53
4 Tahap Operasional Formal 7-11 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu
berpikir abstrak, idealis, dan logis. Pemikiran operasional formal tampak lebih jelas dalam pemecahan problem verbal. Pemikiran ini bisa menjadi fantasi,
sehingga mereka seringkali menunjukkan keinginan untuk segera mewujudkan cita-citanya.
Menurut Piaget dalam Hidayati, 2008: 1-29, usia siswa SD 7-12 tahun berada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu, guru harus mampu
merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan sajian
harus dibuat menarik bagi siswa. Hal ini dilakukan karena perhatian anak pada tingkat usia tersebut masih mudah beralih, artinya dalam jangka waktu tertentu
perhatian anak dapat tertarik pada banyak hal, tetapi pada waktu tertentu pula perhatian anak berpindah-pindah.
2.1.6 Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil belajar
Hasil belajar merupakan suatu pencapaian yang diperoleh siswa dalam proses belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil
belajar yang diperoleh siswa, maka diperlukan pengukuran dan penilaian hasil belajar tersebut. Menurut Suryabrata dalam Ghufron, 2014:10, pengukuran
tersebut mencakup segala cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar yang dapat dikuantifikasikan.
54
Peningkatan hasil belajar siswa dapat ditentukan beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal di antaranya adalah
bagaimana lingkungan belajar dipersiapkan dan fasilitas-fasilitas diberdayakan, sedangkan aspek internal meliputi aspek perkembangan anak dan keunikan per-
sonal individu anak. Setiap siswa memiliki keunikan tersendiri dan antara siswa satu dengan
yang lainnya memiliki pengalaman hidup yang berbeda. Dalam kegiatan belajar, siswa memiliki cara yang berbeda-beda dalam memperoleh suatu informasi. Cara
siswa dalam menyerap informasi tersebutlah yang dinamakan gaya belajar. Marton dkk. dalam Ghufron, 2014: 12 berpendapat bahwa kemampuan
seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya belajar orang lain dalam lingkungannya akan meningkatkan efektivitasnya dalam belajar. Gaya
belajar mempunyai peran penting dalam pendidikan. Gaya belajar mempunyai peran penting dalam bidang pendidikan. Berdasarkan hasil dari beberapa riset
belajar, Marton dalam Ghufron, 2014: 12 dengan mengukuhkan suatu kesimpulan tentang hubungan konsep belajar individu sebagai salah satu usaha
yang dilakukan individu untuk belajar, dan hasil usaha individu untuk belajar. Keberadaan dari hubungan tersebut secara spesifik berupa gaya belajar dan
pengukuran hasil belajar. Siswa yang dapat memahami gaya belajarnya dan menerapkan gaya belajar
yang dimilikinya, maka hasil belajar yang diperoleh akan baik, namun jika siswa tersebut belajar tidak sesuai gaya belajarnya, maka hasil belajar yang diperoleh
akan kurang baik.
55
2.2 KAJIAN EMPIRIS