Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Nashir As- Sa’di yang merupakan Syaikh pertamanya. Beliau adalah muridnya yang paling menonjol. Saat Syaikh Al- ‘Utsaimȋn meneruskan pendidikan formalnya di Riyadh, beliau mempresentasikan Shahih Al-Bukhari di hadapan Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan beberapa risalah Ibnu Taimiyah, serta beberapa kitab fiqih. Ketika Syaikh Abdurrahman bin As- Sa’di meningggal dunia, Syaikh Al- ‘Utsaimȋn dipercaya menggantikannya menjadi imam tetap masjid agung di Unaizah, di samping kegiatan mengajarnya di Ma’had Ilmi. Kemudian beliau pindahuntuk mengajar di dua faku ltas, yakni Syari’ah dan Ushul ad-Dȋn, yang merupakan cabang Universtas Islam Imam Muhammad bin Su’ud di Qashim, dan juga sebagai anggta dewan ulama besar di Kerajaan Saudi sampai akhir hayatnya. Syaikh-syaikh beliau diantaranya adalah Syaikh Muhammad Al-Amin bin Mukhtar Al-Jakni Asy- Syinqithi, Syaikh ‘Ali bin Muhammad Ash-Shalihi, dan Syaikh Muh ammad bin ‘Abdul ‘Aziz al-Muththawwi’.

3. Murid-muridnya

Syaikh Al- ‘Utsaimȋn sangat memperhatikan keadaan murid-muridnya. Murid-murid yang datang kepadanya berasal dari berbagai penjuru dunia karena kepercayaan mereka kepada kekuatan ilmunya, keterampilannya dalam mengajar serta kesih sayangnya terhadap para muridnya, seakan-akan mereka adalah anak- anaknya sendiri. Perhatiannya terhadap murid-muridnya di antaranya, beliau menyediakan tempat tinggal bagi mereka yang dilengkapi dengan ruang makan, perpustakaan yang kaya dengan buku-buku dan beberapa manuskrip perpustakaan nasional. Beliau juga memantau perkembangan nilai pendidikan mereka, menasehati mereka untuk ta’at kepada wali amr penguasa dalam keta’atan kepada Allah subh ȃnahu wa ta‟ȃlȃ. Beliau sendiri sangat tegas terhadap syari‟at Allah, menegakkan syiar-syiar Allah, memerintahkan yang ma‟ruf dan melarang yang munkar. 2 2 Ibid,. h. xiv-xv.

4. Akhlaqnya

Syaikh ‘Utsaimin merupakan gambaran hidup seorang „ lim, ahli ibadah dan peneladan akhlak Rasulullah shallallȃhu „alaihi wa sallam, akhlak beliau adalah apa yang terkandung dalam al- Qur’an. Syaikh ‘Utsaimin juga dikenal sangat toleran, santun dan tenang. Orang-orang selalu berkumpul dimana saja dia berada. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan dan juga permohonan bantuan, sementara beliau mendengarkan setiap orang dengan penuh perhatian, seakan- akan beliaulah yang khusus mengurus dan membantu mereka. Beliau selalu berusaha membiasakan diri untuk bersabar dan menahan amarah demi mengikuti jejak teladan Nabi Muhammad shallallȃhu „alaihi wa sallam. 3

5. Mazhab Keilmuan

Syaikh Utsaimȋn selalu mengikuti dalil dalam setiap pembahasannya. Hal ini nampak terlihat dalam syarahnya “Asy-Syarh Ul-mumti‟ „Ala Zȃdil Mustaqni”. Sekalipun banyak dari masalah yang dikuatkannya sesuai dengan apa yang dipegang oleh “Syaikh Al-Islȃm” dan muridnya. Akan tetapi, terkadang dia menyalahi mereka, berdasarkan dalil. Ada sebuah perkataannya yang lebih berharga dari pada emas, yaitu “temukan dalil sebelum kamu berkeyakinan dan jangan berkeyakinan sebelum kamu menemukan dalil. Jika tidak maka kau pasti akan celaka”. 4

6. Metode pengajaran

Syaikh Utsaimȋn lebih memfokuskan metode pengajarannya pada penghafalan matan dan meminta para murid untuk menghafalkannya dan meneruskannya dengan penjelasan dan dengan disertai penelitian masalah di setiap pelajaran, kemudian menjelaskan mana yang terkuat dari perkataan para ulama tanpa ada kecenderungan mengikuti hawa nafsu. Dan juga senang dengan 3 Ibid,. h.xv. 4 Ibid,. h.xv.