13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Nonformal
2.1.1 Pengertian Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan yang dilaksanakan diluar sistem persekolahan pada pemberian layanan pendidikan kepada
kelompok masyarakat. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 12 yaitu
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Lebih jelas diungkapkan dalam
pasal 26 ayat 2 dan 3 sebagai berikut: Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditunjukkan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik. Napitulu menyatakan bahwa pendidikan nonformal merupakan setiap
usaha layanan pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem sekolah, berlangsung seumur hidup, dijala
nkan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang bertujuan untuk mengaktualisasikan potensi manusia
seutuhnya yang gemar belajar-mengajar dan mampu meningkatkan taraf hidupnya Sutarto, 2007: 9-10.
Sasaran program pendidikan nonformal mencakup bayi, anak usia dini, remaja, pemuda, orang dewasa dan orang tua. Evans menyatakan bahwa:
“Non-formal out of school education is any non-school learning where both the source and the learner have conscious intent to promote learning”
Pengertian ini mengindikasikan bahwa pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah merupakan aktivitas belajar yang berlangsung di luar sistem
persekolahan, sumber belajar maupun warga belajar memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan belajar Sutarto, 2007: 10.
Pendidikan nonformal berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta didik dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh
dalam pendidikan sekolah. Isi program didasarkan atas kebutuhan peserta didik. Program dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan dan bekerja
sama dengan masyarakat, dalam upaya untuk memperoleh lapangan pekerjaan dan untuk meningkatkan ketrampilan atau potensi yang ada dalam
diri seseorang. 2.1.2
Karakteristik Pendidikan Nonformal
Beberapa ciri utama mengenai kegiatan pendidikan nonformal diantaranya adalah sebagai berikut Sutarto, 2007: 13:
a. Program kegiatannya disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan
peserta didik yang sifatnya mendesak dan memerlukan pemecahan yang sesegera mungkin.
b. Materi pelajarannya bersifat pratis pragmatis dengan maksud agar segera
dapat dimanfaatkan dalam menunjang kehidupan atau pekerjaan sehari- hari.
c. Waktu belajarnya singkat dalam arti dapat diselesaikan dengan cepat.
d. Tidak banyak menelan banyak biaya, dalam arti kegiatan itu bisa
dilaksanakan dengan biaya murah namun besar faedahnya. e.
Tidak mengutamakan kridensial dalam bentuk ijazah ataupun sertifikat, yang lebih penting adalah bisa diperolehnya peningkatan dalam
pengetahuan dan keterampilan. f.
Dalam pendidikan nonformal ini masalah usia peserta didik tidak begitu dipersoalkan, demikian pula dengan jenis kelaminnya.
g. Juga tidak mengenal kelas atau tingkatan secara kronologis, kalaupun ada
penjenjangan tidak seketat seperti dalam pendidikan formal. h.
Seperti dalam pendidikan formal, program kegiatannya dilaksanakan secara berencana, teratur dan sengaja namun penyelenggaraannya lebih
luwes dengan mempertimbangkan kesempatan peserta didik. i.
Terjadi suasana belajar yang saling belajar dan saling membelajarkan diantara peserta didik.
j. Tujuan pembelajarannya dirancang dan diarahkan pada upaya untuk
memperoleh lapangan kerja dalam usaha meningkatkan pendapatan dan taraf hidup.
k. Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta
didik dan ligkungannya.
l. Pada umumnya kegiatan pendidikan nonformal tidak terlalu banyak
menuntut tersedianya prasarana dan sarana belajar yang komplitlengkap, dimanapun dan dengan peralaatan yang sederhana sekalipun program ini
sudah dapat dilaksanakan. m.
Pendidikan nonformal dilaksanakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah danatau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
n. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.
o. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. p.
Sedangkan satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,
majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis. Di Indonesia seluruh kegiatan dan program pendidikan nonformal ini
lebih banyak dikenal dengan istilah Pendidikan Luar Sekolah PLS yang merupakan terjemahan dari out of school education sebagai bentuk kegiatan
dan program pendidikan di luar sistem pendidikan formal sekolah yang
coraknya vokasional dan diperuntukkan bagi para pemuda, menyiapkan mereka untuk bisa hidup dan memperoleh pekerjaan.
2.1.3 Tujuan dan Fungsi