Agen Malaria Gejala Malaria

12

2.1.1.2. Epidemiologi Malaria

Malaria ditemukan mulai dari bagian dunia yang berada pada 64 Lintang Utara yaitua di Archangel, Rusia sampai 32 Lintang Selatan pada Cordoba di Argentina Gandahusada dkk, 2000:172. Kabupaten Purworejo merupakan Kabupaten yang berada pada 7 32’ Lintang Selatan sampai 7 54’ Lintang Selatan sehingga termasuk dalam rentang wilayah dengan kasus malaria. Menurut Shinta Sukowati dalam Murhandarwati dkk 2015, vektor malaria yang ditemukan di Kabupaten Purworejo diantanya Anopheles sundiacus, Anopheles barbirostris, Anopheles annularis, Anopheles minimus, Anopheles kochi, Anopheles aconitus, Anopheles tessellatus, Anopheles vagus, Anopheles subpictus, Anopheles indenfinitus, Anopheles maculatus, Anopheles flavirostris, Anopheles balabacensis, dan Anopheles barbumbrostis. Namun dari semua spesies tersebut, yang dapat menularkan malaria hanya spesies Anopheles aconitus, Anopheles maculatus, Anopheles balabacensis, Anopheles vagus dan Anopheles barbirostris. Malaria yang paling sering terjadi di Purworejo adalah malaria falsifarum kemudian diikuti oleh malaria vivax Dinkes Purworejo, 2015.

2.1.1.3. Agen Malaria

Terdapat lima macam agen penyebab malaria, namun yang paling sering ditemukan di Indonesia yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, dan Plasmodium malariae, sedangkan pada tahun 2010 dilaporkan adanya malaria knowlesi yang disebabkan oleh Plasmodium knowlesi yang sampai saat ini masih dalam taraf penelitian Kemenkes, 2014. 13 Plasmodium sp. memiliki dua host dalam siklus hidupnya, yaitu pada manusia dan nyamuk Anopheles sp. Bila nyamuk Anopheles betina yang mengandung sporozoit didalam kelenjar ludahnya menggigit manusia, maka sporozoit tersebut segera masuk kedalam peredaran darah kemudian beredar menuju hati. Di dalam hati, sporozoit berubah menjadi trofozoit dan berkembangbiak. Proses ini disebut skizogoni, skizon ini kemudian matang dan pecah menjadi merozoit. Merozoit ini kemudian keluar dari hati dan menginfeksi sel darah merah, namun pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale sebagian ada yang menetap di hati namun tidak aktif sehingga dapat menyebabkan relaps pada waktu tertetu. Di dalam sel darah merah juga terjadi fase trofozoid, skizon, dan merozoid yang kemudian masuk pada fase berikutnya yaitu berubah menjadi sel gamet jantan atau mikrogamet dan sel gamet betina atau makrogamet Sutanto dkk, 2008: 189-192. Apabila pada fase tersebut tergigit oleh nyamuk Anopheles, maka siklus hidup Plasmodium akan berlanjut di dalam tubuh nyamuk yang dikenal dengan siklus sporogoni. Di dalam perut nyamuk, mikrogamet akan membuahi makrogamet yang kemudian dihasilkan zigot. Zigot berkembang memanjang dan dapat bergerak yang disebut dengan ookinet. Ookinet berubah menjadi ookista yang menembus dinding lambung nyamuk. Ookista berkembang sampai matang kemudian pecah menghasilkan ribuan sporozoid yang bergerak menuju kelenjar ludah nyamuk Weekley dan D. Scott, 2013. 14

2.1.1.4. Vektor Malaria

2.1.1.4.1. Morfologi

Nyamuk Anopheles memiliki palpus yang panjangnya sama dengan probosis. Membentuk sudut 45 ketika hinggap dan memiliki rambut berwarna coklat tua sampai kehitaman. Nyamuk Anopheles meletakan telurnya satu per satu pada permukaan air. Bentuk telur Anopheles seperti perahu yang bagian bawahnya konveks, dan bagian atasnya konkaf, pada bagian samping telur terdapat sepasang pelampung Rios dan C.Roxanne, 2015. Larva mengapung sejajar dengan permukaan air karena memiliki sifon yang pendek. Bagian-bagian tubuh pada larva Anopheles berbentu khas yaitu terdapat spirakel pada bagian posterior abdomen, tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen dan sepasang bulu palma pada bagian lateral abdomen. Pupa Anopheles memiliki tabung pernafasan respiratory trumpet untuk mengambil oksigen dari udara. Respiratory trumpet memiliki bentuk yang lebar dan pendek Sutanto dkk, 2008: 254.

