24
jangan gunakan insektisida tersebut. Selain itu, perlu penggantian insektisida yang digunakan dalam jangka waktu tertentu dengan insektisida yang memiliki organ
target berbeda untuk menghindari terjadinya resistensi Kemenkes, 2012.
2.1.2.5. Waktu Penyemprotan Indoor Residual Spray IRS
Waktu penyemprotan yang baik adalah sebelum puncak kasus terjadi. Menurut WHO 2006, untuk mendapatkan keefektifan Indoor Residual Spray
IRS yang tinggi sangat krusial dalam penentuan waktu penyemprotan sebelum puncak kasus. Phiri 2013 melaporkan bahwa Indoor Residual Spray IRS yang
dilakukan di Zimbia dilakukan dengan manajemen yang buruk diantaranya penyemprotan yang dilakukan ketika musim hujan sudah berlangsung dimana
breading place nyamuk Anopheles semakin banyak dan puncak kasus sedang berlangsung. Hal tersebut menyebabkan efektifitas Indoor Residual Spray IRS
yang dilakukan di Zimbia menjadi kurang efektif.
2.1.2.6. Cakupan Penyemprotan Indoor Residual Spray IRS
Penyemprotan Indoor Residual Spray IRS dilakukan pada semua ruangan di rumah populasi yang berisiko tinggi terhadap malaria. Cakupan
minimal penyemprotan dianggap baik adalah 80 dari populasi rumah maupun luas permukaan rumah yang menjadi target program WHO, 2013.
Menurut Kemenkes 2012, terdapat tiga parameter terkait cakupan permukaan pelaksanaan Indoor Residual Spray IRS yaitu:
2.1.2.6.1. Komplit
Bila permukaan dinding rumah yang seharusnya disemprot dapat disemprot dengan baik lebih dari 90 dari total dinding rumah tersebut. Selain itu
25
juga bila permukaan dinding kamar tidur dan ruangan depan disemprot komplit tetapi ruangan lain tidak disemprot komplit juga dapat dikatakan komplit.
2.1.2.6.2. Sebagian
Bila luas permukaan dinding yang disemprot dengan baik berkisar antara 10-90 dari seluruh permukaan dinding yang seharusnya disemprot komplit.
2.1.2.6.3. Tidak disemprot
Bila permukaan dinding tidak disemprot atau disemprot namun cakupannya kurang dari 10 maka termasuk kategori tidak disemprot.
2.1.2.7. Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Melakukan Indoor Residual
Spray IRS
Kegiatan penyemprotan rumah dengan Indoor Residual Spray IRS yang baik harus memenuhi beberapa faktor berikut:
1. Cakupan bangunan yang disemprot
2. Cakupan permukaan
3. Pemenuhan dosis
4. Tepat waktu dan keteraturan
5. Dilakukan pada situasi KLB Kemenkes, 2012.
Pengendalian malaria dengan Indoor Residual Spray IRS harus benar- benar sesuai dengan panduan aplikasi yang telah ditentukan. Penentuan waktu
penyemprotan, pemilihan insektisida yang digunakan dan dosis yang diberikan juga harus tepat agar tidak menimbulkan resistensi terhadap vektor malaria
Kemenkes, 2012.
26
Pemetaan menggunakan Sistem Informasi Geografis SIG terhadap wilayah yang dilakukan Indoor Residual Spray IRS dalam pengendalian malaria
penting dilakukan untuk memberikan gambaran hasil dari kegiatan tersebut. Menurut Keiser et al 2003 dalam Setyawan 2014, mengatakan bahwa SIG
dalam kesehatan masyarakat dapat digunakan untuk menilai risiko dan ancaman kesehatan dalam masyarakat, mengetahui distribusi penyakit dan investigasi
wabah, dapat digunakan untuk perencanaan dan implementasi sebuah program kesehatan, bahkan dapat digunakan untuk melakukan evaluasi dan pengawasan
terhadap program kesehatan yang telah dilakukan. Sehingga pendekatan secara geografis menggunakan SIG dapat membantu dalam pengambilan kebijakan
berikutnya berdasarkan gambaran hasil kegiatan Indoor Residual Spray IRS yang telah dilakukan.
2.1.3. Sistem Informasi Geografis SIG
SIG dalam bidang kesehatan digunakan untuk membantu kegiatan surveilans, selain itu juga dapat digunakan sebagai kewaspadaan dini terhadap
penyakit menular dan pengambilan kebijakan Sunaryo, 2010.
2.1.3.1. Pengertian
SIG adalah sistem komputer untuk memasukan capturing, menyimpan storerecords, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan data yang berhubungan dengan posisinya di permukaan bumi. Pendekatan keruangan menggunakan SIG sangat bermanfaat karena kejadian
penyakit menular akan berkaitan dengan kondisi wilayah. Salah satu penyakit