsi untuk jamaah yang terlantar. Bahkan jika lewat dari 6 jam bisa kemungkinan pihak maskapai harus
menyediakan penginapan hotel untuk jamaah haji dan untuk kemudian diberangkatkan setelahnya.
65
Masih tentang transportasi,selama teknis PIH berlangsung masih sering terjadi jamaah haji Indonesia yang kekurangan fasilitas armada bus
yang mengantar jamaah haji Indonesia yang tinggal kurang lebih 2 KM
65
Wawancara langsung dengan Bapak Abdul Muhyi, Kasubbag Tata Usaha Pelayanan Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Republik
Indonesia.
dari masjidil haram,untuk penanganannya pada musim haji tahun 2012 ini pihak penyelenggara telah menambah jumlah armada bus sesuai
kebutuhan,dan jumlahnya akan terus berubah setiap tahunnya tergantung pada jumlah jamaah haji Indonesia. Penyewaan armada bus yang
dilakukan di tanah suci ini dilakukan dengan alasan untuk menghemat biaya dengan membagi jumlah armada bus yang akan disewa sesuai
dengan jamaah yang ada, sehingga tidak mengalami kelebihan armada.
3. Keamanan dan Perlindungan Jamaah Haji