diberikan ke peserta didik pada kegiatan pembelajaran; c kepemimpinan kelompok diperankan oleh warga belajar; d pendidik bertindak selaku
fasilitator; e proses kegiatan belajar mengajar berlangsung secara demokratis; f adanya kesatuan pandangan dan langkah dalam mencapai
tujuan; g metode dan teknik pembelajaran yang dapat menimbulkan rasa percaya diri pada diri warga belajar dan h bertujuan akhir untuk
meningkatkan status sosial, ekonomi dan politik warga belajar dalam masyarakat.
2.3.3 Pembelajaran Orang Dewasa
Pembelajaran orang dewasa Andragogi mempunyai kaitan dengan program pembelajaran magang, maka kajian kajian pendidikan orang dewasa
diperlukan di dalam penelitian ini. Andragogi dimaknai sama dengan pendidikan orang dewasa, dan digunakan untuk membedakan antara
pendidikan orang dewasa dengan pendidikan anak-anak. Andragogi merupakan teknologi pembelajaran untuk melibatkan peserta didik dalam
proses pendidikan dan pembelajaran. Knowles mendefinisikan andragogi sebagai ilmu dan seni membantu
orang dewasa belajar, berbeda dengan pedagogi sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak. Asumsi yang mendasari andragogi adalah bahwa
partisipan orang dewasa memiliki kebutuhan psikologis yang bukan saja menjadi indibidu swa-arah self-directing, melainkan juga kebutuhan untuk
diterima oleh orang lain sebagai individu yang mampu mengarahkan dirinya sendiri self-directing. Oleh karena itu pendidik di dalam menyelenggarakan
pembelajaran hendaknya tidak memaksakan kehendak atau pandangannya kepada
partisipan orang
dewasa, sebaliknya
pendidik hendaknya
menempatkan tanggung jawab belajar di tangan partisipan itu sendiri Rifa’i 2009: 19-20.
Menurut Achmad Rifa’i 2009: 32 ada beberapa prinsip pembelajaran orang dewasa yang perlu dipahami:
1. Orang dewasa atau partisipan mempelajari sesuatu karena adanya
kebutuhan atau masalah. 2.
Orang dewasa atau atau partisipan mempelajari cara-cara belajar learning how to learn adalah lebih penting dibandingkan dengan
perolehan pengetahuan. 3.
Evaluasi diri self-evaluation merupakan tindakan paling bermakna bagi aktivitas belajar.
4. Perasaan adalah penting di dalam proses belajar, dan belajar tentang
cara-cara merasakan sesuatu learning how to feel adalah penting sebagaimana belajar tentang cara-cara memikirkan sesuatu learning
how to think. 5.
Belajar akan terjadi apabila orang dewasa atau partisipan berada di dalam suasana saling menghormati, menghargai, dan mendukung.
2.4 Magang