2.1.1.4.2. Siklus Hidup

Nyamuk Anopheles memiliki empat stadium seperti nyamuk yang lain yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk betina dewasa menghisap darah manusia dan binatang untuk pematangan telur. Telur yang diletakan awalnya berwarna putih namun setelah 1-2 jam berubah menjadi hitam. Setelah 2- 3 hari telur akan menetas menjadi larva. Stadium larva terdiri dari empat substadium yang berlangsung selama 5-7 hari. Setelah itu memasuki stadium pupa 15 yang berlangsung selama 2-7 hari kemudian berubah menjadi nyamuk dewasa Sutanto dkk, 2008: 252; Pujari, 2015. Gambar 2.1 Siklus hidup nyamuk Anopheles sp. Sumber: Pujari, 2015

2.1.1.5. Bionomik Nyamuk Anopheles sp.

Bionomik nyamuk Anopheles yaitu meliputi perilaku menggigit, istirahat, dan berkembangbiak .

2.1.1.5.1 Perilaku Menggigit

Nyamuk yang sering menghisap darah hanyalah nyamuk Anopheles betina. Nyamuk Anopheles menggigit di waktu malam hari namun memiliki waktu puncak menggigit pada pukul 24.00-01.00 Mandagi, 2011. Beberapa nyamuk Anopheles seperti Anopheles barbirostris, Anopheles subpictus, dan Anopheles flavirostris lebih menyukai menggigit manusia dan dapat ditemukan di dalam rumah, namun lebih sering menggigit di luar rumah Jastal, 2007. 16

2.1.1.5.2 Perilaku Istirahat

Nyamuk Anopheles lebih suka hinggap di batang tumbahan air, tumbuhan padi di sawah, semak belukar, kebun campur, rumput, pekarangan dan hutan Yudhastuti, 2008. Tempat istirahat yang disukai nyamuk Anopheles sp. Siang hari merupakan tempat yang lembab dan terlindungi dari sinar matahari. Beberapa nyamuk Anopheles yang menyukai tempat istirahat setelah menggigit pada tembok rumah seperti Anopheles aconitus, Anopheles vagus, Anopheles teseliatus dan Anopheles barbirostris atau istirahat didekat kandang seperti Anopheles vagus dan Anpheles aconitus Sopi dan Eka, 2015.

2.1.1.5.3 Perilaku Berkembang Biak

Tempat berkembang biak nyamuk Anopheles berada di daerah sawah bertingkat dengan sumber air dari mata air dan air hujan Hakim dan Mara, 2007. Sehingga, tempat perkembang biakan nyamuk Anopheles juga dapat ditemukan di daerah rawa-rawa, selokan, sungai, genangan air di kebun salak dan genangan air pada bekas jalan gerobak Boewono dan Ristiyanto, 2005.

2.1.1.6. Gejala Malaria

Masa inkubasi malaria tergantung pada Plasmodium yang menginfeksi. Malaria vivax memiliki masa inkubasi selama 14 hari, malaria tropika falsifarum mengalami inkubasi 12 hari, malaria kuartanamalariae memiliki masa inkubasi selama 30 hari dan malaria ovale bermasa inkubasi selama 11-16 hari Sandjaja, 2007: 202. Gajala demam lebih dari 38 C biasanya terjadi pada penderita malaria, namun pada permulaan peyakit demam belum bersifat periodik. Demam bisa 17 terjadi secara terus menerus sehingga tidak khas. Demam dapat disertai gejala lain seperti menggigil, lemas, sakit kepala, sakit otot, batuk dan gastrointestinal seperti mual, muntah dan diare. Setelah 1-2 minggu serangan demam yang disertai gejala lain akan diselingi periode bebas penyakit. Berikutnya demam akan berlangsung secara periodik yang khas Sutanto dkk, 2008: 195.

2.1.1.7. Diagnosis Malaria